Sekarang.
Jam yang berbentuk spiral yang tiada henti.
- Waktu ialah hal yang eksis di semua daerah di alam semesta. Aneh, tak terbayangkan secara bahan dan tak sanggup berubah arah. Untuk menciptakan waktu menjadi lebih sederhana, kita menciptakan istilah-istilah dan satuan-satuan. Menit, detik, jam, tahun, abad, millenia, masa lalu, masa depan, dan........ sekarang.
Sekarang ialah istilah yang merujuk pada waktu pada momen ini. Kita selalu mencicipi apa yang ada pada momen ini. Tapi, benarkah apa yang kita rasakan pada momen ini berasal dari sesuatu yang berada sekarang? Mari kita lihat ke angkasa.
Bintang merupakan sebuah bola plasma super panas. Namun dari jauh, bintang hanyalah sebuah titik jelas di langit. Faktanya, bintang di angkasa sangatlah jauh bahkan kita akan sangat sulit kalau mengukurnya dengan satuan kilometer alasannya ialah karenanya akan sangat besar. Jadi, kita menciptakan satuan yang sanggup dipakai dalam sebuah jarak menuju bintang tanpa menghasilkan angka yang sangat besar: tahun cahaya.
1 tahun cahaya merupakan sebuah jarak yang ditempuh cahaya dalam satu tahun, itu sekitar 9,46 triliun kilometer. Bintang tetangga terdekat dengan Bumi, Proxima Centauri berada di kejauhan 4,3 tahun cahaya atau hampir 40 triliun km. Sangat jauh, bukan? Namun, tahun cahaya juga memperlihatkan kita suatu warta menarik.
Karena jarak dari Bumi ke Proxima Centauri ialah 4,3 tahun cahaya, itu berarti cahaya yang dipancarkan Proxima Centauri membutuhkan waktu 4,3 tahun untuk hingga ke mata kita. Artinya, kalau kita melihat Proxima Centauri di langit, kita bantu-membantu melihat bintang itu 4,3 tahun lalu. Apa yang kita lihat dari Proxima Centauri ketika ini, bukanlah keadaan bintang itu sekarang.
Galaksi Andromeda, sebuah galaksi tetangga kita berada pada jarak 2,5 juta tahun cahaya. Jadi, apa yang kita lihat dari Galaksi Andromeda kini ialah keadaannya 2,5 juta tahun lalu. Keadaannya pada ketika insan monyet masih berjalan-jalan di Bumi ini.
Itu semua terjadi alasannya ialah kecepatan cahaya tidaklah tak terbatas (kecepatan cahaya = 299.792 km/s). Dan itu juga menciptakan segala sesuatu yang kita lihat ketika ini merupakan sesuatu dari masa lalu. Misalnya, kalau kita berada di erat Monas dan melihat obor api emas di puncak Monas. Kalian bantu-membantu melihat obor api emas itu pada keadaannya 433 nanodetik kemudian atau 0,000000433 detik lalu. Lihatlah kaki kalian ketika kalian berdiri! Kaki kalian mempunyai jarak 5-6 nanodetik cahaya dari mata kalian (jika kalian berdiri). Artinya, kalian melihat kaki kalian pada keadaannya 5-6 nanodetik kemudian (0,000000005 - 0,000000006 detik lalu).
Itu pun belum ditambah dengan batasan biologis kita. Saat cahaya menabrak retina, Retina akan mengirimkan sinyal menuju otak. Ditambah lagi, sinyal tersebut diproses dan ditampilkan dalam otak kalian. Semua itu membutuhkan waktu 0,15 detik. Jadi, kalau kalian melihat kaki kalian ketika bangkit atau melihat kulkas dari meja makan kalian. Kalian melihat kedua benda itu pada keadaannya 0,15 detik lalu.
Itupun hanya penglihatan. Bau, suara, rasa, dan sentuhan yang kita rasakan merupakan sesuatu yang berasal dari masa kemudian alasannya ialah membutuhkan waktu untuk sinyal menuju otak dan otak untuk memproses sinyal tersebut.
Tentu, angka tersebut begitu kecil sehingga hal tersebut tidak sanggup disadari oleh kita. Namun, angka tersebut sanggup terhitung. Mungkin, hal itu menciptakan kalian merenung bahwa bahkan dengan pikiran paling tajam atau alat-alat tercanggih sekalipun, kita tidak sanggup mencicipi sesuatu yang berasal dari waktu ketika ini.
Namun jangan bersedih. Bersyukurlah kepada Tuhan Yang Maha Esa bahwa kita masih diberi panca indera yang begitu lengkap. Walaupun hal itu masih belum menciptakan kita mencicipi waktu sekarang, masih banyak orang lain yang cacat panca inderanya. Bersyukurlah bahwa kita masih beruntung sanggup melihat segala keindahan di alam semesta ini.
Sumber http://astro-event.blogspot.com

0 Response to "Sekarang."
Posting Komentar