-->

iklan banner

Sejarah Dan Efek Negatif Informasi Online

Sejarah dan Efek Negatif Berita Online – Di masa milineal menyerupai sekarang, kehadiran portal informasi online tentu saja sangat diharapkan sekali di masyarakat. Portal informasi online kemudian semakin menancapkan kukunya. Portal informasi online kemudian menjalar kemana-mana, di zaman sekarang, orang-orang lebih sering membaca informasi secara online daripada membaca informasi offline dalam bentuk koran.


(baca juga: perbedaan jurnalisme online dan cetak)


Lha gimana, kepraktisan dan fasilitas informasi online memang luar biasa. Tidak perlu mengeluarkan uang banyak untuk membaca informasi secara online. Pembaca media informasi online cukup membutuhkan koneksi wifi yang cukup saja, gampang sekali bukan.


Kemunculan Awal Portal Berita Online


Awal mula kemunculan informasi online bekerjsama gres dimulai gres kemarin-kemarin saja. Tepatnya dikala internet pertama kali muncul pada tahun 1990-an. Lewat kerjasama bersama Darpa, Newyorktime untuk pertama kalinya merilis media informasi online.


Kala itu, Newyorktime merilis portal informasi online di Kota Boston. Perilisan portal informasi online Newyorktime kemudian disambut gegap gempita. Orang-orang sangat antusias sekali dengan perilisan portal

berita ini.


Uniknya, langkah Newyorktime kemudian diikuti oleh beberapa media informasi lain. Salah satu media cetak yang menyusul langkah Newyorktime salah satunya yaitu koran Wasingtonpos. Tak kalah dengan Newyorktime, media Wasingtonpos juga disambut sangat meriah. Kelihatannya media informasi online memang disambut dengan gegap gempita, hal ini dibuktikan dengan semakin menjamurnya portal informasi online di masa sekarang.


Di zaman sekarang, total ada 370 juta aktivasi portal informasi online yang tercatat di forum whois. Menjamurnya portal informasi online ini mengambarkan bahwa portal informasi online menawarkan perkembangan yang sangat pesat. Bahkan wartawan senior Djohan Efendi menyebutkan bahwa media offline dalam bentuk cetak pasarnya tergerus sampai 60% banyaknya.


Kerancuan Istilah Blog Online dan Portal Berita Online ?


Saat ini terdapat kerancuan antara media blog dengan portal informasi online. Kebanyakan orang menyebutkan bahwa media blog yaitu portal informasi online.


Penyebutan istilah blog sebagai portal informasi online tidaklah benar. Karena blog sifatnya lebih khusus-spesialisasi. Di media blog terdapat nice, atau pembahasan khusus yang sifatnya terbatas.


Selain itu, konten di blog juga tidak bersifat timlines, artinya konten yang ada di portal blog tidak mengharuskan harus up-to-date dan speedpost. Konten pada blog tidak terikat dengan waktu, dan ruang.


Sedangkan pada portal informasi online, konten-konten yang ada harus timlines. Konten harus baru, up-to-date, dan didasari atas observasi data di lapangan.


Karena portal informasi online mensyaratkan data lapangan yang divalidasi inilah mengapa wartawan tidak diperbolehkan memproduksi konten tanpa melaksanakan observasi data di lapangan. Bahkan untuk konten yang diambil pada konferensi pers sekalipun, wartawan harus tiba ke program pris rilis yang sedang berlangsung.


Dalam hal ini, seorang jurnalis tidak diperbolehkan sama sekali memproduksi artikel news yang tidak diambil melalui data lapangan. Sehingga penulisan informasi model rewrite tidak ditemukan di portal informasi online.


Sumber-Sumber Pendapat Portal Berita Online


Tidak menyerupai pendapatan media offline yang mendapat penghasilan oplah cetak paper dan line advertismen. Pendapatan portal informasi online lebih banyak lagi.


Pertama, pendapatan pertama dihasilkan dari Google Adsense. Pendapatan dari Googel Adsense ini sangat bergantung pada pay per click, semakin besar PPC-nya, maka semakin besar pula pendapat yang dihasilkan.


Dalam posisi menyerupai ini terperinci portal informasi online perlu menggandeng webmaster. Seorang webmaster akan bekerja bagaimana caranya meningkatkan nilai SEO. Semakin anggun nilai SEO-nya, maka semakin tinggi pula trafik yang dihasilkan.


Kedua, pendapatan kedua dari portal informasi online yaitu melalui BTC atau bitcoin. Salah satu media yang pendapatannya didapatkan dari bitcoin salah satunya yaitu pada tirto.id.


Ketiga, pendapat ketiga dari media online biasanya didapatkan dari Capital Ventura. Capital Ventura ini semacam investor pihak ketiga. Sebuah Capital Ventura akan mendanai jalanya operasional perusahaan dengan sistem bagi hasil. Capital Ventura sangat diminati, sebagai kepingan dari pendapatan yang cukup menggiurkan.


Portal Berita Online Makara Sarang Penyebar Hoax


Di zaman dimana media digital menjadi sesuatu yang sangat diandalkan untuk mencari informasi. Munculah beberapa “portal berita” yang memuat kanal informasi secara online.


Mbrojolnya portal informasi online ini banyak keuntungannya, selain aksesnya yang cepat. Media informasi online juga ekonomis dan tak kalah akurat kalau dibandingkan dengan media cetak berupa koran.


Namun ndilalah-nya, portal informasi online yang ada di internet ini tidak selamanya akurat. Ada juga portal informasi online di internet yang justru banyak berbagi “berita hoax”. Portal informasi penyebar hoax ini bukanya akurat tapi malah bikin pembacanya sekarat-njeprat.


Portal informasi hoax ini terperinci tidak kredibel dan wagu sekali kalau di-share ke media sosial. Lalu portal informasi hoax itu yang menyerupai apa? Portal informasi hoax ini biasanya yang tidak ter verifikasi oleh “Dewan Pers”, berdomain Blogspot atau WordPress, dan tidak terperinci kantor redaksinya dimana.


Walaupun begitu, web “Bloger” yang memuat artikel-artikel biasa (views, life style, how to, dll) asal “bukan berita/news” tidak sanggup dicap portal hoax begitu saja. Kita harus diteliti dulu kontenya gimana.


Beberapa portal informasi hoax menurutku salah satunya yaitu Portalpiyungandotdotcom, Nusawewsdotcom, dan masih banyak lagi. Total ada 800 ribuan (data Kominfo).


Kedua portal informasi ini tidak terdaftar resmi di Dewan Pers, kantor redaksinya pun tidak jelas, tidak ada aba-aba etik, tidak ada struktur kepengurusannya, dan konten yang berada di dalamnya, tidak di temukan di “media maenstrim” yang terdaftar di dewan pers. Uniknya kedua informasi itu sering bikin framing dari suatu informasi yang gak karu-karuan.


Memang sih, ada orang-orang tertentu yang tidak suka ke-maenstriman suatu berita, orang-orang ini biasanya “pihak oposan”. Saya sendiri menyadari bahwa “keberimbangan” suatu informasi sangat dibutuhkan, dalam hal ini kalau ada portal media informasi online yang selalu memberitakan “keberhasilan pemerintah” ataupun sebaliknya media yang selalu memberitakan kekurangan pemerintah, yaitu sebuah kewajaran.


 tentu saja sangat diharapkan sekali di masyarakat Sejarah dan Efek Negatif Berita Online

Contoh informasi atau informasi hoax di Indonesia (Sumber: Okezone)


Justru ancaman kalau hanya ada media yang selalu memberitakan “keberhasilan pemerintah” tok njetil, namun tidak ada media yang memberitakan kekurangan pemerintah sama sekali. Asalkan pemberitaan itu didapatkan dari data yang valid, mau kritik atau muji pemerintah ya sah-sah saja.


Beberapa portal informasi online kredibel yang terdaftar di dewan pers salah satunya yaitu Liputan6 dot com, kompas dot com, Tribunnews dot com, Detik com, Sindonews dot com, Tirto id, Republika dot com, dan masih banyak lagi total 77 (data Kominfo yang terdaftar di Dewan Pers).


Sebenarnya portal informasi hoax ini kontenya sudah menjalar kemana-mana, saya sendiri sering mendapat kiriman informasi tidak terperinci di Whatsapp, dan paling banyak di Facebook. Untungnya kiriman informasi hoax itu tidak saya tanggapi babarblas dan saya “PHP-in” beritanya.


Jadi saya sarankan kepada man-teman, jangan share dulu ketika sanggup informasi yang sekiranya aneh, paranoid, rasial dan mencurigakan. Cari kebenarannya dulu di media-media kredibel lain.


Jika tidak ada satu pun yang mengangkat informasi serupa di portal media online kredibel, kemungkinan besar hoax. Makara waspadalah !


Selain artikel sejarah dan dampak negatif informasi online di atas, baca juga artikel berjudul Judul dan Propaganda Media



Sumber aciknadzirah.blogspot.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Sejarah Dan Efek Negatif Informasi Online"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel