-->

iklan banner

✔ Pengertian Valuta Aneh Dan Risiko Valuta Asing

Latar Belakang
Dalam kurun globalisasi kini ini kondisi yang terjadi sudah jauh sekali berubah, masyarakat sudah tumbuh dalam dan berkembang dalam suasana yang begitu terbuka. Berbagai isu bisa diperoleh dengan cepat, dan banyak sekali keputusan bisa dilakukan dengan mudah.
Dunia bisnis sudah mengubah konsep administrasi dari konvensional ke modern. Perubahan konsep tersebut yakni sebuah tuntutan jaman, bila perusahaan tidak menerapkannya maka artinya perusahaan akan ditinggalkan oleh konsumen. Segala kegiatan bisa dilakukan dengan lebih sederhana tanpa adanya beban dan tekanan, permasalahannya hanya satu, yaitu kecepatan dalam mengambil keputusan secara baik dan akurat. Kondisi ini tidak terkecuali pada ketika transaksi bisnis mengikutkan dipergunakannya valuta absurd sebagai alat pembayaran. Para manajer keuangan berusaha besar lengan berkuasa dengan menerapkan banyak sekali berbagai formula menempatkan dan memperkirakan kestabilan valas secara konstan dalam suatu kurun waktu akuntansi.
Pasar valuta asing (bahasa Inggris: foreign exchange market, forex) atau disingkat valas merupakan suatu jenis perdagangan atau transaksi yang memperdagangkan mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lainnya (pasangan mata uang/pair) yang melibatkan pasar-pasar uang utama di dunia selama 24 jam secara berkesinambungan.
Risiko valuta absurd (valas) merupakan risiko yang disebabkan oleh perubahan kurs valuta absurd di pasaran yang tidak sesuai lagi dengan yang diharapkan, terutama pada ketika dikonversikan dengan mata uang domestic. 
B.     Sumber Risiko Valas dan Penanganan Risiko Valas
Risiko valas bisa berasal dari beberapa sumber, antara lain transaction, translation dan economic exposures.
a.      Transaction exposure
Transaction exposure merupakan risiko yang dihadapi oleh perusahaan ketika melaksanakan transaksi dengan pihak lain, baik itu supplier, pelanggan, ataupun pihak lainnya dengan menggunakan mata uang asing. Sehingga, perusahaan yang terlibat transaksi ini terekspos terhadap risiko perubahan nilai valas di masa depan. Perusahaan yang melaksanakan jual beli dengan denominasi mata uang absurd menghadapi transaction exposure ini.
Misalnya, perusahaan importir A yang berbasis di Indonesia, punya utang ke suppliernya perusahaan B yang berbasis di AS dalam mata uang dollar. Perusahaan A mengalami ketidakpastian lantaran ketika mereka harus membayar utangnya di masa depan nilai tukar bisa berubah.
Menerapkan transaction exposure yaitu melaksanakan kebijakan berupa perlakuan pendapatan dan biaya (cost) dalam valas dalam tahun buku yang akan tiba dan selanjutnya melaksanakan analisa pengaruhnya terhadap keuntungan higienis atas potensi kemungkinan timbulnya perubahan-perubahan dalam kurs valuta asing.
Menurut Eitman, beberapa kegiatan yang sanggup menjadikan suatu transaction exposure diantaranya adalah:
a.       Membeli/menjual dalam kredit dengan harga dalam valas
b.      Meminjam/ memberi pinjaman, dengan sistem pelunasan menggunakan valas
c.       Masuk ke dalam kontrak forward valas
d.      Memperoleh asset atau liabilities dalam valas
b.      Operating exposure
Yaitu melaksanakan research dan analisa secara mendaLam terhadap ekspresi dominan & nbsp; kurs valas yang terjadi pada masa yang akan tiba (future analysis), mengkajinya dalam bentuk hubungnnya dengan kondisi dari ekspor dan impor serta sebagainya pada kondisi jangka panjang.
Operating exposure, biasa disebut juga dengan economic exposure atau strategic exposure, yakni mengukur perubahan pada present value yang diterima oleh perusahaan akhir perubahan pada arus kas operasi perusahaan di masa depan, yang disebabkan oleh perubahan yang tidak terduga pada nilai tukar. Exposure ini menjadikan penjualan turun dari pelanggan internasional. Meskipun dampaknya tidak muncul di neraca, namun munculnya di laporan laba/rugi, sehingga kemudian mempengaruhi daya saing perusahaan di pasar.
Transaction dan operating exposure sama-sama muncul ketika adanya perubahan yang tidak terduga dalam arus kas di masa depan. Lalu apa bedanya transaction dengan operating exposure? Transaction exposure muncul dari arus kas masa depan yang kontraknya sudah disepakati semenjak sekarang, sementara itu operating exposure arus kas-nya tidak terkait dengan kontrak.
c.       Translation Exposure
Menerapkan accounting/translation exposure, yaitu melaksanakan kebijakan untuk mengkonversi aktiva dan passive perusahaan dalam bentuk valas yang jangka panjang ke dalam bentuk mata uang domestic negara. Tujuan accounting/translationexposure yakni untuk konsolidasi dan pelaporan.
Translation atau accounting exposure muncul lantaran laporan keuangan dari cabang absurd yang dalam mata uang asing, harus dikonversi ke dalam reporting currency perusahaan induk untuk membuat laporan keuangan konsolidasi. Misalnya, laporan keuangan dari cabang yang menggunakan mata uang absurd dikonsolidasikan ke laporan keuangan perusahaan induk ke dalam mata uang lokal.
Translation exposure ini sanggup menjadikan perubahan pada item-item neraca menyerupai utang dan piutang, juga aset dan utang jangka panjang.
Untuk sanggup mengurangi risiko valas, maka salah satu taktik yang sanggup dipergunakan yakni dengan cara mengatasi exposure yang disebabkan oleh mata uang asing, maka sanggup dilakukan“Hedging”.Hedging yakni suatu kegiatan lindung nilai dalam rangka mengantisipasi pergerakan mata uang asing.
Manfaat dari hedging yaitu melindungi asset perusahaan dari potensi kerugian valas, serta mengurangi variasi dari arus kas di masa depan. Perusahaan memperoleh suatu kepastian melalui hedging. Teknik-teknik hedging yang pada umumnya digunakan untuk mengatasi transaction exposure antara lain adalah: 
a.      Mengelola Foreign Exchange Risk
Transaction exposure sanggup diatasi dengan beberapa cara, antara lain contractual, operating dan financial hedge. Contractual hedge ini mencakup kontrak forward, future, dan option. Sementara itu operating dan financial hedge mencakup penggunaan risk-sharing agreement, leads & lags, swap, dan taktik lainnya yang juga digunakan untuk mengatasi operating exposure.
b.      Forward hedge
Cara yang paling sederhana dalam menghilangkan transaction exposure yakni dengan melaksanakan forward hedge. Forward hedge memungkinkan perusahaan untuk mematok nilai valas untuk masa depan, yang sudah ditentukan semenjak hari ini. Kontrak forward pada umumnya dilakukan dengan pihak bank sebagai counterparty.
Misalnya, sebuah perusahaan AS mengekspor ke Eropa, dan akan mendapatkan pembayaran sebesar €50,000 dalam 90 hari ke depan. Misalnya spot rate ketika ini yakni $1.2790/€, sementara 3-month forward rate yakni $1.2850/€. Dengan melaksanakan forward hedge, maka dalam 3 bulan mendatang perusahaan AS akan mendapatkan €50,000 dan menukarkannya pada rate $1.2850/€, dan mendapatkan $64,250. Dengan melaksanakan forward hedge berarti transaction exposure tereliminasi. Tanpa melaksanakan hedging, maka perusahaan terekspos oleh risiko pergerakan mata uang asing, bisa gain ataupun loss. 
c.       Futures hedge
Konsep dalam forward dan futures hedge intinya sama, yang berbeda yakni mekanismenya. Jika forward maka counterparty yakni bank, maka dalam futures ada mediator yakni clearing exchange. Kelemahan dari metode ini yakni penggunaan marked to market, sehingga dalam pergerakan harian bisa tercipta gain ataupun loss, dan bila margin tidak cukup kuat, maka bisa terkena call margin.
d.      Money market hedge
Hedging di pasar uang yakni kegiatan lindung nilai untuk utang maupun piutang di masa depan, dengan cara mengambil posisi di pasar uang. Money market hedge mencakup kegiatan meminjam dan berinvestasi dengan mata uang yang berbeda.
Misalnya, bila sebuah perusahaan di Eropa punya piutang sebanyak $100,000, maka terekspos risiko bila nantinya Dollar melemah terhadap Euro. Untuk mengeliminasi risiko tersebut, maka perusahaan bisa mengambil pemberian dalam Dollar, menukarnya ke Euro, kemudian berinvestasi pada pasar uang. Selanjutnya hasil pembayaran piutang tersebut akan digunakan untuk melunasi pinjaman. 
e.       Currency option hedge
Hedging menggunakan option yakni dengan menggunakan hak beli atau hak jual sejumlah mata uang absurd pada tingkat harga tertentu untuk melaksanakan lindung nilai. Hedging options memungkinkan perusahaan untuk melindungi risiko pergerakan mata uang absurd yang tidak diharapkan, juga memungkinkan perusahaan untuk menangguk untung.
Kondisi perubahan yang mengakibatkan suatu perusahaan mengambil beberapa keputusan guna melindungi kegiatan bisnisnya dari kondisi fluktuatif yang bisa memberi dampak pada kerugian perusahaan, yaitu :
a.       Menghindari pembelian barang dalam bentuk mata uang absurd ketika bila itu tidak diperlukan
b.      Menghindari pembelian barang gres walaupun harganya rendah lantaran dalam kondisi mata uang absurd yang bersifat fluktuatif memungkinkan barang tersebut kembali mengalami penurunan yang jauh lebih murah seiring dengan penurunan nilai mata uang asing
c.       Jika ada barang di gudang yang mempunyai nilai jual tinggi di pasaran dan jumlah barang tersebut dianggap tidak efektif. Dalam artian daripada tersimpan dalam jumlah yang banyak di gudang sementara perusahaan membutuhkan dana maka ada baiknya barang tersebut dijual dan digantikan dengan yang lain namun mempunyai nilai jual yang tinggi.

Seperti yang telah diungkapkan diatas, ketika perusahaan menghadapi transaction exposure, ia mempunyai dua opsi, yakni hedging atau tidak. Seandainya perusahaan tidak mau melaksanakan hedging, maka opsi yang dimilikinya untuk meminimalisir risiko valas adalah:
1.      mentransfer risiko tersebut terhadap pihak lain. Misalnya, perusahaan Indonesia mengenakan harga jual produk ekspornya ke AS dalam Rupiah, bukannya Dollar. Sehingga, pihak lawan (importir AS) yang terekspos terhadap pergerakan mata uang rupiah.
2.      meminta pelunasan cepat. Risiko mata uang absurd sanggup diminimalisir jika perusahaan meminta pelunasan secepatnya, sehingga bisa menggunakan nilai mata uang spot.
3.      Melakukan netting. Ini biasanya dilakukan oleh perusahaan MNC yang punya banyak cabang dan melaksanakan banyak transaksi valas. Yang dilakukan adalah mengkonsolidasikan seluruh posisi mata uang absurd dalam satu negara, dan dihitung net-nya dari transaksi-transaksi yang terjadi dengan pihak lain.
Secara umum, keuntungan dan kerugian yang berasal dari pergerakan nilai tukar mata uang absurd dibutuhkan sebagai berikut :
-      Transaksi yang menjadikan keuntungan atau rugi ditranslasikan pada nilai mata uang rata-rata yang berlaku selama tahun berjalan
-    Aktiva kewajiban dalam neraca penutupan ditransaksikan pada nilai tukar yang berlalu pada tanggal penutupan laporan
-         Aktiva higienis pada neraca awal dinyatakan kembali nilai tukar pada ketika penutupan, yaitu selisih dari tahun sebelumnya akan dimasukkan dalam cadangan
-         Perbedan nilai tukar atas pemberian dalam bentuk mata uang absurd yang secara pribadi dinaikkan atau untuk memperlihatkan pembendung (hedging) terhadap aktiva tetap di luar negeri akan dimasukkan dalam cadangan dan akan di-offset terhadap perbedaan nilai tukar atas aktiva tersebut.
-          Semua keuntungan dan kerugian lainnya telah dimasukkan dalam laporan laba-rugi
D.    Risiko Investasi yang Berasal Dari Hot Money
Kondisi yang selalu berusaha membuat kenyamanan supaya masuknya investasi absurd ke dalam negeri bergotong-royong harus dilakukan secara hati-hati dan penuh dengan kontrol yang dalam. Dengan tujuan menghindari banyak sekali macam permasalahan yang tidak diinginkan kedepannya menyerupai masuknya dana yang bersifat hot money. Yang artinya dana tersebut masuk dan memungkinkan secara tiba-tiba bisa ditarik kembali oleh pemiliknya.
Sebagaimana yang dikatakan oleh M. Fajar Marta bahwa tingginya kandungan hot money menyimpan potensi ancaman besar berupa kejatuhan nilai tukar yang amat dalam bila terjadi pembalikan arus dana secara tiba-tiba dalam jumlah besar”. Hal senada juga dikemukakan oleh Tony Prasetiantono bahwa “Dana absurd jangka pendek (hot money) akan makin deras mengalir ke Indonesia. Ini tidak hanya akan membuat biaya moneter makin mahal, tetapi juga meningkatkan potensi intabilitas bila terjadi pembalikan hot money. ditegaskan bahwa “Rupiah yang terlampau besar lengan berkuasa akhir derasnya hot money bisa berbahaya di tengah mulai berlakunya perdagangan bebas dengan China. Importir seolah menerima insentif komplemen untuk berlomba mengimpor barang dari China”.
Dalam permasalahan hot money ini, pihak yang paling mempunyai tanggung awab besar untuk membuat kondisi yang aman bagi nilai tukar mata uang domestic dan absurd yakni Bank Indonesia sebagai otoritas moneter. Kebijakan yang harus dibentuk oleh Bank Indonesia yakni melaksanakan perjuangan yang keras untuk menghilangkan ketergantungan kebijakan moneter BI terhadap arus dana absurd jangka pendek (hot money)
Kebijakan lain yang harus ditempuh serta diaplikasikan yakni dengan memutuskan dan menerapkan kepada para investor dalam dan luar negeri yang ingin berinvestasi harus mempunyai semangat besar lengan berkuasa untuk selalu menjaga dan mempertahankan semangat nasionalisme serta cinta anah air.
System kurs sanggup dibedakan menjadi :
a.       Sistem kurs yang berubah-ubah (floating exchange). Kurs valuta absurd yang terjadi di pasar bebas akan berubah-ubah sesuai dengan perubahan undangan dan penawaran. Faktor-faktor yang mempengaruhi undangan dan penawaran valuta absurd yakni : harga, pendapatan, dan tingkat suku bunga.
b.      Sistem kurs yang stabil (stable axchange). Kurs stabil ini sanggup timbul secara aktif dan pasif. Secara aktif, yakni pemerintah menyediakan dana untuk tujuan stabilitas kurs (stabilization funds); sedangkan secara pasif yakni dalam suatu negara yang menggunakan system standar emas.
Suatu negara dikatakan menggunakan standar emas apabila :
-          Nilai mata uangnya dijamin dengan nilai seberat emas tertentu
-          Setiap orang boleh membuat serta melebur uang emas
-          Pemerintah sanggup membeli dan menjual emas dalam jumlah yang tidak terbatas pada harga tertentu (yang ditetapkan oleh pemerintah)
Dalam system standar emas kurs mata uang suatu negara terhadap negara lain ditentukan dengan dasar emas.
c.       Pengawasan Devisa (Exchange Control). Dalam system ini, pemerintah memonopoli seluruh stransaksi valuta asing. Tujuannya yakni untuk mencegah adanya anutan modal keluar dan melindungi efek dari negara lain. Dalam pengawasan pemerintah sanggup memutuskan kurs satu mata uang.
Single axchange rate system  yaitu hanya satu jenis kurs saja, tidak tergantung pada tujuan penggunaan devisa.
Multiple axchange rate system  yaitu lebih dari satu macam kurs, tergantung dari tujuan penggunaannya.

Dalam melaksanakan alokasi penggunaan devisa, pemerintah dapat  menggunakan beberapa cara antara lain :
-          Individual allocation, setiap pemohon devisa (importir) diadakan penelitian perihal penggunaannya. Apakah pemohon tersebut disetujui kemudian diberikan izin untuk membeli sejumlah devisa tertentu
-          Exchange quota, untuk setiap kategori ini ditentukan jumlah devisanya menurut devisa yang diperoleh dari ekspor dalam waktu tertentu.
-          waiting list, setiap surat permohonan pembelian devisa ditempatkan dalam daftar menunggu hingga devisa tersedia
F.     Risiko Berutang dalam Mata Uang Asing
Menurut Prof. Ricardo Hausman, menyampaikan bahwa ancaman utang dalam empat kategori yaitu :
a.       Avoid short-term domestic public debt, it can kill you (Hindari utang public dalam negeri yang berjangka pendek, itu bisa membunuhmu)
b.      But short-term debt in foreign currency can also kill you (Utang jangka pendek dalam mata uang absurd juga bisa membunuhmu)
c.       Dollar debt can kill you (Pinjaman dalam bentuk dollar juga bisa membunuhmu)
d.      ….and even if they do not, the currency mismatches they generated make monetary policy less effective (… dan bahkan bila mereka/utang luar negeri tidak membunuhmu, probem kurs yang mereka ciptakan akan membuat moneter menjadi tidak efektif).
Dari segi konsep capital structure (struktur modal) menekankan bahwa bila utang itu sangat dihentikan melewati batas shareholder’s equity (kekayaan yang dimiliki). Namun bila ternyata utang tersebut telah melewati batas shareholder’s equity dan tidak bisa dibayar lagi maka itulah yang disebut kasus perbankan sebagai kredit macet.
Berutang dalam mata uang absurd selama ini mungkin dianggap bunganya jauh lebih rendah dibandingkan dengan mencari pemberian dana dari forum pemberi pemberian dalam negeri menyerupai perbankan. Tetapi harus dimengerti bahwa mata uang absurd (foreign currency) sering mengalami pergerakan ketidakstabilan lantaran banyak faktor menyerupai salah satunya penerapan floating exchange rate (sistem mata uang mengambang) yang diterapkan oleh Bank Indonesia dalam kebijakan moneternya.
Situasi pemberian dalam mata uang absurd menjadi bertambah parah bila seandainya pemberian tersebut lebih banyak digunakan untuk bisnis di dalam negeri dan pangsa pasarnya pun berada di dalam negeri. sehingga pada ketika nilai tukar mata uang absurd mengalami fluktuasi yaitu menyerupai rendahya mata uang domestic rupiah dibandingkan dengan mata uang absurd yaitu dolar Amerika, dan para pengusaha harus mengembalikan pemberian itu dengan situasi yang rugi, sehingga bila ini terjadi secara terus-menerus akan mengakibatkan organsasi tersebut bangkrut.
Menurut seorang analis senior pada Dun & Brdsreet’s Analytical Service, “Bila dikelola dengan baik, utang sanggup sangat bermanfaat lantaran merupakan cara yang baik untuk menjadikan uang bekerja untuk anda. Hal yang sama berlaku pula dalam dunia bisnis, Maka banyak konsultan keuangan memberi advise kepada para pebisnis supaya dalam tindakan keputusan berutang tersebut haruslah bisa menyeimbangkan asset dan jumlah utang yang akan dilakukan.

G.    Alasan Mempergunakan Mata Uang Dolar Amerika Sebagai Kesepakatan Dalam Transaksi Bisnis
Ada beberapa alasan yang mengakibatkan dollar Amerika dipergunakan sebagai alat ukur dalam pembayaran menurut pada banyak sekali analisa seperti:
a.       Faktor kestabilan dollar dibandingkan dari banyak sekali mata uang lainnya di seluruh dunia.
b.      Faktor telah seringnya mata uang dollar digunakan selama ini sebagai alat pembayaran setiap transaksi perdagangan internasional.
c.       Faktor stabilitas ekonomi Amerika yang dianggap banyak pengamat mempunyai tingkat kestabilan yang lebih besar lengan berkuasa dibandingkan banyak negara lain.

H.    Akibat dan Risiko yang Timbul pada Saat Dollar Amerika Dipakai sebagai Media Transaksi
Pada ketika banyak sekali negara di dunia terlibat dalam transaksi perdagangan Internasional dan komitmen pembayaran yang diterapkan dalam bentuk dolar Amerika maka secara otomatis ini akan menimbulkan beberapa jalan masuk sebagai berikut:
a.       Terjadi peningkatan kemudian lintas mata uang dolar Amerika Serikat yang lebih tinggi dari biasanya lantaran pemakaian yang tinggi
b.      Kebutuhan dolar Amerika Serikat menjadi sesuatu yang dominan. Karena dipakainya mata uang dollar sebagai salah satu mata uang contoh sebagai contoh melihat nilai kurs. Maka kondisi ini  mengakibatkan banyak pihak membutuhkan mata uang dollar Amerika Serikat
c.       Terjadinya fluktuasi dolar Amerika di pasaran. Pada ketika terjadinya goncangan ekonomi di Amerika Serikat maka banyak sekali negara yang selama ini menggunakan mata uang dolar sebagai salah satu alat ukur mata uang domestic dan absurd juga akan turut mengalami goncangan yang kuat.
d.      Perbankan harus mempunyai cadangan dolar Amerika Serikat yang mencukupi di pasaran, bila tidak mempunyai cadangan dolar yang mencukupi maka pada ketika dollar di pasaran tinggi perusahaan tidak harus membeli dollar lantaran kebutuhan itu sudah tersedia di  kas perusahaan
e.       Kebijakan Federal Reserve atau bank sentral Amerka Serika menjadi sangat penting untuk diamati. Dimana banyak sekali pihak baik para pedagang dan pebisnis lainnya harus selalu memperhatikan dengan cermat banyak sekali keijakan bank sentral Amerika Serikat tersebut. dan bila dianalisa dari banyak sekali kebijakan Federal Reserve tersebut tidak diperhatikan dengan teliti dan mendalam maka artinya perusahaan bisa saja salah memutuskan suatu keputusan
f.       Mata uang dollar Amerika tidak lagi dianggap sebagai alat transaksi namun lebih jauh dari itu, yaitu komoditi untuk diambil keuntungan yaitu dengan membeli dollar pada harga rendah dan menjualnya pada harga yang tinggi.

Baca Juga

P E N U T U P

Kesimpulan
a.       Risiko valuta absurd (valas) merupakan risiko yang disebabkan oleh perubahan kurs valuta absurd di pasaran yang tidak sesuai lagi dengan yang diharapkan, terutama pada ketika dikonversikan dengan mata uang domestic.
b.      Risiko valas bisa berasal dari beberapa sumber, antara lain
       -       Transaction exposures                  -    Economic exposures-        Translation exposure
c.       Teknik-teknik hedging yang pada umumnya digunakan untuk mengatasi transaction exposure antara lain adalah

-          Mengelola Foreign Exchange Risk
-          Forward hedge
-          Futures hedge
-          Money market hedge
-          Currency option hedge


d.      Sistem Kurs Valuta Asing
-          Sistem kurs yang berubah-ubah (floating exchange)
-          Sistem kurs yang stabil (stable axchange)
-          Pengawasan Devisa (Exchange Control).
e.       Risiko Berutang dalam Mata Uang Asing
-          Hindari utang public dalam negeri yang berjangka pendek, itu bisa membunuhmu
-          Utang jangka pendek dalam mata uang absurd juga bisa membunuhmu
-          Pinjaman dalam bentuk dollar juga bisa membunuhmu

DAFTAR PUSTAKA

Fahmi Irham, S.E.,M.Si. 2010. Manajemen Risiko Teori, Kasus, dan Solusi. Bandung : Alfabeta

http://www.google. Valuta Asing


Rahman Rusydi M. 2008. Ekonomi Intenasional

adnantandzil.blogspot.com

Sumber http://adnantandzil.blogspot.com

Related Posts

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "✔ Pengertian Valuta Aneh Dan Risiko Valuta Asing"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel