-->

iklan banner

Contoh Dongeng Fantasi Pesan Tersirat Bijak Pahlawan: Wejangan Pak Dirman

Salah satu cuilan dari bahan teks dongeng fantasi yang terdapat dalam buku teks Bahasa Indonesia kelas 7 yakni menulis dongeng fantasi. Dengan bisa menulis teks dongeng fantasi dengan struktur yang tepat, berarti siswa sudah bisa memahami bahan teks dongeng fantasi.

Teks dongeng fantasi yang bisa ditulis tentu harus memenuhi kriteria teks dongeng fantasi yang sesuai. Mulai dari struktur teks yang tepat, yaitu terdiri dari orientasi, komplikasi, dan resolusi. Ciri bahasa teks fantasi yang sesuai. Juga muatan dongeng yang mengandung fantasi. Hingga berkaitan dengan alur cerit yang menarik serta mempunyai makna (amanat) yang positif.

Dalam buku teks Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama kelas 7 yang berkaitan dengan dongeng fantasi. Sudah diberikan beberapa alternatif judul. Ada yang bercerita ihwal kepahlawanan, masa kemerdekaan, hingga masa kerajaan-kerajaan nusantara.



Untuk kesempatan kali ini, pola teks dongeng fantasi yang diberikan berikatian dengan judul: Nasihat Bijak Pahlawan.

Sebelum kita berikan pola teks dongeng fantasi ihwal nasihat pahlawan. Kita bisa menguraikan berdasarkan judul.

Salah satu kriteria orang bisa diangkat sebagai pendekar (menurut versi pemerintah), salah satu syaratnya yakni sudah meninggal. Nah, berarti gampang mencari hal fantasi (ketidakmasukakalan) yang bisa kita gunakan dalam cerita.

Kita bisa kembali ke masa lalu, menemui sang pendekar yang akan menunjukkan nasihat. Berarti kalau kita buat dongeng menyerupai itu, ceritnya latar lintas waktu dengan kembali ke masa lalu. Bisa juga dengan latar dongeng waktu sezaman, kita buat sang pendekar yang tiba ke masa kini. Berarti hal absurd yang ada dalam dongeng yakni hidup kembalinya seorang pendekar yang telah meninggal.

Nah, untuk lebih jelasnya. Mari kita lihat pola teks dongeng fantasi berikut ini. Yang mengambil tokoh Pak Dirman (Jenderal Besar Panglima Soedirman) sebagai tokoh pendekar yang menunjukkan nasihat.

Nasihat Bijak Pahlawan Jenderal Soedirman

Dua orang anak sedang mengerjakan kiprah sekolah. Mereka harus menuntaskan kiprah lagi. Padahal kemarin gres saja mengikuti perkemahan. Sebenarnya mereka berdua mencicipi kelelahan yang sangat. Tapi tetap saja mereka kerjakan kiprah 'Merangkum Biografi Pahlawan' yang diberikan oleh guru IPS.

"Kita harusnya sudah pulang, jadi belum pulang. Gara-gara ada kiprah komplemen yang banyak ini," gerutu Ababal. Sementara Jatmiko sibuk mencari biografi siapa yang ada di perpustakaan sekolahnya itu.

"Aku juga payah ini. Kita gres mewakili sekolah dalam perkemahan. Eh, sudah ada kiprah banyak begini. Tapi gimana lagi. Sudah tugas." Jatmiko menjawab sambil mengambil sebuah buku biografi yang tebal.

Sambil bermalas-malasan, mereka berdua membuka buku Biografi itu. Sama sekali tidak bersemangat. Hingga terdengar bunyi asing yang sangat berat. "Mengapa kalian tidak semangat?"

Mendengar bunyi itu, Ababal dan Jatmiko kebingungan. Mencari tahu asal suara. Akhirnya mereka sadar, bunyi itu berasal dari dalam buku Biografi. Dalam salah satu buku biografi tersebut, ada sebuah potret Jenderal Soedirman. Yang bisa berbicara. Mereka seolah sedang melaksanakan panggilan video dengan Jenderal Soedirman.

"Perjuangan kalian, yang berkemah dan mengerjakan kiprah ini sangat ringan. Dibanding usaha kami mempertahankan kemerdekaan. Dengan hanya satu paru-paru, aku tetap memimpin usaha bersenjata. Perang melawan penjajah. Saya tinggalkan kondisi nyaman sebagai seorang guru. Memilih menjadi prajurit. 

Kami di sini, mengorbankan semua yang kami punya. Harta, benda, keluarga kami tinggalkan. Bukan untuk dipuji. Mendapatkan penghargaan. Tapi demi keadilan. Demi masa depan bangsa.

Kalian hanya bertarung dengan kelelahan. Kalian hanya mengorbankan waktu bermain untuk mengerjakan tugas. Itu semua demi kalian sendiri, di masa depan. Bandingkan dengan kami. Bahkan ada yang gugur, terbunuh ketika berperang melawan penjajah."

Selama Potret Jenderal Soedirman menunjukkan nasihat, Ababal dan Jatmiko terdiam. Takzim mendengarkan.

"Sekarang, segeralah bangun. Catat semua kisah yang tadi kuceritakan kepada kalian. Jadilah p0juang sejati. Untuk diri sendiri, keluarga, dan bangsa kalian."

Mendengar nasihat terakhir dari Pahlawan besar itu, Ababal dan Jatmiko menyerupai orang kesurupan. Tangan mereka menulis secepat kilat. Menyelesaikan kiprah merangkum biografi pahlawan. Tidak hingga 5 menit, dua halaman kertas folio sudah berisi rangkuman biografi Jenderal Soedirman.

Ketika mencari lagi potret Jenderal Soedirman yang ada dalam buku biografi, Ababal dan Jatmiko tidak lagi mendapati foto yang berbicara. Hanya mendapati foto Jenderal Soedirman menghadap Presiden Soekarno. Dalam foto itu muncul goresan pena bergantian, "Kangmas, Istirahat saja. Kan sedang sakit. Jangan bergerilya." Muncul di atas foto Soekarno.

Kemudian, di atas foto Jenderal Soedirman muncul tulisan, "Yang sakit itu Soedirman. Panglima Besar tidak pernah sakit."

Sejak ketika itu, Ababal dan Jatmiko berani mengutip perkataan itu. "Ababal dan Jatmiko boleh lelah, tapi sebagai siswa kami akan selalu berjuang."

Setelah itu, mereka pulang dengan penuh semangat. Meski mereka tetap merasa kelelahan.

Demikian pola dongeng fantasi nasihat bijak pahlawan. Yang mungkin bisa menginspirasi untuk menciptakan teks dongeng fantasi gres yang sejenis. Selamat menulis dongeng fantasimu. Jangan lupa klik dan baca teks dongeng fantasi lain dalam blog ini ya.

Sumber http://pustamun.blogspot.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Contoh Dongeng Fantasi Pesan Tersirat Bijak Pahlawan: Wejangan Pak Dirman"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel