-->

iklan banner

Pada Umumnya Masyarakat Dataran Tinggi Dieng Merupakan Pemelukagama Islam Yang Patuh Dan

AKULTURASI BUDAYA HINDU – BUDHA DAN ISLAM DI INDONESIA pada tabiat potong rambut gimbal



Pada umumnya masyarakat dataran tinggi Dieng merupakan pemeluk agama Islam yang patuh dan taat. Namun alasannya kebudayaan Jawa yang masih mendarah daging, masyarakat dataran tinggi Dieng termasuk pemeluk agama Islam yang sinktretisme. Misalnya masih adanya ritual tabiat Jawa yang berbau animisme dan dinamisme. Terutama pada tempat yang dianggap dan dipercayai masyarakat dataran tinggi Dieng sebagai tempat keramat dan aneka macam mitos yang ada di dataran tinggi Dieng. Fenomena yang terjadi pada anak- anak di dataran tinggi Dieng telah terjadi secara bebuyutan yang menempel pada masyarakat dataran tinggi Dieng. Fenomena yang terjadi pada masyarakat dataran tinggi Dieng yaitu adanya anak berambut gimbal.
Proses penggumpalannya sanggup saja terjadi kalau panas atau demam diderita anak yang akan berambut gimbal lebih kurang selama 1 bulan. Rambut gimbal tumbuh satu persatu ketika anak yang akan berambut gimbal menderita sakit panas atau demam tinggi. Sakit panas akan sembuh sehabis rambut gimbal tumbuh secara keseluruhan. Masyarakat percaya walaupun telah diperiksakan ke dokter tetapi tetap tumbuh rambut gimbal percaya terhadap Kolodete sebagai orang pertama yang menetap di dataran tinggi Dieng dan menitiskan gimbal pada anak berambut gimbal serta tokoh mitos lain ibarat Nyi Roro Ronce dari pantai selatan, Ada juga yang percaya anak rambut gimbal titisan dari Nini Robsong dan Ki Robsong.
Tujuan melaksanakan ruwatan anak rambut gimbal untuk menghilangkan sial atau balak. Selain itu ruwatan dilakukan sebagai wujud memohon keselamatan pada Yang Maha Kuasa.Ruwatan rambut gimbal terdiri dari dua versi yaitu tradisi ruwatan secara Islam dengan dipimpin ulama pada jaman dahulu dan ruwatan secara tradisional yang dipimpin oleh tokoh adat.
Tradisi ruwatan rambut gimbal dalam Islam dilaksanakan dengan selametan yang bertujuan memohon keselamatan pada Allah SWT tidak ada unsur lain contohnya gaib dan klenik. tujuan dari ruwatan atau cukur rambut gimbal yaitu anutan Islam wacana tolong-menolong, berinfak dan memohon keselamatan pada Yang Maha Kuasa.
Biasanya ruwatan yang dipimpin oleh tokoh tabiat dilakukan secara berkelompok. Masyarakat dataran tinggi dieng melaksanakan tradisi ruwatan dengan aneka macam tujuan.Tradisi ini dilakukan dengan sangat komplek dan banyak memakan biaya. Sehingga dalam tradisi ruwatan yang pada prosesnya ada sesajen ataupun perlengkapan, contohnya belum dewasa tersebut harus mengikuti arak-arakan dan aneka macam prosesi acara. Anak-anak gembel menggunakan baju serba putih dalam tradisi tersebut. Tradisi ruwatan biasana di adakan di tempat sendang Maerokoco kompleks candi Arjuna atau candi Pendawa Lima (hindu).
Waktu penyelenggaraan upacara pada malam hari bersamaan dengan hari kelahiran(berdasarkan weton hari dan pasaran). Adapun bulan yang digunakan untuk melaksanakan yakni malam 1 suro


Baca Juga

Dari analisis gambar diatas sanggup disimpulkan akulturasi budaya Hindu – Budha dan Islam dari tabiat potong rambut gimbal yaitu :
Agama
Bukti



HINDU - BUDHA
adanya ritual tabiat Jawa yang berbau animisme dan dinamisme seperti  percaya adanya titisan dari leluhur dan juga ruwatan menggunakan sesajen dan diadakan di tempat candi(hindu) yang di yakini tempat bersemayamnya para dewa. Pemilihan tanggal dan bulan untuk acara

ISLAM
Adanya program tahlil/doa bersama sebelum program dimulai untuk memohon keselamatan pada Yang Maha Kuasa.


tag ; akulturasi, sosial, sosiologi, Antropologi, Budaya, hindu budha , islam, potong rambut, style rambut

please leave coment

 tinggalkan komentar

Sumber http://partunto.blogspot.com/

Related Posts

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Pada Umumnya Masyarakat Dataran Tinggi Dieng Merupakan Pemelukagama Islam Yang Patuh Dan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel