Sosiometri
Sosiometri
Karya: Rizki Siddiq Nugraha
Kata sosiometri berasal dari bahasa Latin socius, yang berarti sosial dan metrum, yang berarti pengukuran. Untuk itu, secara harfiah sosiometri bermakna pengukuran sosial. Sosiometri ialah suatu cara mengukur derajat kekerabatan antar-orang/manusia. Sosiometri mencari tahu siapa yang disukai atau tidak disukai orang-orang dan dengan siapa mereka akan atau tidak akan bersedia bekerja sama.
Jacob Levy Moreno membuat istilah sosiometri dan melaksanakan studi sosiometri semenjak tahun 1932-1938 di New York State Training School for Girls di Hudson, New York. Kala itu, Moreno memakai teknik sosiometri untuk menentukan daerah tinggal penduduk pada banyak sekali variasi daerah tinggal. Moreno menemukan bahwa “penentuan yang berbasis pada sosiometri secara substansi bisa mereduksi jumlah penduduk yang meninggalkan kemudahan yang tersedia” (Moreno, 1953, hlm. 527).
Sosiometri didasarkan pada kenyataan bahwa orang membuat pilihan-pilihan dalam kekerabatan interpersonal. Ketika berkumpul, mereka akan menentukan apakah mau duduk atau berdiri, menentukan siapa yang erat atau siapa yang tidak bersahabat, menentukan siapa tokoh sentral atau siapa yang tidak disukai dalam suatu kelompok. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Moreno (1953, hlm. 720) bahwa “pilihan ialah fakta yang mendasar dalam semua kekerabatan sosial yang sedang berjalan, dalam menentukan orang maupun benda”.
Adapun ruang lingkup sosiometri dijabarkan sebagai berikut:
1. Penentuan kriteria
Penentuan pilihan oleh individu selalu menurut pada kriteria, baik kriteria subyektif menyerupai kesan pertama atau kesukaan seseorang, maupun kriteria obyektif, contohnya mengetahui bahwa seseorang mempunyai atau tidak mempunyai keterampilan tertentu.
2. Pembuatan instrumen
Instrumen atau alat ukur sosiometri berupa daftar pertanyaan dalam bentuk kuisioner/angket yang akan dipakai untuk mengetahui pemilihan seseorang termasuk alasan-alasan dalam pilihannya.
3. Pembuatan sosiomatriks
Data sosiometri yang dikumpulkan memakai instrumen kuosionser/angket ditampilkan dalam bentuk tabel atau matriks dari pilihan-pilihan setiap orang. Tabel/matriks semacam itu disebut sosiomatriks.
4. Pembuatan sosiogram
Selain sosiomatriks, data sosiometri juga disajikan dalam bentuk diagram atau gambar. Ketika anggota sebuah kelompok diminta untuk menentukan satu sama lain didasarkan pada kriteria tertentu, setiap orang dalam kelompok sanggup menentukan dan menjelaskan mengapa beliau menentukan pilihannya tersebut. Hubungan-hubungan ini kemudian dipetakan dalam suatu gambar atau diagram. Gambar peta dari hubungan-hubungan tersebut disebut sosiogram.
5. Analisis indeks
Analisis indeks merupakan metode untuk mengukur distribusi maupun kecenderungan problem hubungan-hubungan sosial dalam suatu kelompok. Indeks sosiometri mempunyai range tertentu untuk menentukan posisi individu dalma kelompok dan untuk menggambarkan karakteristik kelompok. Aplikasi sosiometri memanfaatkan metode ini untuk mengarahkan orang dan kelompok mengusut kembali serta menyebarkan jaringan kekerabatan psikososial yang ada.
Secara garis besar acara sosiometri sanggup dibagi ke dalam tiga tahap, yakni:
1. Tahap persiapan
a. Menentukan kelompok siswa yang akan diseleksi.
b. Memberikan informasi atau keterangan ihwal tujuan penyelenggaraan sosiometri.
c. Mempersiapkan angket sosiometri.
2. Tahap pelaksanaan
a. Membagikan angket sosiometri dan siswa diminta mengisi angket yang sudah diterima.
b. Mengumpulkan angket yang sudah diisi dan mengusut apakah angket sudah diisi dengan benar dan lengkap.
3. Tahap pengelolaan
a. Memeriksa hasil isian angket.
b. Mengolah data sosiometri dengan cara menganalisis indeks, menyusun tabel tabulasi, dan membuat sosiogram.
Referensi
Moreno, J. L. (1953). Who Shall Survive? Foundation of Sociometry, Group Psychotherapy, and Sociodrama. New York: Beacon.
Sumber http://tintapendidikanindonesia45.blogspot.com
0 Response to "Sosiometri"
Posting Komentar