-->

iklan banner

Perancangan Proyek Sistem Isu Perencanaan Kebutuhan Material Produksi Pada Departemen Assembly Di Pt. Lung Cheong Brothers Industrial

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Perencanaan yang sistematis dan matang dari suatu aktifitas yakni merupakan suatu karakteristik dasar dari industri modern, lantaran intinya perencanaan yang efektif atas bahan, mesin, dan uang akan kearah perolehan keuntungan yang begitu penting dalam suatu perusahaan. Sejalan dengan perkembangan suatu perusahaan maka untuk menghadapi faktor-faktor tersebut diatas haruslah dipertimbangkan suatu sistem perencanaan material produksi yang sanggup menunjang seluruh aktifitas produksi sebagai salah satu langkah dalam proses pengambilan keputusan.

PT. Lung Cheong Brothers Industrial merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri mainan plastik, dimana dalam melaksanakan aktifitas produksinya perusahaan ini berproduksi berdasarkan pesanan dari customer (Job Order). Sebagai perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan atau perjanjian kontrak, maka hasil produksinya akan selalu mengalami perubahaan berdasarkan seruan para customer, baik jumlah maupun jenis-nya.

Dengan sering terjadinya perubahan planning produksi pada setiap periode pemesanan serta material yang digunakan dalam pembuatan produknya sebagian besar masih diimpor dari Donggoan dan Hongkong, hanya sebagian kecil saja material dibentuk sendiri atau dibeli dari dalam negeri, akan menjadikan timbulnya masalah dalam hal penanganan material sebagai salah satu faktor yang menunjang aktifitas produksi.

Dikarenakan banyak sekali permasalahan sering timbul yang disebabkan oleh material, maka penulis merasa perlu untuk merancang sebuah sistem berbasis komputer untuk mempermudahkan melaksanakan perencanaan material tersebut supaya penggunaanya bisa lebih efisien. Untuk itu diusulkan sebuah perancangan sistem yang berjudul :

” PERANCANGAN PROYEK SISTEM INFORMASI PERENCANAAN KEBUTUHAN MATERIAL PRODUKSI PADA DEPARTEMEN ASSEMBLY DI PT. LUNG CHEONG BROTHERS INDUSTRIAL”

B. RUMUSAN MASALAH

Sebagai perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan atau job order yang jumlah ataupun jenisnya selalu berubah-ubah pada setiap periode pemesanan.

Untuk memproduksi sebuah mainan produksi dimulai dari pembuatan komponen-komponen dasar dan selanjutnya dirakit dengan urutan –urutan produksi yang cukup panjang sehingga menjadi suatu produk akhir.

Urutan-uratan produksi yang cukup panjang tersebut menjadikan kebutuhan serta jumlah untuk setiap jenis material berbeda-beda berdasarkan ketergantungan jenis material serta dengan lainnya. Yang menjadi pokok masalah dalam hal ini adalah:

1. bagaimana menyebarkan suatu sistem administrasi material yang terjadwal dengan baik sehinggga bisa menawarkan isu ihwal waktu serta jumlah kebutuhan tiap material dengan tepat? lantaran aspek perencanaan material merupakan suatu sistem yang tak sanggup dipisahkan dari faktor manusia,alat,sistem kerja dalam lingkungan dalam kelancaran proses produksi.

2. Perubahan planning ibarat apa yang sering terjadi ? Dengan sering terjadinya perubahan planning produksi tersebut, Bagaimana supaya penggunaan material bisa tetap akurat sesuai dengan planning ?

3. Masalah apa saja yang timbul disebabkan oleh material ?

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam menciptakan perancangan system ini yakni :

1. Merancang sebuah sistem perencanaan material yang berbasis komputer dengan memakai bahasa pemprograman C sehingga sanggup menawarkan fasilitas memperoleh isu yang dibutuhkan dalam perencanaan material produksi

2. Permasalahan yang terjadi yaitu sering terjadi kekurangan material pada dikala produksi sedang berjalan dan kelebihan material yang cukup banyak disaat produksi telah selesai. Untuk itu dibutuhkan suatu sistem perencanaan material yang sempurna supaya permasalahan tidak timbul kembali.

D. BATASAN MASALAH

Untuk mengetahui secara terperinci mengenai sistem perencanaan material yang diterapkan kini di PT. Lung Cheong Brothers Industrial, tentunya dibutuhkan penelitian secara menyeluruh aktifitas yang ada, lantaran perusahaan ini memproduksi banyak sekali jenis produk dengan tahapan-tahapan yang cukup kompleks yaitu mulai dari Injection, Decoration dan Assembly. Namun dalam perancangan sistem ini penulis melaksanakan pembatasan masalah. Hal ini dimaksudkan supaya obyek sanggup terarah sesuai dengan yang dimaksudkan. Pembatasan masalah dalam penelitian ini yakni :

1. Penelitian dibatasi untuk perencanaan material produksi pada Dept. Assembly saja, hal ini dipilih lantaran urutan-urutan produksinya cukup panjang.

2. Kapasitas pesanan,rencana produksi dianggap sudah ada.

3. Implementasi dari hasil perancangan memakai bahasa pemrograman C.

E. SISTEMATIKA PENULISAN

Untuk mempermudah dalam perancangan sistem ini, penulis memakai sistematika penulisan yang dibagi dalam 5 ( Lima ) kepingan dengan susunannya sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan ihwal : Latar Belakang Masalah, Identifikasi masalah, Rumusan Masalah, Maksud dan Tujuan Penelitian, Batasan masalah dan Sistematika Penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menerangkan ihwal : teori-teori yang terkait dengan pokok pembahasan, ibarat Konsep Dasar Sistem,dan Teori Tentang Permasalahan.

BAB III METODE DAN OBJEK PENELITIAN

Bab ini menerangkan ihwal : Metode Penelitian, Metode Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian dan Gambaran Umum Perusahaan yang terdiri dari : Sejarah Umum Perusahaan, Visi dan Misi Perusahaan, Struktur Organisasi Perusahaan, Job Description, dan Bidang perjuangan Perusahaan.

BAB IV ANALISIS PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan ihwal : Analisis sistem yang diteliti, Perancangan sistem yang diajukan, Implementasi sistem yang diajukan dan Analisis Implementasi yang sudah dirancang.

BAB V KESIMPULAN

Merupakan kepingan terakhir yang menguraikan kesimpulan hasil simpulan dari pembahasan yaitu terhadap pengembangan perangkat lunak, perancangan implementasi, dan terutama pada analisis kinerja perangkat lunak. Selain itu juga dikemukakan saran-saran yang bermanfaat kepada Perusahaan atau kepada Lembaga.

F. LANDASAN TEORI

1. Konsep Dasar Sistem

a. Pengertian Sistem

Menurut Jogiyanto Hartono, MBA. Ph. D, dalam bukunya yang berjudul Pengenalan Komputer, mengemukakan bahwa:

“Sistem yakni suatu kesatuan yang terdiri dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan”. (Jogiyanto, 1999, hal: 683).

Suatu sistem sanggup terdiri dari sistem-sistem kepingan (subsystem). Misalnya, sistem komputer sanggup terdiri dari subsistem perangkat keras dan subsistem perangkat lunak. Masing-masing subsistem sanggup terdiri dari subsistem-subsistem yang lebih kecil lagi atau terdiri dari komponen-komponen.

b. Karakteristik Sistem

Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu mempunyai komponen-komponen (components), batas sistem (boundary), lingkungan luar sistem (environments), penghubung (interface), masukan (input), pengolah (process), keluaran (output) dan target (objectives) atau tujuan (goal).

a) Komponen-komponen Sistem

Suatu Sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Elemen-elemen sistem sanggup berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap subsistem mempunyai sifat-sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem sanggup mempunyai suatu sistem yang lebih besar yang disebut Supra System.

b) Batas Sistem

Batas Sistem (boundary) yakni merupakan tempat yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lain atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan. Pembatas suatu sistem menandakan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.

c) Lingkungan Luar Sistem

Lingkungan luar (environtments) dari suatu sistem yakni apapun yang berada di luar batas sistem yang mempengaruhi operasi sistem.

d) Penghubung Sistem

Penghubung (interface) merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber data yang mengalir dari subsistem ke subsistem yang lainnya. Keluaran (output) dari satu subsistem akan menjadi masukan (input) bagi subsistem yang lainnya dengan melalui penghubung. Dengan penghubung satu subsistem sanggup berintegrasi dengan subsistem yang lainnya membentuk satu kesatuan.

e) Masukan Sistem

Masukan (input) merupakan energi yang dimasukan kedalam sistem. Masukan sanggup berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan signal (signal input). Maintenance input yakni energi yang dimasukan supaya sistem tersebut sanggup beroperasi. Signal input yakni energi yang diproses untuk didapatkan keluaran.

f) Keluaran Sistem

Keluaran sistem (output) yakni hasil dari energi yang diolah dan menjadi keluaran yang berkhasiat dari sisa pembuangan. Keluaran sanggup merupakan masukan untuk subsistem yang lain atau kepada supra sistem.

g) Pengolah Sistem

Suatu sistem sanggup mempunyai suatu kepingan pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran.

h) Sasaran Sistem

Suatu sistem niscaya mempunyai tujuan (goal) atau target (objective) . Kalau suatu sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya. Sasaran dari sistem sangat memilih sekali masukan yang dibutuhkan dan keluaran yang akan dihasilkan sistem. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai target atau tujuannya.

2. Latar belakang Penggunaan MRP

Sebelum tahun 1960 tidak satupun terdapat metode yang memuaskan dalam proses pengendalian persediaan terhadap item seruan yang saling bergantungan. Sistem persediaan formal dalam suatu perusahaan masih didasarkan pada sistem order point dengan menerapkan metode tradisional yang tidak formal dan simpang siur khususnya dalam menangani material yang sifatnya saling bergantungan.

Sekitar tahun 1960 komputer mulai digunakan dalam bidang administrasi persediaan. Dengan demikian maka komputerisasi pengendalian persediaan telah mengawali bidang administrasi persediaan yang lebih baik dan efisien. Kesulitan-kesulitan yang biasanya terjadi dalam pelaksanaan administrasi persediaan tradisional telah teratasi dengan dikenalnya suatu pendekatan sistem persediaan yang terperinci dan lebih baik, yang dikenal dengan Material Requirment Planning (MRP), Yang ditemukan oleh Joseph Orlicky dari J.I Case Company. Sistem MRP telah mempunyai popularitas dalam bidang Industri yang memamfaatkan kemampuan komputer melaksanakan perencanaan dan pengendalian persediaan dengan memperhatikan kekerabatan antara item persediaan, sehingga pengelolahannya sanggup lebih efisien dalam memilih kebutuhan material secara cepat dan tepat. Komputerisasi MRP mula-mula dikembangkan dilingkungan APICS (American Production and Inventory System Society) dalam suatu pengembangan jadwal yang profesional.

Manajemen pengendalian materi intinya yakni merupakan suatu masalah yang penting dalam komunikasi indiustri. Kerumitan yang sering timbul dalam proses pengendalian materi ini berbanding pribadi dengan jumlah barang dalam persediaan dan dengan jumlah transaksi yang harus dicatat untuk mengikutigerakan materi (tetap menjaga derajat pengendalian yang dibutuhkan untuk memenuhi sasaran). Sistem persediaan dalam suatu operasi atau lingkungan manufaktur mempunyai beberapa karakteristik tertentu yang sangat mempengaruhi terhadap kebijaksanaan dalam perencanaan material. Pertanyaan fundamental yang sering timbul dalam situasi kebijaksanaan persediaan tersebut yakni berapa jumlah dan kapan dilaukan pemesanan, untuk memenuhi produksi yang diinginkan sesuai dengan perencanaan dalam MPS. Jawaban pertanyaan tersebut tergantung dari sifat demand dari persediaan. Suatu demand dikatakan independent apabila sesuai dengan pengalaman, dimana demand terhadap seruan barang tersebut tidak bergantungan dengan barang-barang lain. Demikian sebaliknya suatu demand dikatakan demand dikatakan dependent apabila barang tersebut merupakan kepingan yang terpadu dari barang yang lain (ada kekerabatan fisik).

Sistem MRP diproses untuk memenuhi akan kebutuhan yang sifatnya dependent. Berdasarkan uraian diatas, maka jelaslah bahwa MRP sanggup lebih banyak digunakan dilingkungan manufaktur yang melibatkan suatu proses assmebling, dimana kebanyakan seruan terhadap barang bersifat bergantungan, sehingga tidak dibutuhkan peramalan pada tingkat barang(komponen) ini. Pertanyaan yang pertama dari hal diatas sanggup terpenuhi kalau kita mengetahui dikala kebutuhan hari terpenuhi sesuai dengan MPS dan LeadTime. Sedangkan pertanyaan kedua dipenuhi dengan teknik lot yang sesuai dengan kondisi yang diproses dalam perhitungan MRP. Secara global hasil isu yang diperoleh dalam proses MRP sangat menunjang dalam perencanaan CRP (Capacity Requirment Planning) untuk tercapainya suatu sistem pengendalian aktifitas produksi yang lebih baik.

2. Pengertian dan Perkembangan MRP

MRP selalu berkembang sesuai dengan tuntutan perkembangan teknologi dan tuntutan terhadap sistem perusahaan maka hingga dikala ini MRP dibagi menjadi 4 kepingan dan tidak tertutup kemungkinan untuk masa yang akan datang. Keempat kepingan tersebut yakni :

1. Material Requirment Planning (MRP) sanggup didefenisikan sebagai suatu teknik atau set mekanisme yang sistematis dalam penentuan kuantitas serta waktu dalam proses pengendalian kebutuhan materi terhadap komponen-komponen seruan yang saling bergantungan. (Dependent demand items).

2. Material Requirment Planning II (MRPII), Oliver Wight dan George Plossl, partner konsultan, diakui oleh orang yang melaksanakan ekspansi konsep MRP atas area manufactur, sehingga MRP sanggup meliputi area-area perusahaan lain. Hasil ekspansi konsep tersebut dinamakan MRP II, dan arti dari akronim tersebut bermetamorfosis Manufacturing resource planning ( Perencanaan Sumber Manufactur).

3. Material Requirment Planning III (MRPIII), proses ini diperluas didalam tingkat akurasi peramalan permintaan, penggunaan secara sempurna dan baik peramalan seruan (forecast Demand), akan sanggup secara otomatis dan sempurna melaksanakan perubahan terhadap Master Production Schedule. Dan apabila juga Master Production Schedule telah penuh atau tidak sanggup lagi melaksanakan Work Order maka system MRPIII ini sanggup melaksanakan rekomendasi terhadap permintaan.

4. Material Requirment Planning 9000 (MRP9000), MRP9000 sudah merupakan usulan yang benar-benar merupakan system yang lengkap dan terintegrasi dengan system management manufacturing. Kemampuan sistem MRP9000 didalam manufacturing, termasuk juga Inventory, penjualan, perencanaan, Pembuatan, dan Pembelian dengan mengunakan General Ledger, dan sebuah Administrasi, dan Executive Information System (EIS) secara graphical dalam menciptakan sebuah keputusan untuk permasalahan manufacture.

3. Prasyarat dan Asumsi dari MRP

Secara umum sanggup dikatakan bahwa tujuan dari MRP yakni menghasilkan isu persediaan yang bisa digunakan untuk mendukung melaksanakan tindakan secara sempurna dalam berproduksi. Agar MRP sanggup berfungsi dan dioperasionalisasikan dengan efektif ada beberapa persyaratan dan asumsi yang harus dipenuhi. Adapun persyaratan yang dimaksud yakni :

1. Tersedianya Jadwal Induk Produksi (Master Production Schedule), yaitu suatu planning produksi yang menetapkan jumlah serta waktu suatu produk simpulan harus tersedia sesuai dengan jadwal yang harus diproduksi. Jadwal Induk Produksi ini biasanya diperoleh dari hasil peramalan kebutuhan melalui tahapan perhitungan perencanaan produksi yang baik, serta jadwal pemesanan produk dari pihak konsumen.

2. Setiap item persediaan harus mempunyai identifikasi yang khusus. Hal ini disebabkan lantaran biasanya MRP bekerja secara komputerisasi dimana jumlah komponen yang harus ditangani sangat banyak, maka pengklasifikasian atas bahan, kepingan atas bahan, kepingan komponen, perakitan setengah jadi dan produk simpulan haruslah terdapat perbedaan yang terperinci antara satu dengan yang laiinya.

3. Tersedianya struktur produk pada dikala perencanaan. Dalam hal ini tidak dibutuhkan struktur produk yang memuat semua item yang terlibat dalam pembuatan suatu produk apabila itemnya sangat banyak dan proses pembuatannya sangat kompleks. Walaupun demikian, yang penting struktur produk harus bisa menggambarkan secara gamlang langkah-langkah suatu produk untuk dibuat, semenjak dari materi baku hingga menjadi produk jadi.

4. tersedianya catatan ihwal persediaan untuk semua item yang menyatakan status persediaan kini dan yang akan datang.

Selain syarat diatas, terdapat beberapa asumsi yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu sistem pengoperasian MRP secara efektif yaitu :

1. Adanya suatu sistem data file yang saling berintegrasi serta ditunjang oleh adanya jadwal komputer yang terpadu dengan melibatkan data status persediaan dan data ihwal struktur produk. Data file ini perlu dijaga ketelitiannya, kelengkapannya serta selalu Up to Date sesuai dengan keperluan.

2. Waktu ancang-ancang (Lead time) untuk semua item diketahui, paling tidak sanggup diperkirakan. Dalam hal ini waktu ancang-ancang sanggup berupa interval waktu antara dikala pemesanan dilakukan hingga dikala barang tiba dan siap digunakan, tapi sanggup pula berupa waktu proses pembuatan dari satu stasiun kerja untuk item atau komponen tersebut.

3. Setiap komponen yang dibutuhkan dalam proses assembling haruslah berada dalam pengendalian. Dalam proses manufactur ini berarti kita bisa memonitor setiap tahapan proses/ perubahan yang dialami setiap item.

4. Semua item untuk suatu perakitan sanggup disediakan pada dikala suatu pesanan untuk perakitan tersebut dilakukan. Sehingga penentuan jumlah, waktu kebutuhan kotor dari suatu perakitan sanggup dilakukan.

5. Setiap pengadaan pemakaian komponen bersifat diskrit. Misalnya materi dibutuhkan 50 komponen, maka planning kebutuhan materi bisa menciptakan planning supaya sanggup menyediakan 50 komponen tersebut dan digunakan tanpa kurang atau lebih.

6. Perlu menetapkan bahwa proses pembuatan suatu item tidak tergantung terhadap proses pembuatan item yang laiinya. Hal ini berarti sanggup dimulai dan diakhiri tanpa tergantung pada proses yang laiinya.

5. Tujuan MRP

Suatu sistem MRP intinya bertujuan untuk merancang suatu sistem yang bisa menghasilkan isu untuk mendukung agresi yang sempurna baik berupa peniadaan pesanan, pesan ulang, atau penjadwalan ulang. Aksi ini sekaligus merupakan suatu pegangan untuk melaksanakan pembelian dan/ atau produksi.

Ada 4 macam yang menjadi ciri utama MRP, yaitu:

1. Mampu memilih kebutuhan pada dikala yang tepat, kapan suatu pekerjaan akan selesai (material harus tersedia) untuk memenuhi seruan produk yang dijadwalkan berdasarkan MPS yang direncanakan.

2. Menentukan kebutuhan minimal setiap item, dengan memilih secara sempurna sistem penjadwalan.

3. Menentukan pelaksanaan planning pemesanan, dengan menawarkan indikasi kapan pemesanan atau peniadaan suatu pesanan harus dilakukan.

4. Menentukan penjadwalan ulang atau peniadaan atas suatu jadwal yang sudah direncanakan. Apabila kapasitas yang ada tidak bisa memenuhi pesanan yang dijadwalkan pada waktu yang dikehendaki, maka MRP sanggup menawarkan indikasi untuk melaksanakan planning penjadwalan ulang (jika mungkin) dengan memilih prioritas pesanan yang realistis. Seandaniya penjadwalan ulang ini masih tidak memungkinkan untuk memenuhi pesanan , maka peniadaan terhadap suatu pesanan harus dilakukan.

Kunci keberhasilan dari faktor diatas haruslah ditunjang dengan suatu sistem pengontrolan pemikiran materi yang sempurna untuk memenuhi jadwal seruan konsumen, yang didukung dengan sistem komputerisasi sebagai alat pembantu dalam memudahkan proses pelaksanaannya. Sehubungan dengan pengontrolan atas bahan/item yang dimaksudkan, planning kebutuhan materi sebagai suatu sistem komputerisasi, berfungsi ibarat timbangan yang berfungsi menyemimbangkan antara kebutuhan dan kemampuan memenuhi kebutuhan dari setiap item. Rencana kebutuhan materi menawarkan indikasi apabila terjadi ketidakseimbangan antara kebutuhan dan kemampuan. Besarnya kebutuhan digambarkan oleh jadwal induk produksi, struktur produk dan status persediaan.

Besarnya kemampuan untuk memenuhi suatu kebutuhan, dicerminkan oleh besarnya barang setengah jadi, persediaan yang ada dan pesanan/ pembelian yang akan tiba kemudian. Ketelitian atas asumsi akan kemampuan ini tergantung pada ketelitian pencatatan atas ketiga sumber isu tersebut.

G. METODE DAN OBJECT PENELITIAN

1. Metode Penelitian

Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini yakni Structure Analisis and Design. Penulis memakai pemikiran data diagram atau DFD (Data Flow Diagram) dalam Perancangan Sistem Pengendalian Material Produksi, yaitu meneliti data yang bersifat umum menjadi dari yang bersifat umum menjadi yang bersifat khusus.

2. Metode Pengumpulan Data

Dalam menyusun laporan ini, penyusun memakai metode pengumpulann data yaitu sebagai berikut :


a. Interview

Yaitu suatu teknik pengumpulan data dimana penyusun mengadakan suatu tanya jawab pribadi dengan pihak Pt. Lung Cheong Brothers Industrial yang sanggup menawarkan klarifikasi mengenai isu yang bekerjasama dengan judul usulan penelitian yang diangkat oleh penyusun, data yang diperoleh selama interview yaitu sistem pengendalian material produksi.

b. Observasi

Metode ini digunakan untu mempelajari dan mengetahui secara pribadi hal-hal yang ada dilapangan yang bekerjasama pribadi dengan judul usulan penelitian yang diangkat, data-data yang diperoleh selama observasi ihwal alur sebuah permasalahan pengadaan dan pengontrolan barang.

c. kepustakaan

3. Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di perusahaan Pt. Lung Cheong Brothers Industrial yang didirikan pada tahun 1993 yang merupakan perusahaan bergerak di bidang produksi mainan plastik yang beralamat di Kp. Sentul Lio Km 14 Kragilan Serang Banten.

Proses penelitian yang akan penulis laksanakan diharapkan sanggup selesai dalam waktu tiga bulan, mulai dari menyusun usulan penelitian hingga menuntaskan laporan. Jadwal penelitian sanggup dilihat pada Tabel 1 berikut ini :

Sumber http://makalahdanskripsi.blogspot.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Perancangan Proyek Sistem Isu Perencanaan Kebutuhan Material Produksi Pada Departemen Assembly Di Pt. Lung Cheong Brothers Industrial"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel