Kelainan Atau Gangguan Pada Sistem Peredaran Darah, Sistem Pencernaan, Dan Sistem Pernapasan Manusia
Tubuh insan dibekali sistem badan yang luar biasa sempurna. Sistem badan tersebut menunjang banyak sekali acara manusia, mulai dari tidur, bangun, atau melaksanakan acara lainnya. Sistem badan ini tidak selamanya bisa bekerja dengan baik, disebabkan oleh adanya kesalahan atau gangguan baik dari dalam badan itu sendiri maupun dari luar. Berikut dipaparkan kelainan atau gangguan pada sistem peredaran
darah, sistem pencernaan, dan sistem pernapasan.![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjg1e2OECejKXxaXuWPi7eeBe-AOPV5iK2YZK0dnBOXGHduKc8QKqKSJOuLl7Zpz9PVOFHLb_Zk931lKG1pmSoMIQQ3uRZN9fB_Bik03pPuyQx-gId-rkUFIE6hnRX9at4sG2XrS3bkKFHN/s1600/sistem+tubuh.jpg)
A. Kelainan atau gangguan pada sistem peredaran darah
Beberapa kelainan sistem peredaran darah antara lain sebagai berikut.
1) Anemia (kurang darah), merupakan kelainan dimana kadar Hb atau jumlah eritrosit dalam badan berkurang.
2) Varises, merupakan pelebaran pembuluh darah di sekitar anus.
3) Hemoroid (ambeien), merupakan pelebaran pembuluh nadi lantaran endapan zat kapur.
4) Arteriosklerosis, merupakan pengerasan pembuluh nadi lantaran adanya endapan zat kapur.
5) Atherosklerosis, merupakan pengerasan pembuluh nadi lantaran adanya endapan lemak.
6) Embolus, merupakan tersumbatnya pembuluh darah lantaran benda yang bergerak.
7) Trombus, merupakan tersumbatnya pembuluh darah lantaran benda tidak bergerak.
8) Hemofilia, merupakan kelainan darah dimana darah sukar membeku yang bersifat genetis.
9) Leukimia, merupakan bertambahnya jumlah leukosit secara tak terkendali.
10) Eritroblastosis fetalis, yaitu rusaknya eritrosit janin/embrio tanggapan aglutinasi dari antibodi ibu, bila ibu bergolongan darah Rh- dan embrio Rh+.
11) Penyakit jantung koroner, merupakan penyempitan arterikoronaria yang mengangkut oksigen ke jantung.
12) Talasemia, yaitu berkurangnya kadar Hb atau jumlah eritrosit dalam darah dikarenakan rusaknya gen pembentuk Hb yang bersifat menurun.
B. Gangguan dan Kelainan pada sistem pencernaan
Beberapa gangguan dan kelainan pada sistem pencernaan, yaitu sebagai berikut.
1) Diare, merupakan suatu keadaan dimana anutan feses dari perut ke usus terlalu cepat sehingga defekasi menjadi lebih sering dengan feses yang banyak mengandung air.
2) Konstipasi (sembelit), terjadi bila kim masuk ke usus dengan dangat lambat sehingga air sudah banyak diserap oleh usus, hal ini menjadikan feses menjadi keras dan kering.
3) Peritonitis, merupakan infeksi pada selaput rongga perut.
4) Apendisitis, merupakan radang pada umbai cacing (apendiks).
5) Kolik, merupakan timbulnya rasa nyeri pada lambung lantaran adanya salah cerna, contohnya lantaran makan terlalu banyak atau dampak alkohol dan cabai.
6) Ulkus, merupakan radang pada dinding lambung yang disebabkan oleh produksi getah lambung (khususnya HCl) tinggi, sedangkan jumlah makanan yang masuk sedikit.
7) Parotitis, merupakan infeksi pada kelenjar parotis.
8) Xerostomia, merupakan suatu kondisi dimana jumlah air liur yang dihasilkan sangat sedikit.
C. Kelainan dan Gangguan pada Sistem Pernapasan
Berikut ialah kelainan yang sanggup terjadi pada sistem pernapasan:
1) Anemia, merupakan kekurangan darah. Maksudnya darah kekurangan eritrosit, Hb, atau zat besi. Eritrosit, hemoglobin, dan zat besi berfungsi penting untuk mengangkut oksigen, sehingga apabila kadarnya di dalam darah sangat rendah maka pengangkutan oksigen manjadi terganggu.
2) Asfiksi, merupakan gangguan pengangkutan oksigen ke jaringan.
3) Asma, ialah penyempitan pada kanal pernapasan lantaran otot polos yang membentuk dinding kanal pernapasan mengalami kontraksi secara terus menerus sehingga menjadikan terjadinya gangguan pada pelebaran kanal pernapasan.
4) Sinusitis, ialah peradangan pada sebelah atas rongga hidung (sinus paranasalis). Gejalanya berupa hidung tersumbat, ingut berwarna kuning, hijau dan bau, serta timbulnya sakit di kawasan sinus yang mengalami peradangan tersebut.
5) TBC, ialah adanya bintil-bintil kecil pada alveolus yang disebabkan oleh infeksi kuman Mycobacterium tuberculosis. Bintil-bintil kecil pada elveolus ini menjadikan tersumbatnya proses difusi antara oksigen dengan karbondioksida.
6) Emfisema, merupakan keadaan dimana alveolus menjadi kaku, mengembang, dan terus-menerus terisi udara meskipun sehabis terjadi ekspirasi.
7) Rinitis, ialah peradangan pada selaput lendir hidung. Tanda-tanda terjadinya rinitis yaitu pembengkakan, vasodilatasi (pelebaran pembuluh darah) selaput lendir, hidung tersumbat, serta gatal pada hidung dan mata.
8) Pneumonia, ialah peradangan pada dinding alveolus lantaran adanya infeksi kuman Diplococcus pneumonia. Pada pneumonia, ruangan alveolus terisi oleh cairan limfa.
Sumber http://buntiris.blogspot.com
0 Response to "Kelainan Atau Gangguan Pada Sistem Peredaran Darah, Sistem Pencernaan, Dan Sistem Pernapasan Manusia"
Posting Komentar