√ Cerita Nabi Muhammad Dari Lahir Hingga Wafat
Kisah Nabi Muhammad – Dengan nama yang sangat mulia, jutaan dan bahkan milyaran bibir setiap hari mengucap akan keagungan namanya. Dialah Muhammad SAW, seorang Nabi dan Rasul terakhir pembawa risalah Agama Islam yang agung.
Dalam sebuah buku karya Michael H. Hart yang berjudul “The 100” menyebut, Nabi Muhammad SAW sebagai tokoh paling kuat sepanjang sejarah peradaban manusia. Menurut Hart, Nabi Muhammad merupakan satu-satunya orang yang bisa meraih keberhasilan luar biasa, baik dalam hal kemasyarakatan ataupun spiritual.
Hart juga menyanjung Nabi Muhammad sebagai satu-satunya orang yang bisa mengatasi dan mengelola bangsa yang awalnya barbar, egoistis, kurang pintar dan gampang terpecah belah dengan sentimen kesukuan, bermetamorfosis bangsa yang sangat maju dalam segala bidang dan bahkan mampu mengalahkan pasukan Romawi yang dikala itu merupakan kekuatan paling maju di dunia.
Terlepas dari semua itu, tentulah umat Islam sudah sangat mengenal siapa Nabi Muhammad? Seseorang yang selalu kita sebut dalam setiap sholat. Nama dan akhlaknya yang begitu agung, menciptakan kita rindu ingin berjumpa dengannya di hari selesai nanti, InsyaAllah.
Kisah Lahirnya Nabi Muhammad.
Ketika umat insan dalam kegelapan / suasana jahiliyah, lahirlah seorang insan mulya pada 12 Rabiul Awal tahun Gajah di Kota Makkah.
Bayi yang terlahir itu akan membawa perubahan besar bagi sejarah peradaban manusia. Ayah dari ia yakni Abdullah bin Abdul Mutallib yang terlebih dahulu dipanggil olah Allah SWT sebelum baginda Nabi Muhammad dilahirkan dan masih dalam kandungan yang berdasarkan Sirah masih berumur 7 bulan. Ibu ia yakni Aminah binti Wahab.
Kehadiran bayi yang mulia itu pun disambut dengan penuh suka cita dan kemudian dibawa ke ka’bah, diberilah nama Muhammad, nama yang belum pernah ada sebelumnya.
Setelah itu Muhammad kecil disusui oleh Thuwaiba (Budak suruhan Abu Lahab) selama beberapa hari sambil menunggu kedatangan perempuan dari Bani Sa’ad (Perlu diketahui, adat menyusukan bayi sudah menjadi kebiasaan para darah biru Arab di Makkah).
Akhirnya tiba juga para perempuan dari Bani Sa’ad yang berjulukan Halimah bin Abi-Dhuaib yang pada awalnya tidak mau menyusui Muhammad kecil dikarenakan baginda Nabi Muhammad yakni seorang yatim.
Akan tetapi, atas rahmat Allah SWT Halimah pun alhasil membawa baginda Nabi kecil ke perkampungannya dengan cita-cita Tuhan akan merahmati kelurganya.
Benar saja, semenjak ia menganmbil Muhammad kecil sebagai anak susuannya. Kambing ternaknya yang dulunya kurus-kurus menjadi bertambah gemuk dan banyak. Selama kurang lebih 2 tahun, tinggal di Sahara, kemudian baginda dibawa oleh Halimah kepada ibundanya kemudian kemudian dibawa pulang lagi ke perkampungannya.
Kisah Nabi Muhammad Dibedah Dadanya oleh Dua Malaikat.
Diusianya yang menginjak dua tahun, baginda Nabi Muhammad SAW didatangi oleh dua malaikat yang menyamar sebagai dua pria berpakaian putih. Mereka berdua diutus oleh Allah SWT untuk membedah dada baginda Nabi Muhammad SAW.
Pada dikala itu, Halimah dan suaminya tak menyadari akan insiden tersebut. Akan tetapi, bawah umur dari Halimah yang dikala itu sedang bermain dengan Halimah menyaksikan insiden tersebut dan mengabarkannya kepada Halimah. Lantas Halimah bergegas menemui baginda Nabi Muhammad untuk memerikasa dan memastikan keadaannya, namun tidak ditemui suatu apapun.
Baginda Nabi Muhammad kecil tinggal bersama keluarga Halimah di pedalaman selama kurang lebih lima tahun. Selama itu pula, baginda Nabi menerima kasih sayang, penjagaan yang baik dan kebebasan jiwa daripada Halimah dan keluarganya.
Setelah itu, baginda Nabi Muhammad dipulangkan kepada kakeknya Abdul Mutallib di Makkah.
Kakek ia amat sangat mencintai beliau. Pada suatu ketika baginda Nabi Muhammad diajak oleh ibunya ke Madinah untuk bertemu saudara maranya, mereka ditemani oleh seorang budak perempuan berjulukan Umm Aiman yang ditinnggalkan oleh ayah beliau. Baginda Nabi ditunjukkan tempat wafatnya ayahnya serta pemakamannya.
Sudah sekitar satu bulan baginda Nabi Muhammad tinggal di Madinah bersama ibunya, kemudian ibunya pun sudah bersiap sedia untuk pulang kembali ke Makkah. Dia dan rombonganya kembalo ke Makkah menaiki dua ekor unta yang juga merupakan unta yang meraka bawa ketika berangkat ke Madinah dulu.
Akan tetapi, sesampainya di Kota Abwa ibunda Nabi Muhammad jatuh sakit dan alhasil meninggal dunia, kemudian dikuburkan disitu juga.
Baginda Nabi Muhammad kecil alhasil dibawa pulang ke Makkah oleh Umm Aiman dengan perasaan yang sangat sedih. Dan pada usia yang gres 6 tahun, Baginda Nabi sudah menjadi yatim piatu. Dan tinggallah belia bersama kakeknya dan paman-pamanya.
“Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, kemudian Dia melindungimu. Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang gundah kemudian Dia berikan petunjuk” (QS. Ad-Dhuha 93;6-7)
Kakek Nabi Muhammad Wafat
Kegembiaraan bagin Nabi Muhammad bersama kakeknya tak berlangsung lama. Ketika ia gres berusia 8 tahun, kakek ia Abdul Mutallib juga meninggal dunia.
Kematian Abdul Mutallib merupakan kehilangan besar bagi Bani Hashim. Karena dia merupakan orang yang berwibawa, teguh hatinya, terhormat dan paling kuat dikalangan bangsa Arab pada dikala itu.
Dia juga merupakan orang yang suka menyediakan makanan dan minuman kepada para tamu yang tiba berziarah, serta membantu para penduduk Makkah yang sedang mengalami kesusahan.
Kisah Nabi Muhammad Diasuh oleh Pamannya Abu Talib
Sepeninggal kakeknya, Abu Talib mengambil alih kiprah ayahnya untuk menjaga baginda Nabi Muhammad. Meskipun Abu Talib merupakan orang yang kurang bisa jikalau dibandingkan dengan saudaranya yang lain, akan tetapi dia punya perasaan yang paling lembut dan terhormat dikalangan orang Quraisy.
Abu Talib sangat mencintai baginda Nabi sabagaimana ia mencintai anak-anaknya sendiri. Selain itu, Abu Talib juga sangat tertarik dengan kebijaksanaan pekerti Baginda Nabi Muhammad yang sangat mulia.
Pada suatu hari, ketika mereka sedang bepergian ke Syam untuk berdagang, (Waktu itu Baginda Nabi Muhammad berusia 12 tahun) mereka bertemu dengan seorang rahib Kristian yang bisa melihat gejala kenabian yang ada pada baginda Nabi.
Kemudian rahib tersebut menasihati Abu Talib untuk tidak pergi terlalu jauh ke tempat Syam, sebab takut baginda Nabi akan disakiti oleh kaum Yahudi sekiranya mereka juga mengetahui gejala tersebut.
Abu Talib pun menuruti perkataan rahib tersebut dan tidak banyak membawa hasil dagang dari perjalanan tersebut.
Dia lebih menentukan untuk pulang kembali dan mengasuh anak-anaknya. Baginda Nabi sendiri juga sudah menjadi cuilan dari keluarga Abu Talib.
Waktu itu ia juga menerima kiprah untuk menggembala kambing keluarganya dan kambing penduduk Makkah. Selama baginda menjadi penggembala kambing, ia selalu berfikir dan merenung perihal segala sesuatu yang ada di alam semesta.
Oleh sebab itu, baginda Nabi Muhammad terhindar segala macam pemikiran insan akan nafsu dunia. Baginda Nabi juga terhindar dari segala macam perbuatan yang sia-sia.
Setelah baginda Nabi Muhammad mulai beranjak dewasa, baginda diutus oleh pamannya Abu Talib untuk membawa barang dagangan Khadijah binti Khuwailid, seorang pengusaha kaya raya dan sangat dihormati. Beliau melakukan tugasnya dengan amat sangat jujur dan penuh keikhlasan.
Khadijah pun alhasil tertarik dengan tabiat ia yang mulia dan kehebatannya dalam berdagang. Lalu dia mengungkapkan perasaan tersebut untuk menikah dengan baginda Nabi Muhamad yang ketika itu berusia 25 tahun dan Khadijah berusia 40 tahun. Hati Khadijah pun sangat besar hati karena ia mendapatkan lamarannya. Kemudian menikahlah baginda Nabi dengan Khadijah R.A.
Kisah Nabi Muhammad Mendapat Wahyu Pertama
Di usia ia yang ke 40 tahun, Baginda Nabi Muhammad mendapatkan wahyu yang pertama dan juga sebagai tanda diangkatnya ia menjadi Nabi dan Rasul terakhir untuk seluruh alam.
Saat mendapatkan wahyu pertama, ia berada di Gua Hira’ dan senantiasa merenung dalam kesunyian sambil memikirkan nasib umat insan pada waktu itu.
Kemudian datanglah malaikat Jibril menyapa dan menyuruh baginda Nabi Muhammad SAW untuk membaca ayat Al-Qur’an yang pertama kali diturunkan kepada beliau.
“Bacalah dengan nama Tuhanmu Yang Menciptakan” (Al-Alaq, 96;1)
Setelah insiden itu Rasulullah pulang dengan tubuhnya yang gemetaran. Sesampainya di rumah, baginda Nabi Muhammad diselimuti oleh bunda Khadijah R.A. dan menenangkannya.
Setelah baginda pulih kembali, mulailah ia menceritakannya kepada bunda Khadijah atas apa yang sudah ia alami waktu di Gua Hira’.
Semenjak itu, baginda Nabi Muhammad mulai berdakwah secara sembunyi-sembunyi. Dimulainya dari para kerabatnya untuk menjauhkannya daripada menyembah para berhala.
Khadijah istri ia merupakan perempuan pertama yang mempercayai risalah yang dibawa oleh baginda Nabi Muhammad SAW. Kemudian Ali bin Abi Talib yakni lelaki pertama yang beriman kepada Allah dan Rasulullah. Dakwah ia secara sembunyi-sembunyi dikalangan keluarganya berlangsung selama kurang lebih 3 tahun.
Dakwah Nabi Muhammad secara Terang-terangan.
Setelah turunnya wahyu yang memerintahkan baginda Nabi Muhammad untuk berdakwah secara terang-terangan, maka Rasulullah pun mulai mengembangkan fatwa Islam secara masiv dan lebih luas lagi.
“Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (Kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang musyrik” (Al-Hijr, 15;94).
Namun, penduduk Quraisy tidak bisa mendapatkan begitu saja fatwa yang dibawa oleh baginda Nabi Muhammad. Mereka sangat menentang keras dan bahkan memusuhi fatwa baginda Nabi Muhammad dan siapa pun yang mengikutinya. Bahkan paman ia sendiri (Abu Lahab) juga ikut memusuhi beliau.
Tetapi tidak pada pamannya (Abu Talib) dia selalu melindungi Rasulullah sebab khawatir atas keselamatan ia yang menerima saingan yang begitu keras dari kaum Quraisy. Kemudian ia bertanya kepada Rasulullah terkait rencananya kedepan. Lantas ia menjawab.
“Wahai paman, andai Matahari diletakkan di tangan kiri ku dan bulan di ajudan ku semoga saya menghentikan permintaan ini, maka saya tidak akan menghentikannya sehingga Agama Allah ini menyebar luas ke seluruh penjuru dunia atau saya binasa karenanya”
Dalam dakwahnya, baginda Nabi Muhammad SAW menerima banyak sekali macam tekanan, cemoohan, penderitaan dan banyak sekali macam olok-olokan daripada para penduduk Makkah yang jahil dan sangat menentang untuk diajak beriman kepada Allah. Bukan hanya ia saja yang mengalami penderitaan tersebut, akan tetapi juga para sahabat yang mengikutinya.
Wafatnya Khadijah R.A. dan Abu Talib
Rasulullah sangat duka melihat tingkahlaku umat insan pada zaman itu, terutama para kaum Quraisy. Karena baginda Nabi Muhammad tahu jawaban dari perbuatan mereka yang jahil tersebut.
Kesedihan itu semakin bertambah sepeninggal istri kesayangannya ibunda Khadijah yang wafat sesudah 10 tahun masa kenabian beliau.
Istri bagindalah yang tidak pernah bosan membantu baginda Nabi Muhammad untuk mengembangkan agama Islam serta mengorbakan semua harta dan jiwanya untuk tegaknya fatwa Islam yang dibawa oleh baginda Nabi Muhammad SAW. Dia juga yang selalu menjadi penghibur Rasulullah ketika sedang dirundung kesedihan.
Pada tahun itu juga, pamannya Abu Talib juga meninggal dunia. Paman yang mengasuhnya semenjak kecil sekarang telah dipanggil oleh ALlah SWT. Maka bertambah lagi kesedihan ia sebab kehilangan orang-orang yang sangat disayanginya.
Kisah Nabi Muuhammad Hijrah ke Madinah.
Tekanan dari kaum kafirin Makkah terhadap usaha Rasulullah dalam mengembangkan fatwa Agama Islam selepas kepergian istri dan pamannya menjadi semakin hebat.
Maka dari itu, Rasulullah tetapkan untuk berhijrah ke Madinah atas perintah dari Allah SWT, seiring dengan bahaya dari kafir Quraisy yang ingin membunuh Rasulullah.
Sesampainya di Madinah, Rasulullah disambut dengan penuh suka cita oleh para penduduk Madinah yang disebut sebagai kaum Anshor.
Seruan ia juga diterima dengan baik oleh para penduduk Madinah. Rombongan yang tiba bersama Rasulullah dari Makkah ke Madinah yang dikenal dengan kaum Muhajirin. Dengan diterimanya fatwa Rasulullah di Madinah, maka berdirilah sebuah negara Islam yang dipimpin pribadi oleh Rasulullah.
Negara Islam Madinah.
Negara Islam yang gres saja bangkit di Madinah menerima saingan dari kaum Quraisy, bangsa Yahudi dan kaum lainnya. Meskipun begitu, atas dukungan Allah SWT tak ada satupun yang bisa menghalangi Rasulullah untuk terus menyebar luaskan fatwa Agama Islam, mendirikan negara yang berlandaskan fatwa dan aturan Islam.
Pada masa kepemimpinan ia semua rakyat hidup dengan tenteram dan mendapatkan hak-hak nya. Maka dari itu lahirlah piagam Madinah yang berisi beberapa pasal yang mengatur hubungan antar umat beragama dalam segala bidang politik, ekonomi, sosial agama dan lain-lain yang berdasarkan pada wahyu dari Allah SWT.
Islam merupakan agama yang menjunjung tinggi kedamaian. Meskipun begitu, aspek pertahanan juga sangat penting diperhatikan untuk melindungi agama, masyarakat dan negara dari serangan musuh-musuh Islam.
Rasulullah setidaknya sudah pernah ikut ekspedisi dalam mempertahankan dan menegakkan syariat Islam yang mulai diobok-obok oleh kamum kafirin.
Diantaranya yakni beberapa perang besar menyerupai perang Badar (623 M / 2 H), perang Uhud (624 M / 3 H), perang khandak (626 M / 5 H) dan perang Tabuk (630 M / 9 H) Namun tidak semua peperangan berhasil dimenangkan oleh umat Islam.
Pada tahun 4 Hijriah / 625 Masehi, terbitlah perjanjian Hudaibiyah antara penduduk Islam Madinah dan kaum Musyrikin Makkah. Dengan ditandatanganinya perjanjian Hudaibiyah tersebut, maka negara Islam Madinah sudah resmi berdaulat yang dipimpin pribadi oleh Rasulullah Muhammad SAW.
Adapun perang terakhir yang diikuti oleh Rasulullah yakni perang Tabuk, yang di mana umat Islam memperoleh kemenangan. Pada tahun berikutnya (631 Masehi / 10 Hijriah) baginda Nabi Muhammad menunaikan ibadah haji bersama kurang lebih 100000 ribu pengikutnya.
Selain itu, baginda Nabi Muhammad SAW juga telah memberikan amanat terakhirnya kepada seluruh umat manusia. Rasulullah SAW bersabda;
“Wahai sekalian manusia, ketahuilah bahwa Tuhan kau Maha Esa dan kau semua yakni satu keturunan, yaitu keturunan Nabi Adam A.S. Semulia-mulia insan diantara kau di sisi Allah SWT yakni orang yang paling bertakwa. Aku telah tinggalkan kepadamu dua masalah dan kau tidak akan sesat selama-lamanya selagi kau berpegang teguh dengan dua masalah itu, yaitu Al-Qur’an dan Sunnah ku”
Kisah Wafatnya Nabi Muhammad SAW.
Baginda Nabi Muhammad SAW wafat pada bulan Juni 632 Masehi atau 12 Rabiul Awal Tahun 11 Hijriah. Baginda wafat sesudah selesai melakukan tugasnya sebagai Nabi dan Rasul, sekaligus sebagai pemimpin negara.
Baginda telah berhasil membawa umat insan ke jalan yang benar, menjadi seorang pemimpin yang bertanggung jawab, dan berilmu. Ialah Rasulullah SAW suri tauladan bagi kita semua umat manusia.
Sumber https://carajuki.com
0 Response to "√ Cerita Nabi Muhammad Dari Lahir Hingga Wafat"
Posting Komentar