Kelainan Sistem Kekebalan Tubuh
Kelainan Sistem Kekebalan Tubuh – Sistem kekebalan tubuh atau sistem imun merupakan pertahanan bagi tubuh manusia. Coba bayangkan bila kita hidup tanpa mempunyai sistem pertahanan, apa yang akan terjadi? kita akan menjadi insan yang gampang sakit bahkan yang terparah bisa menimbulkan kematian. Kalaupun ingin hidup, kita diharuskan tetap berada di ruangan atau lingkungan yang steril dari kuman, ini yang sangat sulit sekali untuk diwujudkan. Mengapa? lantaran mikroba patogen itu ada dimana-mana, ada di udara, air, benda yang kita sentuh bahkan tanah yang kita injak atau handphone yang kita pegang. Dan untuk membuat sebuah ruangan yang steril, itu harus tertutup dari dunia luar menyerupai ruangan khusus yang sangat mustahil diwujudkan untuk insan yang mempunyai banyak sekali macam acara di luar ruangan. Atau bila perlu, kita diharuskan mendapatkan suntikan vaksin untuk meningkatkan daya kebal tubuh terhadap penyakit tertentu. Nah, bagaimana bila antigen ada hingga ribuan jenis? apakah Anda siap mendapatkan suntik vaksin sebanyak ribuan kali?. Ini sangat sulit dibayangkan, kita hampir tidak bisa hidup bila tidak mempunyai sistem kekebalan tubuh, untuk itu kita harus menjaga supaya kelainan sistem kekebalan tubuh tidak terjadi pada diri kita.
Kelainan sistem kekebalan tubuh pada insan sanggup berupa alergi, autoimunitas, AIDS dan sebagainya.
1. Alergi
Alergi merupakan sensitivitas secara berlebihan terhadap sesuatu atau yang disebut sebagai anaphylaxis. Sebagian orang mengalami alergi ini, contohnya alergi ikan laut, alergi daging, alergi dingin, alergi debu, alergi telor, alergi susu, alergi obat, alergi serangga dan sebagainya. Adapun bentuk reaksinya ada majemuk diantaranya pusing, gatal-gatal, diare, sakit perut, muntah-muntah, bersin, sesak nafas, hidung meler, batuk, kulit terasa panas dan lain-lain. Pada reaksi yang lebih lanjut, bila terjadi reaksi anafilaktik, maka si penderita alergi sanggup mengalami shock (jantungan), muka bermetamorfosis pucat, mendadak bingung, pingsang bahkan sanggup mengalami kematian.
Paul Portier dan Charles Richet, pada tahun 1902 melaksanakan percobaan terhadap alergi. Mereka menyuntikan protein ke tubuh anjing kemudian menyuntikkannya kembali protein yang sama namun dosisnya lebih banyak. Apa yang terjadi? anjing tersebut mengalami alergi dengan kata lain tubuhnya menjadi hipersensitif (terlalu sensitif) terhadap seuatu antigen dan karenanya anjing tersebut mati. Nah, darisini kita jadi tahu bahwa sistem kekebalan tubuh justru tidak akan berfungsi kalau menawarkan respon yang terlalu berlebihan terhadap suatu antigen.
Bagaimana proses terjadinya alergi?
Proses terjadinya alergi disebabkan lantaran tingginya kadar antibodi atau imunoglobin E (IgE) yang spesifik terhadap zat tertentu yang sanggup menimbulkan zat alergen atau zat yang sanggup mengakibatkan reaksi alergi. Pada jaringan tubuh, imunoglobin E (IgE) sanggup bereaksi dengan zat alergen dengan cara melekat pada sel mast ialah sebuah sel yang berperan dalam peradangan dan alergi.
Apabila, imunoglobin E (IgE) mendapatkan kontak dengan zat alergen yang sama untuk kesekian kalinya (sampai batas tertentu), maka sel mast usang kelamaan akan mengalami degranulasi atau pecah sehingga kemudian akan mengeluarkan zat-zat diantaranya histamin, kinin dan bradikinin dari dalam granula. Zat-zat inilah yang kemudian sanggup menimbulkan dampak yang kita rasakan sebagai tanda-tanda menyerupai gatal-gatal, asma, muntah, diare dan sebagainya.
Proses alergi memerlukan waktu yang dinamakan sebagai proses sensitisasi yang dimulai semenjak pertama kali imunoglobin E (IgE) melaksanakan kontak dengan zat alergen. Proses sensitisasi ini bisa berlangsung dalam hitungan jam, bulan hingga tahun. Itulah sebabnya sering kali seseorang itu akan kaget ketika suatu dikala secara tiba-tiba beliau mengetahui bahwa dirinya alergi terhadap sesuatu padahal sebelumnya tidak terjadi apa-apa.
Alergi dalam jangka waktu yang usang sanggup menjadi sangat berbahaya. Hal ini dikarenakan sel mast sanggup mengeluarkan zat interleukin 4 yakni suatu zat yang sanggup merangsang sel limfosit B supaya menghasilkan imunoglobin E (IgE) dalam jumlah yang lebih banyak lagi. Akibatnya, Anda akan dipaksa untuk mengkonsumsi obat alergi dalam takaran yang lebih tinggi dari sebelumnya. Dalam dunia medis, obat alergi yang benar-benar mujarab belum ditemukan. Untuk itu biasanya kita disarankan untuk menjauhi makanan, minuman atau menjalin kontak dengan benda-benda yang mengandung zat alergen.
Penderita alergi tidak mempunyai dampak dari keturunan. Biasanya seseorang yang mempunyai alergi disebabkan lantaran menderita penyakit menyerupai asma, polip, abses telinga, abses sinus, abses pada pangga tenggorokan atau orang yang mempunyai kulit sensitif.
2. Autoimun
Autoimun merupakan penyakit dimana sistem kekebalan tubuh yang diproduksi menyerang sel lainnya di dalam tubuh (salah sasaran). Disini sel tubuh lainnya dianggap oleh Sel limfosit T seperti bukan merupakan potongan dari tubuh itu sendiri dengan kata lain dianggap menyerupai antigen sehingga harus diperangi.
Keabnormalan ini belum sepenuhnya terungkap oleh ilmuwan masa sekarang sehingga sulit untuk disembuhkan bahkan penyebabnya saja belum sanggup diketahui secara pasti. Penderita autoimun lebih banyak menyerang perempuan daripada laki-laki. Para mahir menduga bahwa sebuah kinerja asing ini sanggup disebabkan oleh beberapa kemungkinan menyerupai terjadinya serangan virus kepada sistem kekebalan tubuh pada bayi dikala belum lahir atau bisa disebabkan lantaran rusaknya senyawa dalam tubuh sehingga dianggap menyerupai antigen oleh sistem kekebalan tubuh. Saat ini obat untuk penyakit ini belum ditemukan, adapun obat yang beredar di pasaran hanya berfungsi untuk mengurangi gamma globulin dalam darah, yakni potongan darah yang mengandung antibodi.
Gejala penyakit autoimun sanggup majemuk lantaran pada prinsipnya, keabnormalan ini sanggup menyerang semua sel-sel dalam tubuh termasuk sel dalam organ-organ penting menyerupai otak, jantung, paru-paru, hati dan ginjal. Si penderita akan mengalami tanda-tanda yang hampir sama dengan alergi menyerupai demam, pusing, muntah, gatal, penyakit kuning, merusak sendi, sesak napas dan kematian.
Beberapa asing yang dipengaruhi oleh autoimun antara lain:
a. Myasthenia gravis ialah suatu keabnormalan dimana sistem kekebalan tubuh menyerang sel pada otot lurik sehingga terjadi degradasi otot dan berkurangnya kemampuan otot dalam berkontraksi. Hal yang nampak contohnya mata yang tidak simetris.
b. Lupus erythematosus ialah suatu keabnormalan dimana sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel tubuh lainnya. Sel-sel tubuh dianggap menyerupai benda asing yang berbahasa sehingga perlu dilawan. Penyakit ini sangat sulit untuk dideteksi lantaran mempunyai gejala-gejala yang bersifat umum.
c. Addison’s disease ialah suatu keabnormalan dimana sistem kekebalan tubuh menyerang kalenjar adrenalin dan sel-sel yang menghasilkan hormon adrenalin sehingga sanggup mengakibatkan infeksi, tubuh cepat lelah, berat tubuh turun, darah rendah, peningkatan pigmentasi kulit dan timbul rasa tertekan.
d. Multiple sclerosis ialah suatu keabnormalan dimana sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan saraf di otak dan tulang belakang. Penderita penyakit ini sanggup mengalami stres, pusing dan gangguan pengelihatan.
e. Diabetes mellitus ialah suatu keabnormalan dimana sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel beta di dalam pankreas yang memproduksi hormon insulin. Gejalanya hampir sama dengan penderita diabetes, contohnya kadar gula tinggi.
3. AIDS
AIDS abreviasi dari Acquired Immunodeficiency Syndrome yakni penyakit yang disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV), yakni sebuah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh pada manusia. Kaprikornus istilah AIDS dan HIV mempunyai makna yang berbeda. Penyakit ini pertama kali ditemukan pada perkara relasi sesama jenis pada tahun 1980-an. Oleh lantaran itu diberi nama “gay compromise syndrome” atau “gay-related immune deficiency” yang kemudian lebih dikenal dengan HIV/AIDS.
Bagaimana virus HIV bekerja?
AIDS gres akan muncul sehabis virus HIV menyerang manusia. Penyerangan tersebut sanggup berlangsung dalam kurun waktu yang cukup lama, bisa hingga bertahun-tahun (2 hingga 5 tahun). Akibatnya, sistem kekebalan tubuh menurun sehingga tubuh insan akan gampang terjangkit penyakit menyerupai kanker, kerusakan otak dan sebagainya.
Ketika HIV menyerang sistem kekebalan tubuh manusia, ia akan masuk ke dalamn sel limfosit T dan berkembang biak dalam waktu sekitar enam bulan. Penggandaan diri terus berlangsung hingga mengakibatkan membran pada sel limfosit T pecah. Virus kemudian akan menyebar dan menginfeksi sel limfosit T lainnya yang masih sehat. Pada suatu keadaan yang normal, sel limfosit T sanggup menonaktifkan virus ini namun bila virus telah menginfeksi sel limfosit T penolong, maka kemampuan sistem kekebalan tubuh dalam mengenali mikroba patogen ini menjadi berkurang. Orang yang normal akan mempunyai limfosit T sebanyak 800-1.200 sel per mikroliter darah sedangkan pada orang yang terjangkit AIDS hanya mempunyai sebanyak 50 sel per mikroliter darah.
Beberapa penyakit yang disebabkan oleh oleh virus HIV antara lain:
a. Mengalami abses jamur yang sanggup menyerang paru-paru, radang selaput otak dan sistem pernapasan.
b. Mengalami abses bakteri yang sanggup mengakibatkan TBC dan gangguan sistem pencernaan.
c. Mengalami abses virus, contohnya virus Cytomegalovirus yang menyerang retina mata, virus Epstein-Barr (EBV) yang
menyebabkan kanker darah, dan sebagainya.
d. Penyakit lainnya menyerupai kanker.
Nah, darisini kita jadi tahu bahwa kelainan sistem kekebalan tubuh yang disebabkan oleh virus HIV sanggup mengakibatkan munculnya banyak sekali penyakit yang sanggup mengganggu kesehatan tubuh bahkan bisa saja mengancam nyawa bagi si penderita.
[color-box]Ferdinand, Fictor P dan Moekti Ariebowo.2009.Praktis Belajar Biologi 2 untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Visindo Media Persada.
Sri, Lestari Endang.2009.Biologi 2 Makhluk Hidup Dan Lingkungannya Untuk SMA/MA Kelas XI. Solo: CV Putra Nugraha.
[/color-box]
Sumber aciknadzirah.blogspot.com
0 Response to "Kelainan Sistem Kekebalan Tubuh"
Posting Komentar