Sosiologi Politik: Definisi Dan Objek Kajiannya
Sosiologi politik secara singkat sanggup didefinisikan sebagai studi ihwal politik dalam perspektif sosiologis. Pada artikel ini saya akan paparkan pengertian dan objek kajian sosiologi politik sebagai subdisiplin sosiologi. Paparan akan dimulai dengan sejumlah pengertian berdasarkan para hebat yang diambil dari banyak sekali sumber. Ulasan mengenai objek kajian sosiologi politik juga ditampilkan semoga pembaca sanggup menangkap garis besar ihwal apa yang dipelajari dalam sosiologi politik.
Pengertian sosiologi politik
Beberapa hebat sosiologi telah memformulasikan definisinya. Kita akan tampilkan satu-persatu sembari mamahami dan menangkap persamaannya. Apa itu sosiologi politik?
Pitrim Sorokin mendeskripsikan sebagai studi ihwal korelasi dan efek timbal balik aneka macam tanda-tanda sosial maupun non sosial.
Maunce Dauverger mendefinisikan sebagai studi ihwal kekuasaan yang lingkupnya tidak hanya level negara-bangsa tapi juga turun hingga pada tataran kelompok kecil.
Rush dan Ahoff mengartikan sebagai suatu proses keterkaitan antara masyarakat dan politik. Keterkaitan tersebut meliputi struktur sosial dan tindakan sosial serta tindakan politik.
Tom Bottomore mendefinisikan sebagai ilmu yang fokus pada aspek kelas atau stratifikasi sosial, gerakan sosial, serta aspek politik lainnya.
Gordon Marshal mengartikan sebagai subdisiplin sosiologi yang menganalisis lantaran dan tanggapan dari adanya ketidakseimbangan distribusi kekuatan-kekuatan sosial dalam masyarakat.
Ryan Calder dan John Lie mendefiniskan sebagai studi yang menganalisis operasi sistem kekuasaan dalam kehidupan sosial.
Bila kita ringkas pengertian sosiologi politik di atas, akan kita peroleh deskripsi sebagai berikut ini:
Sosiologi politik yaitu studi sosiologis ihwal korelasi kuasa serta kekuatan-kekuatan sosial dan pengaruhnya dalam kehidupan masyarakat.
Definisi tersebut tentu bersifat general. Kita sanggup meletakkan studi ihwal stratifikasi sosial, yaitu kesenjangan sosial dan ekonomi, misalnya, sebagai bab dari sosiologi politik. Kita juga sanggup letakkan gerakan sosial, fenomena protes ojek pangkalan, misalnya, sebagai topik dalam sosiologi politik. Menganalisis aspek politik dari sebuah fenemona sosial yaitu inti pengertiannya.
Apa saja yang sanggup dipelajari dalam sosiologi politik?
Jawaban ringkas untuk pertanyaan itu yaitu banyak sekali sanggup yang dipelajari. Saya uraikan beberapa yang umum dipelajari saja di kelas sosiologi. Uraian dibawah ini merujuk pada pendapat hebat sosiologi Ryan Calder dan John Lie yang menguraikan ihwal ”Political Sociology” dalam kontribusinya di ”the Balckwell Encyclopedia of Sociology”, editan George Ritzer. Beberapa objek kajian diantaranya:
- Kelas sosial
Inspirasi topik ini tiba dari banyak ilmuwan sosial. Salah satu yang terkemuka yaitu Karl Marx. Kepemilikan proses produksi membuat perbedaan-perbedaan kekuatan dalam masyarakat, demikian berdasarkan Marx. Satu kelompok masyarakat mendominasi masyarakat lainnya. Kelompok-kelompok tersebut dikategorisasikan secara teoritis sebagai kelas sosial. Kelompok yang mempunyai kekuatan, alat produksi, kekuasaan mendominasi kelompok yang tidak. Jumlah kelompok yang mendominasi lebih sedikit. Menurut Marx, kelas sosial yaitu unit dasar terciptanya kompetisi dan konflik. Sosiologi politik mempelajari siapa berada di kelas mana, bagaimana konflik antar keduanya terbentuk, bagaimana menyelesaikannya, dan sebagainya.
- Kesenjangan sosial
Ketimpangan sosial meliputi aspek yang luas. Saya pernah menguraikan ihwal stratifikasi sosial sebagai suatu bentuk hierarki sosial. Ketimpangan merupakan perwujudan dari hierarki. Lingkup studi mengenai ketimpangan sosial sangatlah luas. Kita sanggup membahas ihwal struktur organisasi, dimana wakil rakyat punya kuasa untuk membuat undang-undang. Kita sanggup bicara ihwal ekspliotasi negara maju pada negara berkembang, dan sebagainya. Max Weber memperlihatkan analisis konseptual ihwal birokrasi. Dalam sistem birokrasi, terlihat terang individu mempunyai peranannya masing-masing. Struktur birokrasi mengandung hierarki. Ada orang yang punya kuasa lebih besar. Fenomena atasan minta buatin kopi pada bawahan, padahal tidak ada di SOP, memperlihatkan tugas kuasa dan kekuatan yang sanggup saja diselewengkan diluar koridor resmi birokrasi.
- Partai politik
Contoh topik ini merupakan salah satu fenomena yang lebih praktis. Dalam sistem demokrasi, adanya partai politik sudah lumrah. Partai menjadi kendaraan politik untuk memperoleh kekuasaan, memberikan aspirasi, dan membentuk keterwakilan. Mempelajari partai politik menjadi penting. Apalagi di Indonesia, kekuasaan tertinggi negara belum sanggup diraih diluar partai politik sebagai sebagai kendaraaanya. Jalur independen sanggup saja dilalui, namun tugas partai politik sanggup dikatakan masih sangat signifikan.
- Gerakan sosial
Ruang lingkup pada objek kajian ini sangat luas sekali. Kita sanggup melihat agresi menurunkan seorang kepala kawasan dengan mengumpulkan massa di jalan sebagai gerakan sosial. Pengumpulan koin simpati secara online pada korban peristiwa juga sanggup dilihat sebagai sebuah gerakan sosial. Terbentuknya komunitas sepatu roda dan sekularis radikal anti agama juga informasi menarik dalam gerakan sosial.
Sosiolog Calder dan Lie menyebutkan secara eksplisit ihwal elitisisme dan pluralisme sebagai objek kajian sosiologi politik. Di negara beragam menyerupai Indonesia, gerakan-gerakan sosial yang mengampanyekan pluralisme tidak lepas dari politik, begitu pula gerakan yang menolaknya. Maka informasi ihwal pluralisme sangat relevan dibahas dalam sosiologi politik.
Diluar poin yang sudah disebutkan diatas, masih ada banyak sekali macam topik yang sanggup dibahas. Nasionalisme, Globalisasi, Demokrasi, dan Kebijakan Publik yaitu beberapa diantaranya.
Bagaimana dengan isu-isu kekinian yang potensial menjadi objek kajiannya?
Calder dan Lie menyebutkan beberapa objek kajian yang ketika ini hangat dibahas, menyerupai informasi lingkungan, gender, dan ras. Saya menambahkan, di Indonesia, informasi agama sanggup menjadi salah satu informasi kontemporer dalam sosiologi politik yang sanggup dibahas.
Kembali pada pengertian sosiologi politik sebagaimana yang sudah dibahas diawal, aspek korelasi kuasa merupakan konsep penting yang sanggup digunakan. Dalam informasi gender misalnya, kita sanggup menganalisis dominasi maskulin terhadap keputusan-keputusan sosial.
Misalnya, mengapa perusahaan menggaji pria dengan angka lebih tinggi ketimbang wanita secara rata-rata? Adakah diskriminasi gender disitu? Perilaku secis yang ditunjukkan belum dewasa muda di jalan, apakah fenomena tersebut merupakan produk pendidikan yang sedang berlaku sekarang?
Baca juga Gender: Sebuah Konstruksi Sosial
Itu gres aspek gender. Bagaimana dengan ras? Orang kulit gelap di Amerika mempunyai kesempatan yang lebih sedikit untuk mengakses pendidikan formal dan lapangan kerja dibanding orang kulit putih. Mengapa demikian? Siapa yang membuat kebijakan kependidikan dan ketenagakerjaan yang rasis? Apakah orang-orang di dewan legislatif kebanyakan berkulit putih? Ada korelasi kuasa di dalam korelasi rasial.
Di Indonesia, pertanyaannya sanggup jadi adalah, apakah agama lebih banyak didominasi menghormati keberadaan kaum minoritas? Apakah kaum minoritas juga, sebaliknya, menghormati agama lain? Siapa saja bintang film intelektual dibalik gerakan sosial berbasis keagaamaan di Indonesia?
Isu agama jikalau dilihat dari kacamata sosiologi politik akan tampak sebagai permainan elit kuasa. Segelintir orang yang punya kepentingan politik memakai agama sebagai instrumen untuk mempertahankan status quo atau meraih kekuasaan. Relasi kuasa yaitu konsep penting dalam sosiologi politik kontemporer.
Baca juga Masalah Sosial: Contoh dan Solusinya
Sumber aciknadzirah.blogspot.com
0 Response to "Sosiologi Politik: Definisi Dan Objek Kajiannya"
Posting Komentar