Cara Menanam Hidroponik Dan Contohnya
Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, menyebabkan berkembangnya pula seni menanam tanaman. Hidroponik ialah budidaya menanam tumbuhan tanpa memakai tanah sebagai media tanamnya, melainkan dengan memanfaatkan air. Jadi, dalam hidroponik, tanah tidak digunakan sama sekali. Pemenuhan nutrisi tumbuhan ialah titik fokus dari metode hidroponik ini. Walaupun metode menanam hidroponik ini memakai air, namun air yang digunakan lebih sedikit jikalau dibandingkan dengan metode bercocok tanam biasa, yaitu menanam di tanah. Metode ini cocok diterapkan di tempat yang mempunyai keterbatasan dalam pasokan air.
10 Cara Menanam Menggunakan Metode Hidroponik
Pada umumnya, metode hidroponik ini berdasar pada penambahan nutrisi pada air. Kemudian larutan tersebut dijadikan semacam bank nutrisi untuk diproses oleh tanaman. Ada sedikitnya sepuluh cara yang dikembangkan untuk menanam tumbuhan memakai metode hidroponik ini. Kesepuluh cara itu ialah static solution culture, continuous-flow solution culture, aeroponics, fogponics, passive sub-irrigation, ebb and flow or flood and drain sub-irrigation, run to waste, deep water culture, top-fed deep water culture, dan rotary.
Cara ini sudah kami bahas pada artikel cara bertanam hidroponik bagi pemula tapi akan kami bahas lebih lengkap disini.
Berikut klarifikasi dari kesepuluh cara menanam hidroponik:
- Static solution culture
Sesuai dengan namanya, pengairan yang digunakan dalam metode ini ialah air yang membisu atau statis (static). Maksudnya, penanaman hidroponik di lakukan di sebuah tempat besar (seperti bak) yang terisi air. Akar-akar tumbuhan hidup di dalam air itu, sementara kepingan batangnya tumbuh di atas permukaan air. Air yang digunakan, sebelumnya telah diberi nutrisi (nutrien).
Di Indonesia, static solution culture lebih dikenal dengan nama teknik apung (atau disebut pula dengan nama rakit apung) dan sistem sumbu (atau yang lebih dikenal dengan bahasa Inggrisnya wick system).
Ukuran wadah yang digunakan untuk menampung larutan berbeda-beda, tergantung pada penggunaan, jenis tanaman, dan ukuran tanaman.
Sistem ini bisa dilakukan secara sederhana di dalam rumah dengan memakai barang-barang tak terpakai yang ada di sekitar rumah. Barang-barang itu di antaranya gelas, ember, toples, botol plastik bekas, atau juga kolam air.
Sistem ini pun (terutama wick system) biasanya diperkenalkan di sekolah-sekolah. Sistem wick ialah sistem yang memanfaatkan daya kapilaritas (kain atau sumbu). Sistem wick memanfaatkan bank nutrisi yang terletak di kepingan bawah tempat penanaman untuk kemudian dibawa naik oleh kain atau sumbu ke kepingan akar tanamannya. Jadi, akar tumbuhan tidak secara eksklusif menyentuh air. Sistem wick ini baik untuk mencegah pembusukan akar. Selain itu, sistem wick ini juga bagus untuk diterapkan di tempat yang kesulitan mendapat pasokan air.
Perbedaan antara teknik wick (sumbu) dengan teknik apung ialah letak akarnya. Pada teknik wick akar tidak eksklusif menyentuh air, sedangkan dalam teknik apung akar eksklusif menyentuh air.
Teknik apung biasanya memanfaatkan sterofom sebagai penyangganya. Maksudnya, akar tumbuhan di masukkan sterofom yang sudah dilubangi. Dengan begitu, akar tumbuhan akan menjuntai di air, sementara batang tanamannya akan mengapung di atas permukaan air, tersangga oleh sterofom.
Untuk hasil maksimal, yaitu biar nutrien tidak mengendap, gunakanlah aerator. Aerator ialah alat bertenaga listrik yang berfungsi menambahkan udara ke dalam air, atau biasa juga disebut penggelembung udara. Aerator bisa kita dapatkan di toko-toko perlengkapan akuarium. Selain itu, penggunaan aerator pun berfungsi untuk meningkatkan kadar oksigen dalam air.
Yang harus diperhatikan dari sistem air statis ini ialah volume air yang selalu berkurang. Periksalah secara terpola pasokan air dalam wadah. Tambahkanlah jikalau air terlihat berkurang.
- Continuous-flow solution culture
Hampir mirip dengan static solution culture, di mana akar sama-sama menjuntai dalam air, continuous-flow solution culture mempunyai teknologi yang lebih spesifik. Dalam continuous-flow solution culture, air yang tadinya diam, dibuat untuk terus mengalir. Air yang mengalir itu secara kontinyu mengalir melewati akar-akar tanaman. Jika teknik static solution culture memakai wadah mirip kolam air atau bahkan botol plastik bekas, teknik continuous-flow solution culture ini pada umumnya memakai pipa paralon (pipa air). Pipa-pipa itu biasanya disambungkan membentuk mirip pola ular melata. Sistem ini memungkinkan penggunanya untuk menanam lebih banyak tanaman. Baca cara menciptakan tumbuhan hidroponik dengan paralon disini.
Dalam sistem ini, tumbuhan ditanam di sisi pipa yang sudah dilubangi, setiap lubang diberi jarak sekitar dua puluh hingga tiga puluh sentimeter. Kemudian, lubang itu di isi penyangga mirip gelas yang bawahnya berlubang. Jadi, akar tumbuhan bisa menyentuh air mengalir di dalam pipa itu, sementara batang tanamannya berada di atas air.
- Aeroponics
Aeroponik ialah sistem yang unik. Akar-akar tumbuhan dibasahi dengan cara menyemprotkan nutrien secara berkala. Nutrien yang disemprotkan berupa butir-butir halus, hampir mirip kabut.
Sistem ini telah terbukti sangat efektif untuk digunakan dalam perkembangbiakan tumbuhan (propagation) dan pada tahap awal perkembangan tanaman.
Hampir sama dengan teknik continuous-flow solution dan static solution culture, di mana air berada di bawah akar, sistem aeroponik ini mempunyai perbedaan dari kedekatan akar tumbuhan dengan air. Akarnya tidak terendam air, tapi menjuntai di atas permukaan air.
- Fogponics
Metode fogponics hampir mirip dengan metode aeroponics. Bedanya terdapat pada ukuran larutan nutrisi yang dikeluarkan. Pada metode fogponics ini, ukuran air yang dipancarkan pada akar tumbuhan ialah sebesar 5-10 µm, jauh lebih kecil dibandingkan diameter larutan air yang disemprotkan dalam metode aeroponics.
Dengan ukuran sekecil itu, larutan sanggup menyebar di udara dengan bebas. Selain itu, ukuran yang kecil sanggup menyentuh akar tumbuhan dengan gampang dan tidak menghambat oksigen.
- Passive sub-irrigation
Passive sub-irrigation dikenal juga dengan nama hidroponik pasif atau semi hidroponik. Tekniknya hampir mirip dengan continuous-flow solution dan static solution culture. Dalam passive sub-irrigation media tanamnya biasanya berupa sabut kelapa (cocopeat). Penanamannya memakai dua wadah, satu untuk tanamannya, satu lagi untuk wadah air yang kemudian diserap oleh akar atau dengan dukungan kain. Teknik wick ialah salah satu cara yang termasuk ke dalam passive sub-irrigation.
- Ebb and flow or flood and drain sub-irrigation
Ebb and flow or flood and drain sub-irrigation hampir mirip dengan continous-flow solution di mana air bersirkulasi, bukan air tergenang. Mudahnya, tabung penyimpan larutan air dan nutrisi mengalirkan larutannya ke kepingan bawah pot tanaman, kemudian kelebihan airnya dialirkan kembali ke tabung nutrisi yang berada di bawah pot tanaman.
- Run to waste
Sistem ini ialah sistem sekali jalan. Maksudnya, air yang dialirkan eksklusif dibuang. Tempat menanamnya biasanya berbentuk kolam besar yang di atasnya ditanami tanaman. Tanaman mirip tomat, timun, dan cabai bisa ditanam dengan metode ini.
Jadi, baknya berbentuk persegi panjang. Air dialirkan dari satu sisi ke sisi lainnya. Di sisi yang lainnya itu, terdapat lubang untuk membuang air yang tadi dialirkan. Metode sistem ini biasanya memakai skala yang besar.
- Deep water culture
Sistem deep water culture membuat tumbuhan lebih cepat besar. Karena, banyak kandungan oksigen yang diserap oleh akar tanaman. Caranya, yaitu dengan menahan akar tumbuhan biar terus berada di wadah berisi larutan nutrisi tumbuhan hidroponik yang juga diberikan oksigen. Penambahan oksigen bisa memakai pompa air atau penggelembung air untuk akuarium.
Batang tumbuhan sama sekali tidak menyentuh air. Sehingga tidak akan terjadi pembusukan batang. Sistem ini biasanya dilakukan di dalam ember. Usahakan biar akar tumbuhan tidak dibiarkan terurai ke mana-mana. Gunakanlah net pot, yaitu pot yang banyak lubangnya mirip saringan teh. Net pot ini memang diperuntukkan untuk digunakan dalam metode hidroponik.
- Top-fed deep water culture
Metode top-fed deep water culture ini lebih baik jikalau dibandingan dengan metode deep water culture. Top-fed deep water culture menciptakan pertumbuhan tanamannya lebih cepat dibanding deep water culture.
Dalam top-fed water culture air berisi nutrisi dialirkan ke kepingan atas akar, kemudian air dibiarkan menetes ke wadah (ember) penampungan larutan nutrisi. Air dialirkan oleh pompa air yang menyala seharian penuh selama proses penanaman. Penggunaan pompa air ini menciptakan kadar oksigen dalam wadah penampungan larutan nutrisi menjadi tinggi. Kadar oksigen yang tinggi dalam larutan menciptakan tumbuhan cepat besar dan subur.
- Rotary
Dalam sistem ini, tumbuhan ditanam di dalam sebuah lingkaran yang terus berputar selama proses penanaman berlangsung. Bentuknya mirip lingkaran permainan hamster. Sistem ini dirancang untuk semua jenis tanaman.
Di titik poros lingkaran tersebut, terdapat sebuah lampu yang bersinar terang. Fungsinya untuk menstimulasi cahaya matahari.
Media Tanam yang Sering Digunakan dalam Metode Hidroponik
Setelah mengetahui kesepuluh jenis teknik bercocok tanam hidroponik, hal selanjutnya yang penting untuk dipikirkan oleh seorang pekebun organik ialah media tanam yang harus digunakan untuk menanam tanamannya. Berikut ini ialah beberapa macam media tanam yang bisa digunakan untuk menanam tumbuhan dengan metode hidroponik:
- Pelet Tanah Liat
Media tanam ini berbentuk bulat-bulat mirip pelet kuliner ikan. Terbuat dari tanah liat yang dibakar dalam suhu sekitar 1.200 derajat celsius. Pembakaran dengan suhu tinggi ini menciptakan bakteri, virus, dan kuman yang ada di tanah liat mati sehingga tidak akan membahayakan tanaman. Pelet tanah liat atau hidroton mempunyai pH netral sehingga baik untuk digunakan. Walaupun terbuat dari tanah liat, pelet ini sangatlah ringan, sehingga tidak perlu khawatir untuk menggunakannya.
Beberapa produsen pelet tanah liat menciptakan produk ini ramah lingkungan. Artinya, pelet tanah liat bisa digunakan kembali sehabis dicuci bersih. Pencucian dengan cara merendam pelet tanah liat dengan cuka, klorin, atau hidrogen peroksida dinilai cukup untuk membunuh segala basil yang mungkin hidup dan berkembang selama proses penanaman sebelumnya.
- Sekam
Sekam ialah kulit padi sehabis ditumbuk. Harga sekam sangatlah ekonomis. Sekam menjadi pilihan yang banyak digunakan baik untuk hidroponik, maupun nonhidroponik. Sekam mempunyai kemampuan drainase air yang baik.
- Sekam bakar
Berbeda dengan sekam biasa yang berwarna kuning keemasan, sekam bakar warnanya hilang mirip arang. Sekam bakar ialah sekam yang telah dibakar sedemikian rupa sehingga bisa digunakan sebagai media tanam. Saat digunakan, sekam bakar akan menjadi lebih padat, jikalau dibandingkan dengan sekam biasa. Hal ini bagus untuk menyerap air lebih banyak.
- Spons
Spons mempunyai daya serap tinggi. Kemampuan menyerapnya ini digunakan sebagai penyimpan pasokan air yang baik. Selain itu, akar-akar tumbuhan akan gampang mencengkram dan merengsek masuk ke dalam spons.
- Growstones
Growstones terbuat dari beling daur ulang. Sistem drainase dari growstones ini sangat baik. Growstones menjadi salah satu pilihan media tanam hidroponik yang banyak dipilih. Ukurannya bervariasi, sekitar 2-5 cm. Growstones ini bisa digunakan untuk menanam sayuran, tumbuhan herbal, tumbuhan buah, juga bunga-bungaan. Cocok digunakan sebagai media tanam untuk menanam selada bahkan tomat. Growstones bisa dibilang sebagai alternatif yang baik selain pelet tanah liat.
- Sabut kelapa
Sabut kelapa ialah media tanam yang netral lantaran tidak mengandung mineral. Hebatnya, sabut kelapa bisa menyimpan mineral yang belum diharapkan tanaman. Jika kemudian tumbuhan membutuhkannya, sabut kelapa akan melepaskannya biar bisa diserap oleh akar tumbuhan tersebut. Sabut kelapa mempunyai banyak bentuk (setelah diolah biar memudahkan penanaman). Bentuk yang paling populer ialah cocopeat. Cocopeat ialah sabut kelapa yang dibuat lebih halus. Teksturnya mirip sekam bakar. Sabut kelapa sudah dikenal di dunia bunga-bungaan. Para petani anggrek maupun penggemar anggrek biasanya memakai sabut kelapa sebagai media tanamnya, selain arang.
- Perlite
Di Indonesia, mungkin kita jarang mendengar kata “perlite”. Perlite ialah media tanam pengganti tanah, berupa bebatuan vulkanik. Perlite mempunyai berat yang ringan dikarenakan pemanasan alami yang dialaminya.
- Vermiculite
Sama mirip perlite, nama “vermiculate” pun jarang didengar di Indonesia. Vermiculite pun terbentuk dari proses pemanasan ekstra secara alami, sehingga massanya berubah ringan. Walau begitu, vermiculite lebih banyak menyerap air dan nutrisi. Vermiculite bisa melepaskan bertahap serapan airnya untuk memudahkan udara masuk di sekitar akar tanaman.
- Batu apung
Pelite, vermiculite, dan kerikil apung sama-sama terbentuk dari proses vulkanik. Beratnya pun sama-sama ringan. Batu apung sering juga digunakan sebagai media pengganti tanah dalam proses hidroponik.
- Pasir
Pasir ialah media tanah yang murah dan gampang didapat. Namun begitu, massanya sangat berat. Pasir tidak menyerap air dengan baik. Selain itu, jikalau hendak digunakan kembali, pasir perlu disterilkan.
- Kerikil
Selama ini kita tahu bahwa kerikil akuarium hanya sanggup digunakan sebagai ornamen dalam akuarium saja, namun rupanya tidak. Kerikil bisa juga dijadikan media tanam hidroponik. Sebelum digunakan, sebaiknya kerikil dicuci higienis terlebih dahulu.
Kerikil akuarium tidak akan menciptakan air dalam pot tergenang, namun kerikil populer dengan massanya yang berat. Kerikil tidak menyerap air sehingga tidak cocok untuk tumbuhan yang membutuh pasokan air terus menerus.
- Serat kayu
Serbuk kayu atau serbuk gergaji bisa digunakan sebagai media tanam pengganti tanah (hidroponik). Serbuk kayu ialah media tanam yang sangat awet. Mendapatkan serat kayu tidaklah sulit, datanglah ke tempat-tempat pembuatan furnitur di sekitar tempat tinggal.
- Wool bulu
Wool bulu ialah wool yang terbuat dari bulu domba. Wool bulu memberi tumbuhan pasokan udara yang baik.
- Wool kerikil (mineral wool)
Wool batu ialah media tanam yang paling banyak digunakan dalam metode hidroponik. Wool kerikil terbuat dari kerikil yang meleleh dan basah. Wool kerikil bisa menciptakan tangan terjangkit gatal. Namun jangan khawatir, dengan mencuci tangan dengan air hambar yang mengalir, akan mengurangi rasa gatal itu. Walau begitu, wool kerikil sangatlah berkhasiat secara efektif dan efisien sebagai media tanam hidroponik.
- Pecahan kerikil bata
Jika Anda suka berkebun dan menemukan kerikil bata yang sudah pecah di jalanan, jangan aib untuk mengambilnya. Ternyata, pecahan kerikil bata bisa digunakan sebagai media tanam hidroponik. Namun, jangan lupa untuk mencuci pecahan kerikil bata itu dengan ekstra higienis demi menjaga pH media tanam.
- Kacang Polisterin
Kacang polisterin ialah semacam karet sintetis yang dibuat mirip biji kacang tanah. Harganya sangat murah. Drainase dari material ini sangatlah baik. Namun, berhati-hatilah dengan beratnya yang sangat ringan. Kacang poliserin mempunyai nama lain mirip foam peanuts, packing peanuts, popcorn sterofom, atau packing noodles. Namun, zat sterin (styrene) ternyata sanggup diserap oleh tumbuhan dan membahayakan kesehatan.
- Hidrogel
Hidrogel atau jelly air bisa digunakan sebagai media tanam hidroponik dalam skala kecil. Selain dijadikan media tanam, hidrogel pun berfungsi sebagai ornamen penghias ruangan. Hal tersebut disebabkan bentuk dan warnanya yang cantik. Harganya cenderung murah. Hidrogel bisa didapatkan di toko-toko tanaman.
- Batang pakis
Pada dasarnya, hidroponik ialah metode menanam tanpa tanah. Kaprikornus media tanam yang digunakan bukanlah tanah. Bagi beberapa orang, memakai batang pakis sebagai media tanam bukanlah hal yang asing. Batang pakis terdapat dua jenis, yaitu batang pakis hitam dan batang pakis coklat. Batang pakis hitam ialah batang pakis yang lebih sering digunakan untuk dijadikan media tanam. Cara memakai batang pakis ini ialah dengan mencacahnya terlebih dahulu. Batang pakis ini mempunyai sistem drainase yang baik dan teksturnya lunak. Namun, semut dan hewan-hewan kecil lainnya dikabarkan betah untuk hidup di cacahan batang pakis ini.
- Kompos
Kompos ialah hasil dari proses pembusukkan limbah organik mirip daun layu, rumput, atau kulit buah dan sayur. Kompos kaya akan nutrisi sehingga baik untuk tanaman. Selain itu, unsur nitrogennya (N) pun sangat kaya. Tidak hanya sebagai media tanam yang baik, ternyata kompos juga bisa digunakan untuk mengembalikan kondisi tanah pada kondisi yang subur
- Lumut
Lumut yang lebih dikenal dengan nama moss di dunia pertanaman ialah salah satu dari banyak media tanam yang bisa digunakan untuk menggantikan penggunaan tanah. Moss terbuat dari akar paku-pakuan yang biasa terdapat di hutan. Biasanya moss digunakan sebagai media penyemaian, lantaran mempermudah penyebaran akar tanaman. Moss bisa mengikat air dengan sangat baik.
Jenis Tanaman yang Bisa Ditanam Menggunakan Teknik Hidroponik
Berikut beberapa tumbuhan yang sanggup ditanam dengan memakai teknik hidroponik:
- Anggrek
Anggrek (Orchidaceae) bisa ditanam memakai hidroponik. Pilihlah metode passive sub-irrigation. Dengan menanam anggrek memakai hidroponik, Anda tidak perlu sering-sering menyiram anggrek kesayangan Anda dan tidak perlu khawatir angrek Anda kelebihan air.
- Anggur
Anggur (Vitis vinifera) bisa ditanam dengan memakai teknik hidroponik. Teknik yang cocok salah satunya adalah top-fed deep water culture. Dengan memakai teknik top-fed deep water culture, anggur ditanam di atas kolam, sehingga nanti pertumbuhannya akan merambati penyangga yang diberikan dan buah-buahnya akan menjuntai. Menanam anggur dengan teknik top-fed deep water culture ini bisa berfungsi juga sebagai ornamen kolam, sehingga kolam tidak terlihat membosankan.
- Asparagus
Asparagus (A. officinalis) ialah sayuran yang dikonsumsi batangnya untuk dimakan. Batangnya tegak, lurus, dan tinggi. Asparagus ternyata bisa juga dikembangbiakkan dengan cara hidroponik.
- Bawang Merah
Hidroponik ternyata bukan hanya diperuntukkan untuk sayur-sayuran yang berdaun lembut saja, melainkan juga bisa untuk menanam tumbuhan berumbi mirip bawang merah (A. cepa). Di Indonesia bawang merah menjadi salah satu keperluan dapur yang sangat dibutuhkan. Baca cara menanam bawang merah hidroponik disini.
- Bawang perai
Bawang perai atau bawang prei (A. ampeloprasum) termasuk ke dalam genus bawang-bawangan. Rupanya mirip mirip bawang daun tapi, wanginya tidak semenyengat bawang daun. Bawang perai lazimnya digunakan pada masakan-masakan Eropa, terutama pada masakan Perancis yang berjulukan vichyssoise.
- Bayam
Bayam (Amarantus) ialah satu dari banyak jenis sayuran yang sanggup ditanam memakai hidroponik. Gunakanlah metode continuous-flow solution culture atau static solution culture untuk mendapat hasil terbaik. Produk benih bayam sanggup Anda peroleh disini.
- Bit
Beta vulgaris adalah nama ilmiah dari bit. Bit mempunyai warna merah pekat. Sama mirip bawang merah, bit juga termasuk ke dalam tumbuhan umbi-umbian. Dengan begitu, bit juga bisa ditanam memakai teknik hidroponik.
- Blackberry
Blackberry (rubus) ternyata bisa ditanam memakai hidroponik. Media tanamnya bisa diganti menjadi kerikil atau batu-batuan.
- Blueberry
Blueberry (Vaccinium) ialah antioksidan yang baik. Ia bisa ditanam secara hidroponik juga.
- Brokoli
Brassica oleraceavar bortrytis adalah tumbuhan dari keluarga kubis-kubisan. Menanam brokoli secara hidroponik menciptakan brokoli lebih kaya akan nutrisi.
- Buncis
Phaseolus vulgaris atau buncis, bisa ditanam secara hidroponik. Menanam buncis dengan cara hidroponik sangatlah mudah. Hal itu disebabkan lantaran biji buncisnya yang gampang tumbuh.
- Cabai
Cabai (Capsicum) memiliki banyak kegunaan. Oleh lantaran itu, para petani melaksanakan banyak eksperimen pada tumbuhan yang satu ini. Ternyata, hidroponik bisa juga diterapkan dalam penanaman cabai.
- Kacang polong
Tidak hanya tumbuhan daun-daunan, kacang-kacangan mirip kacang polong (Canavilia gladiata) pun bisa ditanam memakai metode hidroponik.
- Kangkung
Kangkung ialah tumbuhan yang gampang tumbuh. Ia biasanya tumbuh di tempat lembap berair. Hidroponik sangat bagus untuk diterapkan pada kangkung. Karena memang habitat kangkung yang menyukai tempat berair.
- Lemon
Citrus limon atau yang biasa dikenal sebagai lemon ialah tumbuhan yang buahnya menyegarkan. Buahnya biasa dijadikan materi untuk minuman.
- Lobak
Lobak (Raphanus sativus) adalah sayuran yang gampang tumbuh. Masa panennya sekitar tiga ahad hingga dua bulan, bergantung pada jenisnya.
- Raspberry
Sama mirip tumbuhan berry-berry yang lainnya, raspberry sanggup dibudidayakan memakai metode hidroponik. Selain hemat air, akan semakin banyak kandungan nutrisi yang diserap, sehingga buahnya pun akan semakin berkualitas.
- Rosemary
Rosemary populer dengan aromanya yang khas. Rosemary biasanya digunakan sebagai rempah materi masakan. Biasanya rosemary ditambahkan pada olahan daging sapi untuk menetralkan bau bau yang berlebih.
- Selada
Lactuca sativa tumbuhan ini ialah tumbuhan yang paling populer di dalam metode penanaman hidroponik. Selada gampang dibesarkan, tak hanya di tanah, melainkan juga di media tanam hidroponik. Hidroponik dipercaya bisa memperbanyak nutrisi yang diserap oleh selada sehingga selada tumbuh lebih sehat (selada organik). Baca cara menanam selada dengan metode hidroponik disini.
- Stroberi
Stroberi atau strawberry (Fragaria x ananassa) ialah salah satu tumbuhan yang juga sering dibudidayakan dengan metode hidroponik. Metode hidroponik akan menciptakan nutrisi diserap baik oleh strawberry. Sehingga tumbuhan strawberry akan menghasilkan buah yang merah dan besar.
- Tauge
Tauge ialah kecambah yang biasanya terbuat dari kacang hijau atau kacang kedelai. Membuat tauge memakai hidroponik, dipercaya bisa menciptakan tauge tumbuh lebih cepat.
- Wortel
Sama halnya dengan lobak, wortel (Daucus carot) pun bisa ditanam secara hidroponik.
Beberapa tumbuhan lain yang sanggup ditanam memakai metode hidroponik ialah arugula, chervil, chives, dill, lemon balm, mache, majoram, sorrel, spear & peppermint, sage, tarragon, thyme, artichoke, brussel, Kelembak (Aquilaria malaccensis), kemangi (Ocimum sanctum), kembang kol, kentang (Solanum tuberosum), ketumbar (Coriandrum sativum), kubis (Brassica oleracea), lavender (Lavandula angustifolia), melon (Citruslus vulgaris), mint, oregano, paprika (Capsicum annuum var abbreviata), parsnip, seledri (Apium graveolens), semangka (Citrullus vulgaris), squash, terong (Solanum melongena), terong Jepang, timun (Cucumis sativus), timun Jepang, tomat (Solanum Iycopersicum), dan ubi jalar.
Keuntungan Menanam Tanaman Menggunakan Teknik Hidroponik
Sebenarnya, kita semua sudah bisa mengira apa saja laba (kelebihan) menanam memakai teknik hidroponik. Untuk kembali mengingatkan, memperjelas, dan memperinci segala keuntungannya, berikut ini ialah beberapa dari banyak laba menanam memakai teknik hidroponik:
- Lebih hemat air
Walau inti dari hidroponik ialah mengganti penggunaan tanah dengan penggunaan air berisi nutrisi, tapi air yang dikonsumsi dalam proses hidroponik ini lebih sedikit dibandingkan dengan tumbuhan yang ditanam memakai tanah. Mengapa bisa mirip itu?
Hidroponik tidak eksklusif membuang air yang digunakan. Jika menyiram tumbuhan yang ditanam dalam pot atau yang berada di tanah, air akan eksklusif menyerap ke tanah atau terbuang ke jalan masuk irigasi. Walaupun dalam hidroponik ada istilah run to waste, namun run to waste tidak membuang airnya begitu saja. Air yang terbuang ialah sisa perembesan dari banyak pot atau tumbuhan yang berada dalam satu bak. Jadi, jikalau dalam penyiraman biasa satu gayung untuk satu pot, dalam run to waste satu gayung bisa untuk lima pot. Kaprikornus air yang terbuang akan lebih sedikit.
- Tidak memerlukan tanah
Media tanam berupa tanah, diganti menjadi salah satu dari pelet tanah liat, sekam, sekam bakar, spons, growstones, sabut kelapa, perlite, vermiculite, kerikil apung, pasir, kerikil, serat kayu, wool bulu, wool kerikil (mineral wool), pecahan kerikil bata, kacang polisterin, hidrogel, batang pakis, kompos, atau lumut.
- Lebih bersih
Tanaman yang dihasilkan akan lebih bersih, jikalau dibandingkan dengan hasil tumbuhan yang ditanam di tanah. Selain tanamannya yang bersih, lokasi penanamannya pun bersih. Tidak perlu khawatir untuk menanam tumbuhan hidroponik di dalam rumah.
- Sirkulasi air terjaga
Hidroponik yang ditanam di wadah atau bak, sirkulasi airnya dijaga oleh penggelembung air atau pompa air. Penanaman teknik hidroponik ini bisa juga dilakukan di kolam. Pompa air yang biasanya dialirkan eksklusif ke kolam, bisa diarahkan ke pot tumbuhan hidroponik yang mempunyai banyak lubang drainase (atau memakai net pot). Jadi, airnya akan kembali masuk ke dalam kolam.
- Pemberian nutrisi lebih efektif
Sama mirip air yang hanya terbuang sedikit, nutrisi yang terkandung dalam air pun hanya akan sedikit yang terbuang. Akar tumbuhan hidroponik akan menyerap nutrisi lebih cepat.
- Media tanam bisa digunakan ulang
Media tanam mirip kerikil dan pelet tanah liat bisa digunakan kembali. Kita hanya perlu mencucinya terlebih dahulu.
- Hasilnya lebih memuaskan
Tanaman akan cepat besar. Bisa menanam dengan skala besar. Tidak memakan tempat. Sehingga akan hemat waktu, tenaga dan uang.
- Polusi yang ditimbulkan lebih sedikit
Sedikitnya air yang terbuang, maka akan sedikit pula polusi yang dibuang. Selain itu, polusi yang dimaksud ialah kandungan materi kimia berbahaya yang biasanya digunakan dalam pupuk atau pestisida. Hidroponik sebaiknya memakai pupuk atau pestisida alami (organik) biar hasil lebih maksimal.
- Hasil panen gampang dipanen
Hasil panen gampang dipanen. Selain disebabkan tidak ada hama, juga lantaran medianya bersih. Sehingga pembersihan berulang-ulang pascapanen tidak perlu dilakukan. Media tanamnya yang cenderung longgar pun menciptakan tumbuhan gampang dicabut ketika panen.
- Bisa dijadikan hiasan
Hidroponik bisa dijadikan hiasan. Tentu saja. Namun, untuk wadah berukuran kecil, bukan dalam skala besar. Tren hidrogel beberapa tahun kemudian ialah bukti hidroponik bisa dijadikan hiasan ruangan. Selain ruangan menjadi indah lantaran tanaman, juga warna hidrogel yang cerah, menarik, dan berkilau menciptakan ruangan semakin eye-catching.
- Bisa melaksanakan rekayasa warna sederhana
Beberapa bunga diklaim bisa diubah warnanya memakai teknik hidroponik ini. Hal tersebut bergantung pada tingkat keasaman atau kebasaan larutan nutrisi yang digunakannya. Itu berarti tingkat keasaman atau kebasaan bisa diatur dalam metode hidroponik ini, sehingga akan menghasilkan warna bunga yang lain.
Itulah seluk beluk cara menanam hidroponik dan contohnya, termasuk jenis tumbuhan yang bisa Anda tanam. Hidroponik juga memperlihatkan banyak manfaat dan laba (Baca juga artikel mengenai kelebihan, kekurangan dan manfaat hidroponik). Jadi, apakah Anda siap untuk beralih dari tanah dan memakai hidroponik untuk menanam tumbuhan yang lebih ramah lingkungan?
Alat-alat hidroponik bisa Anda dapatkan di toko online kami, Anda eksklusif klik disini.
Sumber https://bibitbunga.com
0 Response to "Cara Menanam Hidroponik Dan Contohnya"
Posting Komentar