-->

iklan banner

Majas Metafora

Majas Metafora – Pada artikel sebelumnya telah disinggung mengenai beberapa majas yang telah dipublikasikan. Nah kali ini kita akan membahas majas metafora beserta dengan hal yang berkaitan didalamnya. Untuk itu marilah mengikuti rumusrumus.com untuk mengupas beberapa majas lainnya, alasannya diartikel ini lengkap klarifikasi majas masing-masing. Berikut klarifikasi lebih lengkapnya

 Pada artikel sebelumnya telah disinggung mengenai beberapa majas yang telah dipublikasika Majas Metafora

Pengertian

Majas metafora merupakan suatu gaya bahasa dalam karya sastra yang bermakna kiasan semoga menggambarkan suatu objek dengan membandingkan pribadi dan sempurna atas dasar sifat yang sama atau hampir sama dengan objek lainnya.

Pendapat lain mengartikan, majas ini ialah suatu ungkapan secara pribadi berupa perbandingan analogis dimana kata atau frasa yang dipakai bukanlah makna yang bekerjsama tetapi untuk menggambarkan perbandingan atau persamaan suatu objek terhadap objek lainnya.

Tujuan

Gaya bahasa metafora ini banyak dipakai diberbagai karya sastra yang mana tujuannya untuk mengungkapkan suatu makna dengan penitikberatan pada kesan yang akan ditimbulkan. Dengan itu, penggunaan juga ditujukan semoga mengatasi suatu keterbatasan pilihan kata atau juga suatu bentuk ekspresi seorang penulis.

Ciri – Ciri

Berdasarkan pengertian majas ini, adapun ciri-cirinya sebagai berikut:

  1. Menggunakan kata-kata atau frasa yang mempunyai makna kiasan untuk menyamakan atau membandingkan suatu objek dengan objek lainnya.
  2. Membandingkan suatu objek atau keadaan dengan menggunakan perbandingkan pribadi tanpa adanya kata pembanding ibarat kata bagaikan, laksana, atau bak.
  3. Tidak dipakai kata penghubung atau konjungsi pada kalimat-kalimatnya.

Jenis – Jenis

Majas ini dibagi menjadi 2 jenis yaitu sebagai berikut :

1. Metafora in Praesentia

Gaya bahasa ini merupakan suatu jenis majas dimana objek yang ingin dibandingkan disampaikan bersamaan terhadap pembandingnya sehingga maknanya bersifat eksplisit.

Contoh : Elfina merupakan kembang desa yang menyita banyak perhatian laki-laki di desa Bungasaro.

Pada kalimat diatas, kata ‘kembang desa’ mempunyai makna bahwa Elfina yaitu gadis yang sangat cantik.

2. Metafora in Absentia

Gaya bahasa ini merupakan suatu jenis majas yang mengungkapkan sesuatu secara implisit sehingga terkadang disalahartikan oleh pembacanya alasannya sanggup terjadi penyimpangan makna.

Contoh : Banyak cowok di desa Bungasaro yang ingin mempersunting mawar desa itu.

Pada kalimat tersebut, kata ‘mawar desa’ sanggup mempunyai banyak makna, ibarat ; gadis, cantik, perempuan yang belum menikah.

Contoh Kalimat

Contoh 1 :

  1. Agung memang seorang buaya darat yang tak tahu diri.
  2. Tidak semua dongeng percintaan yang romantis bermuara pada pernikahan.
  3. Perasaan menyesal dan kesedihan yang mendalam membayangi wanita malang itu.
  4. Koruptor kelas kakap itu selalu mencari kambing hitam atas kejahatannya.
  5. Kehadiran buah hati yang begitu ditunggu semakin menambah keharmonisan keluarga Elfina.
  6. Epan seorang kutu buku sejati, tak heran jika nilainya di sekolah selalu bagus.
  7. Tetangga gres kaya itu tebal hati sehingga tidak memperhatikan lingkungan di sekitarnya.
  8. Individu yang bermulut harimau pasti dijauhi oleh orang-orang di sekitarnya.
  9. Sejak dulu Prabowo merupakan tangan kanan di perusahaan Joko.
  10. Setelah ditelusuri, ternyata Fina masih merupakan keturunan darah biru dari keluarga ibunya.
  11. Nurwanto terkesan cuci tangan terhadap duduk masalah yang sedang terjadi di perusahaannya.
  12. Waspadalah terhadap tikus berdasi yang ada di sekitar mu.
  13. Safina menjadi buah bibir karena perilakunya yang dianggap tidak masuk akal oleh teman-temannya.
  14. Setiap kali Fina pergi ke luar negeri, ia selalu membawa buah tangan untuk keluarganya.
  15. Lelaki pemabuk itu sudah dianggap sampah masyarakat oleh warga di sekitar daerah tinggalnya.

Contoh 2 :

  1. Jika kalian berdebat dengan orang berkepala batumaka akan rumit urusannya.
  2. Jika kita tamat berwisata, kita harus membawa buah tangan saat kembali.
  3. Kecantikan adikku membuatnya menjadi bunga desa.
  4. Orang itu menjadi buah bibir alasannya kehebatannya.
  5. Sifat ringan tangan memang bagus, namun harus ada batasannya.
  6. Semua orang harus tutup mulut semoga duduk masalah tidak bertambah besar.
  7. Jangan berkecil hatiketika mendapatkan kekalahan.
  8. Dia sudah usang hidup sebatang kara di jalanan.
  9. Kejadian itu membuatku naik darah.
  10. Grup grup musik itu sedang naik daun.
  11. Dini selalu menjadi anak emas di sekolahnya.
  12. Pelajar merupakan bunga bangsa negara ini.
  13. Pemuda itu menjadi tulang punggung keluarganya.
  14. Eko selalu saja mencari kambing hitamdari duduk masalah yang ia hadapi.
  15. Doni begitu bahagia melihat dewi malam telah datang.

 

Demikianlah pembahasan artikel kali ini, semoga bermanfaat dan menjadi ilmu pengetahuan gres bagi para pembaca.

Baca juga artikel lainnya :

 


Sumber http://b1ixbux.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Majas Metafora"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel