-->

iklan banner

Arus Biaya Dalam Sistem Perpetual

Hallo temen-temen???
Pertama-tama gue ucapin trimakasih buat para pengunjung blog gue :). Slamat tiba di blog paling bermanfaat sedunia.
Dan gue doaian biar orang-orang yang ngunjungin blog gue pada masuk nirwana semua, trs selama hidupnya selalu di beri kemudahan, trs all the best deh buat kalian :D
Udah kaya ulang tahun aja ya ???.... Sorry ya klo penulis suka bercanda :)
Kembali lagi bersama gue muhamad pajar sidik, gue yaitu seorang penulis blogger yang ganteng dan baik hati :D cieeee.....
Di hari yang indah ini alhamdulillah gue sanggup nulis artikel kembali, yang mudah-mudahan artikel ini sanggup bermanfaat buat kalian semua.
Kali ini gue bakalan nulis artikel wacana Arus Biaya Dalam Sistem Perpetual, Tanpa panjang lebar lagi yo check it out !

Arus biaya perusahaan manufaktur yang merupakan sistem perpetual berawal dari:
  1. Pembelian bahan, pemakaian bahan, dan pembebanannya ke dalam produksi;
  2. Terjadinya dan pembayaran biaya tenaga kerja pribadi dan tidak langsung;
  3. Pembayaran dan pencatatan terjadinya overhead pabrik, dan pembebanan overhead pabrik ke dalam produksi;
  4. Pencatatan selesainya produksi barang jadi;
  5. Penjualan barang jadi dan pembebanan harga pokoknya.

1. Bahan Langsung

Pada ketika dilakukan pembelian bahan, asumsi persediaan materi didebet dan asumsi utang perjuangan dikredit. Dalam bentuk ayat jurnal umum, pembelian materi selama bulan januari 1990 sebesar Rp. 10.000.000,00, contohnya dicatat sebagai berikut :

Persediaan Bahan (debet) Rp. 10.000.000,00
    Utang Usaha (kredit) Rp. 10.000.000,00

Pemakaian materi pribadi yang dilakukan untuk keperluan produksi dicatat dengan mendebet persediaan barang dalam penyelesaian dan mengkredit persediaan bahan. Apabila selama bulan januari 1990 terdapat pemakaian materi pribadi sebesar Rp. 9.000.000,00. Pencatatan dalam bentuk ayat jurnal umum sanggup dilakukan sebagai berikut :

Persediaan Barang Dalam Penyelesaian (debet) Rp. 9.000.000,00
    Persediaan Bahan (kredit) Rp. 9.000.000,00

Pembelian dan pemakaian materi ini sanggup digambarkan sebagai berikut :
Arus pencatatan biaya materi pribadi

2. Tenaga Kerja 

Timbulnya dan pembayaran biaya tenaga kerja dicatat pada asumsi persediaan barang dalam penyelesaian untuk biaya tenaga kerja pribadi dan pada asumsi overhead pabrik untuk biaya tenaga kerja tak langsung. Pembayaran upah selama bulan junuari 1990 sebesar Rp. 5.000.000,00 misalnya, yang Rp. 4.000.000,00 diantaranya merupakan biaya tenaga kerja langsung, dicatat dalam bentuk ayat jurnal umum sebagai berikut :

Persediaan Barang Dalam Penyelesaian (debet) Rp. 4.000.000,00
Biaya Overhead Pabrik (debet) Rp. 1.000.000,00
    Kas (kredit) Rp. 5.000.000,00

Timbulnya biaya tenaga kerja adakala dicatat lebih dulu pada asumsi sementara menyerupai asumsi upah dan honor dan mengkredit asumsi upah dan gajih terutang. Pembayaran biaya tenaga kerja dicatat dengan mengkredit Upah dan Gajih terutang. Upah dan Gajih kemudian dialokasikan sebagai  Upah Langsung, Upah tidak pribadi dan adakala gajih penjualan serta gajih kantor.

Dalam menyerupai ini terjadinya biaya tenaga kerja sanggup digambarkan sebagai berikut :
Arus pencatatan biaya tenaga kerja langsung

3. Overhead Pabrik

Pemakaian materi tidak pribadi dicatat pada asumsi overhead pabrik. Perkiraan yang dikredit tergantung pada diaman persediaan materi tidak pribadi dicatat. Apabila persediaan materi tidak pribadi dicatat pada asumsi persediaan bahan, yang dikredit yaitu asumsi persediaan bahan. Tetapi apabila persediaan materi tidak pribadi dicatat pada asumsi perlengkapan, yang dikredit yaitu asumsi perlengkapan.

Misalnya bahwa selama bulan januari 1990 terdapat pemakaian materi tidak pribadi sebesar Rp 600.000,00 dan persediaan materi tidak pribadi terdapat pada asumsi perlengkapan pabrik. Pencatatan pemakaian materi ini dalam bentuk ayat jurnal umum sanggup dilakukan sebagai berikut :

Biaya Overhead Pabrik (debet) Rp. 600.000,00
    Perlengkapan Pabrik (kredit) Rp. 600.000,00

Pembayaran overhead pabrik lainnya dicatat dalam buku besar pada asumsi overhead pabrik. Untuk jenis biaya overhead pabrik secara terinci diselengarakan buku pelengkap atau buku pembantuk overhead pabrik. Seandainya selama bulan januari 1990 contohnya telah dilakukan pembayaran biaya pemeliharaan mesin sebesar Rp. 200.000,00 dan pembayaran overhead rupa-rupa sebesar Rp. 150.000,00, dalam bentuk ayat jurnal umum sanggup dilakukan pencatan sebagai berikut :

Biaya Overhead Pabrik (debet) Rp. 350.000,00
    Kas (kredit) Rp. 150.000,00

Dalam buku pembantu overhead pabrik dilakukan pencatatn mengenai hal ini pada asumsi biaya pemeliaharaan mesin dan overhead pabrik rupa-rupa.

Penyusutan mesin dan peralatan pabrik misalnya, dicatat pada asumsi overhead pabrik dan pada asumsi biaya penyusutan mesin dan peralatan dalam buku pembantu overhead pabrik, kalau jumlah penyusutan yang diperhitungkan untuk bulan januari 1990 berjumlah Rp. 500.000,00, pencatatan dalam bentuk ayat jurnal umum sanggup dilakukan sebagai berikut :

Biaya Overhead Pabrik (debet) Rp. 500.000,00
   Akumulasi penyusutan mesin dan peralatan Rp. 500.000,00

Pembebanan Biaya Overhead Pabrik

Pembebanan biaya overhead pabrik dilakukan secara periodik, contohnya setiap bulan, dengan mendebet asumsi persediaan barang dalam penyelesaian dan mengkredit asumsi biaya overhead pabrik. Misalnya jumlah overhead pabrik bulan januari 1990 yaitu Rp. 2.450.000,00. Jumlah ini dibebankan ke dalam produksi.

Pencatatan dalam bentuk ayat jurnal umum mengenai hal ini yaitu :

Persediaan barang dalam penyelesaian (debet) Rp. 2.450.000,00
   Overhead Pabrik (kredit) Rp. 2.450.000,00

Terjadinya overhead pabrik dan pembebanannya ke produksi sanggup digambarkan sebagai berikut :
Arus pencatatan biaya overhead pabrik

4. Selesainya Barang Jadi

Selesainya barang jadi dari proses prouksi yang dilakukan dicatat dengan mendebet asumsi persediaan barang jadi dan mengkredit persediaan barang dalam penyelesaian. Harga pokok barang yang jawaban ditetapkan menurut hasil perhitungan dari pencatatan dalam buku pelengkap dan data produksi yang ada. Dari perhitungan ini sanggup diketahui berapa harga pokok dari barang yang telah jawaban dipindahkan ke gudang barang jadi dan harga pokok dari barang yang masih dalam proses penyelesaian.

Misalkan bahwa menurut hasil perhitungan yang dilakukan telah ditetapkan harga pokok barang yang telah jawaban dalam bulan januari 1990 sebesar Rp. 13.000.000,00. Pencatatan dalam bentuk ayat jurnal umum mengenai selesainya barang jadi ini yaitu :

Persediaan Barang Kaprikornus (debet) Rp. 13.000.000,00
   Persediaan Barang Dalam Penyelesaian (kredit) Rp. 13.000.000,00

Hal ini sanggup kita gambarkan sebagai berikut :
Arus pencatatan selesainya barang jadi

5. Penjualan Barang Jadi

Penjualan barang jadi yang dilakukan dicatat dengan mendebet asumsi piutang perjuangan atau kas dan mengkredit asumsi penjualan. Seandainya dalam bulan januari 1990 terdapat klarifikasi barang secara kredit sebesar Rp. 15.000.000,00 dalam bentuk ayat jurnal umum sanggup dilakukan pencatatan sebagai berikut :

Piutang Usaha (debet) Rp. 15.000.000,00
   Penjualan (kredit) Rp. 15.000.000,00

Berkurangnya persediaan barang jadi dan timbulnya harga pokok penjualan dicatat dengan mendebet harga pokok penjualan barang yang dijual atau harga pokok penjualan dan mengkreditkan persediaan barang jadi. Apabila dianggap bahwa harga pokok barang jadi yang dijual selama bulan januari 1990 yaitu Rp. 11.000.000,00. Pencatatan dalam bentuk ayat jurnal umum sanggup dilakukan sebagai berikut :

Harga Pokok Penjualan (debet) Rp. 11.000.0000,00
    Persediaan Barang Kaprikornus (kredit) Rp. 11.000.000,00

Penjualan barang jadi dengan demikian sanggup digambarkan sebagai berikut :
arus pencatatan penjualan barang jadi
Sekian artikel kali ini. Mohon maaf apabila ada salah-salah kata.
Akhir kata wassalamualaikum wr. wb.
Referensi :
  • Buku Siklus Akuntansi Prusahaan Manufaktur (kelas 3 semester 5 dan 6)
Saya sarankan untuk membaca juga :

Sumber http://matematikaakuntansi.blogspot.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Arus Biaya Dalam Sistem Perpetual"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel