-->

iklan banner

Pengertian, Sumber, Evaluasi Dan Pengukuran Pendapatan (Revenue)

Pengertian, Sumber, Penilaian dan Pengukuran Pendapatan (Revenue) - Dalam bisnis, pendapatan ialah jumlah uang yang diterima oleh perusahaan dari aktivitasnya, kebanyakan dari penjualan produk dan/atau jasa kepada pelanggan. Bagi investor, pendapatan kurang penting dibanding keuntungan, yang merupakan jumlah uang yang diterima setelah dikurangi pengeluaran. Pertumbuhan pendapatan merupakan indikator penting dari penerimaan pasar dari produk dan jasa perusahaan tersebut. Pertumbuhan pendapatan yang konsisten, dan juga pertumbuhan keuntungan, dianggap penting bagi perusahaan yang dijual ke publik melalui saham untuk menarik investor.
Pengertian Pendapatan (Revenue)
Pendapatan sangat kuat bagi kelangsungan hidup perusahaab, semakin besar pendapatan yang diperoleh maka semakin besar kemampuan perusahaan untuk membiayai segala pengeluaran dan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan oleh perusahaan.

Selain itu pula pendapatan juga kuat terhadap keuntungan rugi perusahaan yang tersaji dalam laporan keuntungan rugi. Dan yang perlu diingat lagi, pendapatan ialah darah kehidupan dari suatu perusahaan. Tanpa pendapatan tidak ada laba, tanpa laba, maka tidaka ada perusahaan. Hal ini tentu saja mustahil terlepas dari efek pendapatan dari hasil operasi perusahaan.

 pendapatan ialah jumlah uang yang diterima oleh perusahaan dari aktivitasnya Pengertian, Sumber, Penilaian dan Pengukuran Pendapatan (Revenue)
Pengertian, Sumber, Penilaian dan Pengukuran Pendapatan (Revenue)
Pengertian ihwal pendapatan itu sendiri ada beberapa macam, berikut ini ada beberapa pandangan yang menegaskan arrti konseptual dari pendapatan. Sebelum penulis lebih lanjut menelaah mengenai pengertian pendapatan, maka terlebih dahulu perlu diketahui mengenai konsep kesatuan usaha.

Konsep kesatuan perjuangan berdasarkan Zaki Baridwan (1992 : 8 ) ialah sebagai berikut:
“Konsep ini menyatakan bahwa dalam perusahaan dipandang sebagai suatu kesatuan perjuangan atau tubuh perjuangan yangberdiri sendiri, bertindak atas namanya sendiri da terpisah dari pemilik dan pihak lain yang menanamkan dana dalam perusahaan”.
Berdasarkan konsep kesatuanusaha diatas, konsep tersebut mempunyai koknsekuensi yaitu bahwa pendapatan dan keuntungan harus dipandang sebagi kenaikan kekayaan perusahaan, sedangkan biaya dan rugi sebagai pengurang kekayaan perusahaan. Oleh lantaran itu, Standar Akuntansi harus menuntaskan pengertian pendapatan dan biaya dengan memendangnya sebagai perubahan kekayaan, buka sebagai kenaikan atau penurunan kekayaan pemilik atau pemegang saham.

Ikatan akuntan Indonesia dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK) No. 23 mendefinisikan pendapata sebagai berikut:

“Pendapatan ialah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari acara normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk iti mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari donasi penanam modal.”

Disamping definisi yang dinyatakan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia. Untuk menyatakan gambran yang lebih lengkap mengenai pengertian pendapatan, penulis akan mengutip pendapat-pendapat yang diambil dari banyak sekali macam bacaan.

Menurut Zaki Baridwan dalam Buku Intermediate Accounting merumuskan pengertian pendapatan adalah:
“Pendapatan ialah pedoman masuk atau kenaikan lain aktiva suatu badn perjuangan atau pelunasan utang (atau kombinasi dari keduanya) selama suatu periode yang berasal dari penyerahan atau pembuatan barang, penyerahan jasa, atau dari kegiatan lain yang merupakan kegiatan lain yang merupakan kegiatan utama adan usaha”

Menurut M. Munandar ( 1981 : 16 ) yang mengemukakan bahwa pendapatan adalah:
“Sutau pertambahan assets yang mengakibatkan bertambahnya Owner’s Equity, tetapi bukan lantaran panambahan modal dari pemiliknya, dan bukan pula merupakan pertambahan assets yang disebabkan lantaran betambahnya liabilities”

Menurut Eldon S. Hendriksen ( 2000 : 374 ) dalam Teori Akuntansi menjelaskan bahwa pendapatan adalah:
“Pendapatan (revenue” sanggup mendefinisikan secara umum sebagai hasil dari suatu perusahaan. Hal itu biasanya diukur dalam satuan harga pertukaran yang berlaku. Pendapatan diakui setelah insiden penting atau setelah proses penjualan intinya telah diselesaikan. Dalam praktek ini biasanya pendapatan diakui pada ketika penjualan”

Disamping definisi yang dinyatakan diatas terdapat definisi pendapatan dari C. Rollin Niswonger, Carl S. Warren dan Philip E. Fess ( 1992:56-57):

“Pendapatan merupakan kenaikan kotor atau garis dalam modal pemilik yang dihasilkan dari penjualan barang dagangan, pelayanan jasa kepada klien, penyewaan harta, peminjaman uang dan semua kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh penghasilan”.

Sofyan Syafri Harahap (2001:236) mengemukakan bahwa pendapatan ialah : “Pendapatan ialah hasil penjualan barang dan jasa yang dibebankan kepada langganan/mereka yang menerima”.

Eldon Hendriksen mengemukakan definisi mengenai pendapatan sebagai berikut: :Konsep dasar pendapatan ialah pendapatan merupakan proses arus, yaitu penciptaan barang dan jasa selama jarak waktu tertentu”.

Definisi-definisi diatas memperlihatkan bahwa ada 2 konsep ihwal pendapatan yaitu sebagai berikut:
1. Konsep Pendapatan yang meusatkan pada arus masuk (inflow) aktiva sebagai hasil dari kegiatan operasi perusahaan. Pendekatan ini menganggap pendapatan sebagai inflow of net asset.

2. Konsep Pendapatan yang memusatkan perhatian kepada penciptaan barang dan jasa serta penyaluran konsumen atau produsen lainnya, jadi pendekatan ini menganggap pendapatan sebagai outflow of good and services.

Jika pendapatan dirumuskan dengan cara lain maka pengecualian harus dinyatakan dengan jelas, contohnya pendapatan diakui sebelum arus masuk aktiva benar-benar terjadi.

Konsep dasar pendapatan yang diungkapkan oleh Patton dan Littleton dinamakan sebagai produk perusahaan yang menekankan bahwa pendapatan merupakan arus yaitu penciptaan barang dan jasa oleh perusahaan.

Sumber-Sumber Pendapatan (Revenue)
Soemarso SR menyampaikan pendapatan dalam perusahaan sanggup diklasifikasikan sebagai pendapatan opeerasi dan non operasi. Pendapatan operasi ialah pendapatan yang diperoleh dari acara uama perusahaan. Sedangkan, pendapatan non opearsi ialah pendapatan yang diperoleh bukan dari kegiatan utama perusahaan. Jumlah nilai nominal aktiova sanggup bertambah melalui banyak sekali transaksi tetapi tidak semua transaksi mencerminkan timbulnya pendapatan.

Dalam penentuan keuntungan ialah membedakan kenaikan aktiva yang memperlihatkan dan mengukur pendapatan kenaikan jumlah nilai nominal aktiva sanggup terjadi dari:
  1. Transaksi modal atau endapatan yang mengakibatkan adanya aksesori dana yang ditanamkan oleh pemegang saham.
  2. Laba dari penjualan aktiva yang bukan berupa “barang dagangan” ibarat aktiva tetap, surat-surat berharga, atau penjualan anak atau cabang perusahaan.
  3. Hadiah, sumbangan, atau penemuan.
  4. Revaluasi aktiva.
  5. Penyerahan produk perusahaan, yaitu pedoman penjualan produk.
Dari kelima sumber aksesori aktiva diatas hanya butir kelima yang harus diakui sebagai sumber pendapatan walaupun keuntungan atau rugi mungkin timbul dalam hubungannya dengan penjualan aktiva selain produk sebagaimana yang disebutkan dalam butir ke-dua.

Proses Pendapatan (Revenue)
Ada dua konsep yang sangat erat hubungannya dengan duduk kasus proses pendapatan yaitu konsep proses pembentukan pendapatan (Earning Process) dan proses realisasi pendapatan (Realization Process).

1. Proses pembentukan pendapatan (Earnings Process)
Proses pembentukkan pendapatan ialah suatu konsep ihwal terjadinya pendapatan. Konsep ini berdasrkan pada perkiraan bahwa semua kegiatan opoerasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai hasil, yang mencakup semua tahap kegiatan produksi, pemasaran, maupun pengumpulan piutang, memperlihatkan donasi terhadap hasil tamat pendapatan berdasarkan perbandingan biaya yang terjadi sebelum perusahaan tersebut melaksanakan kegiatan produksi.

2. Proses realisasi pendapatan (realization Process)
Proses realisasi pendapatan ialah proses pendapatan yang terhimpun atau terbentuk setelah produk selesai dikerjakan dan terjual atas dkontrak penjualan. Jadi, pendapatan dimulai dengan tahap terakhir kegiatan produksi, yaitu pada ketika barang atau jasa dikirimkan atau diserahkan kepada pelanggan. Jika, kontrak penjualan mendahului produksi barang atau jasa maka pendapatan belum sanggup dikatakan terjadi, lantaran belum terjadi proses penghimpunan pendapatan.

Proses realisasi pendapatan ditandai oleh dua insiden berikut ini:
  • Kepastian perubahan produk menjadi potensi jasa yang lain melalui proses penjualan yang sah atau semacamnya.
  • Pengesahan atau validasi transaksi penjualan tersebut dengan aktiva lancar.

Penilaian, Pengukuran, Pengakuan, dan Pemgungkapan Pendapatan (Revenue).

1. Penilaian Pendapatan
Standar Akuntansi memperlihatkan pedoman dasar penilaian yang sanggup dipakai untuk memilih berapa rupiah yan diperhitungkan dan dicatat pertama kali dalam suatu transaksi atau berapa jumlah rupiah yang harus diletakkan pada suatu akun dalam laporan keuangan

Ada empat dasar dalam penilaian pendapatan antara lain sebagai berikut:
  1. Biaya Historis (historical cost) : Aktiva dicatat sebesar pengeluaran kas (atau setara kas) yang dibayar ssebesar nilai masuk akal dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aktiva tersebut pada ketika perolehan.
  2. Biaya Kini (current cost): aktiva dinilai dalam wujud kas (atau setara kas) yang seharusnya dibayar bila aktiva yang sama atau setara yang diperoleh sekarang.
  3. Nilai realisasi atau penyelesaian (realization/settlement value) : Aktiva dinyatakan dalam jumlah kas (atau setara kas) yang sama atau setara aktiva yang kini dengan menjual aktiva dalam pelepasan normal (orderly disposal).
  4. Nilai kini (present value) : Aktiva dinyatakan sebesar kas masuk higienis dimasa depan yang didiskontokan ke nilai kini dari pos yang diharapkan sanggup memperlihatkan hasil dalam pelaksanaan perjuangan normal.
2. Pengukuran Pendapatan
Ada dua hal yang perlu diperhatikan pada ketika suatu pendapatan diakui, yaiti pengukuran pendapatan dengan satuan atau ukuran moneter dan penetapan waktu bahwa pendapatan tersebut sanggup dilaporkan sebagai pendapatan.

Ikatan Akuntan Indonesia (2002:23) memperlihatkan ketentuan mengenai pengukuran pendapatan yang dinyatakan dalam Standar Akuntansi Keuangan yang isinya sebagai berikut:

“Pendapatan harus diukur dengan nilai masuk akal imbalan yang sanggup diterima, jumlah pendapatan yang imbul dari suatu transaksi biasanya ditentukan oleh persetujuan antra perusahaan pembeli atau pemakai perusahaan tersebut. Jumlah tersebut, sanggup diukur denga nilai masuk akal imbalan yang diterima atau yang sanggup diterima perusahaan dikurangi jumlah diskon dagang dan rabat volume yang diperbolehkan perusahaan”.

Pendapatan sanggup diukur dengan nilai tukar, ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam nilai tukar ini yaitu sebagai berikut:
  1. Potongan pembayaran dan pengurangan lain dari harga ibarat rugi [iutang ragu-ragu perlu diubahsuaikan untuk menghitung net cash yang sebenarnya.
  2. Untuk transaksi bukan dengan kas., apabila nilai dari barang yang diserahkan dianggap sama dengan nilai pasar masuk akal dari barang yang akan diterima maka nilai tukarnya ialah nilai buku barang yang akan diterima lebih atau kurang dari nilai buku barang yang akan diserahkan maka selisihnya nilai pasar barang yang diterima dengan nilai buku barang yang diserahkan merupakan keuntungan.
Berikut ini ada banyak sekali macam dasar pengukuran pendapatan antara lain:
a) Cash Equivalent
Jumlah rupiah kas penghargaan produk yang terjual gres akan menjadi pendapatan yang sepenuhnya setelah produk yang tejual gres akan diproduksi dan penjualan benar-benar terjadi.

b) Nilai setara kas
Jumlah rupiah kas yang diperkirakan atau diterima atau dibayarkan pada masa mendatang dari hasil, penjualan aktiva dalam kegiatan normal perusahaan.

c) Harga dibawah harga pasar
Harga pasar yang berlaku kini tetap, nilainya dibawah harga semula.

d) Harga pasar
Harga jual higienis yang diperkirakan dikurangi biaya simpanan, biaya penjualan, dan biaya penyerahan produk.

e) Harga kesepakatan
Harga dimana yang nerupakan akad dengan pelanggan dari setiap jumlah rupiah penjualan yang disepakati dengan pelanggan.

3. Pengakuan Pendapatan
Tujuan dari semua perjuangan pada hasilnya dalah untuk mendapatkan pendapatan yang bias meningkatkan nilai perusahaan. Secara umu, pendapatan diakui pada ketika realisasinya atau sepanjang tahap (siklus)operasi.

Ikatan Akuntan Indonesia dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 menjelaslan kapan suatu pendapatan diakui ialah sebagai berikut:
  1. Pendapatan dari transaksi penjuala produk diakui pasa ketika tanggal penjualan, biasanya merupakan tanggal penyerahan produk kepada pelanggan.
  2. Pendapatan atas jasa yang diberikan oleh perusahaan jasa diakui pada ketika jasa tersebut telah dilakukan sanggup dibentuk fakturnya.
  3. Imbalan yang diperoleh atas penggunaan aktiva sumber-sumber ekonomi perusahaan oleh pihak lain, seperti” pendapata bunga, dan royalty diakui sejalan dengan berlakunya waktu atau pada ketika dipakai aktiva yan bersangkutan.
  4. Pendapatan dari penjualan aktiva diluar barang dagangan ibarat penjualan aktiva tetap atau surat berharga diakui pada ketika tangal penjualan.
Pendapatan harus diukur dengan nilai masuk akal imbalan yang diterima atau yang sanggup diterima. Pada umumnya imbalan tersebut berbentuk kas atau setara kas. Bila arus masuk dari kas atau setara kas ditangguhkan, nilai masuk akal dari imbalan tersebut mungkin kurang dari jumlah nominal dari kas yang diterima atau yang sanggup diterima.

Berkaitan dengan duduk kasus pendapatan tersebut, ada beberapa hal yang perlu diketahui ihwal prinsip legalisasi pendapatan yang menyatakan bahwa pendapatan harus diakui dalam laporan keuangan ketika:
  1. Pendapatan dihasilkan, dan
  2. Pendapatan direalisasi atau sanggup direalisasi.
Pengakuan pendapatan mendapat hambatan yaitu proses penentuan kapan pendapatan sanggup diakui dan dilaporkan untuk suatu periode tertentu dan berapa jumlahnya, proses penetuan waktu dan besarnya pendapatan yang diakui ini berkaitan dengan konsep realisasi pendapatan (Revenue Realization)

Eldon S HEndriksen mengutp pernyataan American Accounting Association Committee on Concept and Standard External reporting mengenai realisasi ini yaitu:
“Realisasi bukan suatu determinan dalam konsep laba, realisasi hanya berfungsi sebagai pedoman tetapkan kapan insiden yang jikalau dipecahkan sebagai termasuk dalam keuntungan objektif yaitu apabila ketidakpastian telah hingga tingkat yang sanggup diterima”.

Secara teoritik titik waktu dari legalisasi pendapatan sanggup dilakukan pada banyak sekali saat, yaitu:
  1. Pengakuan pendapatan diakui pada ketika proses produksi
  2. Pengakuan pendapatan diakui pada ketika selesainya produksi
  3. Pengakuan pendapatan diakui pada ketika penjualan
  4. Pengakuan pendapatan diakui pada ketika penerimaan kas

1. Pengakuan pendapatan diakui pada ketika proses produksi
Pengakuan pendapatan diakui pada ketika proses produksi biasanya dilakukan oleh perusahaan yang menjalankan produksi untuk kontrak jangka panjang. GAAP memperbolehkan dua metode untu pendapatan atas kontrak jangka panjang, yaitu sebagai berikut:

a. Metode Persentase Penyelesaian (Percentage of Completion Method)
Metode persentase penyelesaian ialah bentu alternative atas metode kontrak selesai. Dalam metode ini, legalisasi pendapatan dicatat berdasarkan tingkat kemajuan pekerjaan atau dengan kata lain jumlah pendapatan yang diakui untuk tiap periode ditentukan berdasarkan tingkat penyelesaian, cuilan pendapatan dan beban (dan juga laba) diakui ketika dihasilkan pada setiap periode .
Besarnya tingkat penyelesaian dari suatu kontrak harus diukur dimana pengukuran yang biasa dipakai ialah pengukuran masukan dan pengukuran keluaran.

1. Pegukuran masukan (input measure)
Pengukuran masukan ialah upaya yang dikorbankan pada suatu proyek pada tanggal tertentu dibandingkan dengan total upaya yang diperkirakan yang dibutuhkan untuk menuntaskan proyek.

Pengukuran ini meliputi:
  • Metode biaya ke biaya (cost to cost method) Metode ini paling sering digunakan, dimana tingkat penyelesaian ditentukan dengan membandingkan biaya yang telah dikeluarkan dengan estimasi biaya total yang diharapkan.
  • Metode perjuangan yang diupyakan (effort expended method) Metode ini didasarkan oleh ukuran dari pelaksanaan pekerjaan yang mencakup jam kerja, upah, jam mesin, atau kuantitas bahan. Bahan penyelesaian dengan memakai metode ini diperoleh dengan cara yang sama ibarat metode biaya ke biaya.
2. Pengeluaran keluaran (output measure)
Pengukuran keluraran ialah hasil pada tanggal tertentu dibandingkan dengan total hasil kerja proyek yang diselesaikan. Pengukuran pendapatan dengan memakai ukuran keluaran didasarkan pada hasil yang dicapai dengan nilai tambah.

b. Metode kontrak selesai (completed contract method)
Menurut metode ini, pendapatan diakui jikalau pekerjaan sudah selesai 100%. Semua biaya selama pelaksanaan dalam pekerjaan. Tagihan atas kemajuan tidak dicatat sebagaimana pendapatan, tetapi diakumulasikan dalam akun kontrak persediaan. Metode kotrak selesai harus dipakai hanya:
(1) Jika suatu entitas terutama mempunyai kontrak jangka pendek,
(2) Jika syarat-syarat untuk memakai metode persentase penyelesaian tidak sanggup dipenuhi, atau
(3) Jika terdapat ancaman yang melejat dalam kontrak itu diluar resiko bisnis yang normal dan berulang.

Metode kontak selesai (completed contract method) ini hanya akan diguakan jikalau metode perssentase penyelesaian (percentage of completion method) tidak tepat.

2. Pengakuan pendapatan pada ketika selesainya produksi
Pengakuan pendapatan atas dasar penyelesaian produksi ditujukan untuk produk dalam criteria;
(1) Adanya harga jual yang sanggup ditentukan atau harga pasar yang stabil,
(2) Biaya pemasaran yang tidak besar,
(3) Unit-unit yang dipertukarkan pelaoran pendapatan pada waktu penyelesaian produksi tergantung pada tingkat kepastian diaman harga jual dan biaya aksesori sanggup diestimasi.

Kriteria utama untuk menmggunakan metode ini ialah kemampuan realisasi yang handal yaitu produk harus sanggup dipasarkan segera pada harga tertentu yang sanggup dipengaruhi produsen tertentu.

3. Pengakuan pandapatan pada ketika penjualan
Untuk tujuan legalisasi pendapatan ketika terjadinya penjualan merupakan dasar yang paling utama. Hal tersebut didukung dengan alasan antara lain:
  • Harga produk kini sudah lebih pasti.
  • Produk telah berada diluar perusahaan dan aktiva gres sudah menggantikannya, yakni pertukaran telah terjadi.
  • Untuk sebagian perusahaan, penjualan diasumsikan sebagai insiden keuangan yang paling penting dalam kegiatan ekoknomi perusahaan.
  • Sebagian besar biaya yang menyangkut pembuatan atau peroleha produk dan biaya pelepasan kini telah terjadi atau kini sudah ditentukan.
Dasar legalisasi ini sangat sempurna untuk diterapkan pada perusahaan yang bergerak dlam bidang produksi atau perusahaan dagang. Kegiatan penjualan merupakan hal yang paling memilih dan mempunyai arti keuangan alasannya ialah transaksi penjualan mengakibatkan masuknya aktiva busuk kedalam perusahaan yang berupa kas atau piutang.

4. Pengakuan pendapatan pada ketika penerimaan kas
Penerimaan kas merupakan hal yang signifikan dalam pengukuran pendapatan. Umumnya, tidak kritis dalam proses opersaional untuk meningkatkan aktiva higienis perusahaan. Penerapan dasar penerimaan kas paling banyak dijumpai dalam perusahaan yang melaksanakan penjualan yang bayarannya secara angsuran.

Dalam perusahan jasa, kalau satuan jasa dilakukan dalam waktu relative pendek. Misalnya, perusahaan angkutan atau bioskop maka ketika penerimaan uang dari konsumen hamper bersamaan dengan penyerahan jasa sehingga keduanya sanggup dijadikan dasar dalam pengukuran dan legalisasi pendapatan. Untuk jangka panjang didalam satuan jasa, contohnya penyewaan ruangan atau bangunan maka terdapat perbedaan antara jumlah rupiah pendapatan yang diakui dala suatu periode atas dasar penerimaan uang.

4. Pengungkapan Pendapatan
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 mengenai pengungkapan pendapatan, perusahaan harus mengungkapkan sebagai berikut:
a. Kebijakan yang dianut untuk legalisasi pendapatan termasuk metode yang dianut untuk menentkan tingkat penyelesaian transaksi penjualan jasa.

b. Jumlah setiap kategori signifikan dari pendapatan diakui selama periode tersebut termasuk pendapatan dari:
(1) Penjualan barang
(2) Penjualan Jasa
(3) Bunga
(4) Dividen, dan
(5) Royalty.

5. Kriteria Pengakuan Pendapatan
Pengaakuan pendapatan yang diajukan oleh Financial Accounting Standard Board (FASB) ada dua kriteria yaitu sebagai berikut:
1. Pendapatan gres diakui jikalau jumlah pendapatan terlaksana atau cukup niscaya akan segera terealisasi.
2. Pendapatan gres adapat diakui jikalau pendapatan tersebut sudah terbentuk atau terhimpun.

a. Metode Pencatatan Pendapatan
Di dalam laporan dasar pencatatan pendapatan harus berdasarkan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

1. Nilai hemat harus sudah ditambahkan perusahaan pada produknya
2. Jumlah pendapatan harud sanggup diukur
3. Pengukuran yang dilakukan haruslah bebas
4. Biaya-biaya yang berkaitan harus sanggup diestimasi dengan tingkat kecermatan yang memuaskan.

Metode dalam pencatatan pendapatan terdiri dari dua metode, yaitu sebagai berikut: metode berbasis kas(cash basis method) dan metode aberbasis akrual (accrual basis method)

1. Metode cash basis
Suatu system dimana pendapatan belum diakui sebelum pendapatan tersebut belum diterima. Metode ini banyak dipakai pada perusahaan kecil dan orang-orang yang menjual jasa, pada umumnya ialah orang-orang yang mempunyai keahlian tertentu.

2. Metode accrual basis
Metode pencatatan pendapatan, dimana pendapatan itu dicatat pada ketika sudah terjadi hak tanpa memperhatikan pendapatan tersebut diterima. Keuntungan metode ini ialah lantaran metode ini sangat teliti dalam pengukuran keuntungan (dalam laporan keuntungan rugi) dan neraca selisih.

6. Metode legalisasi pendapatan untuk penjualan jasa

Ada empat metode legalisasi pendapatan untuk perusahaan yang kegiatannya sebagian besar dalam penjualan jasa dibandingkan produksi yaitu sebagai berikut:

a. Metode kinerja khusus
Metode ini dipakai untuk penapatan jasa yang dihasilkan dengan melaksanakan agresi tunggal.
Sebagai contoh: seorang dokter gigi menghasilkan pendapatan atas penyelesaian penambalan gigi.

b. Metode Kinerja Profesional
Metode ini dipakai untuk mengakui pendapatan jasa yang dihasilkan oleh lebih dari satu agresi tunggal dan hanya ketika jasa melebihi satu periiode .

c. Metode Kinerja Selesai
Metode ini dipakai untuk mengakui pendapatan jasa yang dihasilkan dengan melaksanakan serangkaian tindakan dimana yang terakhir sangat penting dalam hubungannya dengan total transaksi jasa dimana pendapatan jasa dianggap telah dihasilkan hanya setelah tindakan terakhir terjadi. Metode ini serupa dengan metode kontrak selesai, yang dipakai untuk kontrak jangka panjang.

d. Metode Penagihan
Metode ini dipakai untuk pendapatamn jasa ketika ketdakpastian penagihan sangat tinggi atau estimasi beban yang terkait dengan pendapatan tidak sanggup diandalkan sehingga persyaratan reliabilitas tidak dipenuhi. Pendapatan diakui hanya ketika kas diperoleh. Metode ini serupa dengan metode pemulihan biya yang dipakai untuk penjualan produk.

7. Konsep dasar yang diperkirakan dalam legalisasi pendapatan
Ada beberapa konsep dasar yang melandasi laporan keuangan antara lain sebagai berikut:

a. Konsep Upaya dan HAsil (effort and accomplishment concept)
Konsep ini menyatakan bahwa kas merupakan pengukur upaya dan pendapatan merupakan pengukur hasil.

b. Konsep Bukti Berdaya Uji dan Objektif
Laporan keuangan akan mempunyai tingkat manfaat dan tingkat keandalan 6yang cukup tinggi apabila data keuangan didalamnya di dukung oleh bukti-bukti yang objektif dan sanggup diuju kebenarannya,

c. Konsep Akuntansi mengakui adanya perkiraan yang relevan (assumption consept)
Konsep menagkui adanya asumsi-asumsi ibarat bidang pengetahuan lain, dalam banyak hal konsep dasar dengan sendirinya merupakan asunsi atau paling tidak didasarkan atas perkiraan yangtidak sanggup diuji validitasnya dengan pembuktian yang tuntas tetapi dianggap mempunyai relevansi dengan tujuan pelaporan keuangan.

e. Konsep Biaya Historical
Konsep biaya histories merupakan pengukur potensi jasa yang paling objektif untuk jasa yang gres diperoleh. Baiaya histories ini memperlihatkan harga pertukaran padasaat terjadinya salah satu keunggulan biaya histories yang terjadi dari hasil akad dua pihak yang independent.

Demikianlah materi tentang Pengertian, Sumber, Penilaian dan Pengukuran Pendapatan (Revenue) yang sempat kami berikan dan jangan lupa juga untuk menyimak materi seputar Pengertian dan Perbedaan Sektor Privat dan Sektor Publik yang telah kami posting sebelumnya. biar materi yang kami berikan sanggup membantu menambah wawasan anda semikian dan terimah kasih.

Jangan Lupa Tinggalkan Komentar…!!!

Sumber http://ilmumanajemenakuntansi.blogspot.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Pengertian, Sumber, Evaluasi Dan Pengukuran Pendapatan (Revenue)"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel