-->

iklan banner

Resensi Novel Serambi Mujahid Mesopotamia


Jihad bersama Mawar

Judul buku: Serambi Mujahid Mesopotamia (pergulatan jiwa dan cinta seorang p0juang)
Pengarang: Yoki R. Sukarjaputra
Penerbit: Mizania
Tahun terbit: 2010
Jumlah hal: 248

Perang ialah hal yang tidak diinginkan setiap orang. Akan tetapi, terkadang kita juga harus mempertahankan hak kita terutama agama, alasannya ialah bergotong-royong semua akan dipertanggungjawabkan dihadapan Allah nanti. Seperti yang banyak kita ketahui negara di Timur Tengah tengah gencar-gencarnya gencatan senjata dengan tentara absurd khusunya Amerika Serikat yang telah usang memusuhi Islam.

Hal itu sanggup dengan gampang kita lihat gambarannya pada novel karya Yoki R. Sukarjaputra yang berjudul Serambi Mujahid Mesopotamia. Yoki Rakaryan Sukarjaputra, lahir di Bandung Februari 1967 ini sudah gemar menulis semenjak duduk dibangku menengah pertama, yang kemudian mengarahkannya untuk menekuni ilmu jurnalisme di Universitas Padjajaran Bandung dan tercapai pada tahun 1989. Sampai ketika ini, penulis masih setia sebagai jurnalis dalam surat kabar terkemuka dan karya-karya tulisnnya banyak dimuat dibeberapa buku. Profesi sebagai jurnalis membawa penulis menerima kesempatan mengunjungi 20 negara di lima benua.

Seorang mujahid berjulukan Reihan menaruhkan hidup dan matinya sebagai p0juang di tanah Irak demi melupakan masa lalunya yang suram akhir kehilangan seluruh anggota keluarganya alasannya ialah tsunami Aceh 2004. Saat itu Reihan sedang berkuliah di Yaman dan disitu pula Reihan bertemu dengan Yusuf. Yusuf kini terlihat kaya raya alasannya ialah hasil jerih payah berjihad di Irak dan Yusuf pula yang telah memperkenalkan Reihan dengan Zaiman ketua kelompok p0juang. Reihan pun tertari dengan proposal Yusuf dengan alasan kalau beliau ingin melupakan masa lalunya. Saat berjihad pun Reihan dan Zaiman berpindah dari satu daerah ke daerah lain untu bersembunyi dari tentara AS atau biasa dipanggil oleh para p0juang yaitu Belang. Suatu ketika disaat Reihan, Ilham, Mehzan, Mahmud, dan Tozadeq sedang bersembunyi di bawah tanah tiba-tiba tank si belang melewati atas dan mereka tertimpa malang nasib Mahmud yang tewas seketika, Reihan bqru sadar betapa gampang tewas ditempat menyerupai ini. Suatu hari ketika Reihan dan kawan-kawan sedang di Aqabah mereka bertemu perempuan bagus berjulukan Salwa dengan perwakan yang tidak begitu tinggi dan lincah. Reihan menaruh hati pada gadis itu, malang Reihan bertemu gadis itu di medan perang hanya 3 hari hingga masa kontrak Reihan habis pun ia belum ketemu Salwa. Setelah 3 tahun jadinya Reihan dipertemukan kembali oleh Salwa di Mekkah.

Dalam novel tersebut memuat tema yang menarik yaitu perjuangan. Seorang laki-laki yang memperjuangkan sebuah negara dan seorang wanita. Terbukti pada pola halaman 183 dan 184. Alurnya pun maju mundur tapi tidak menyulitkan kita dalam berpikir. Terbukti pada pola halaman 13,19,20. Penempatan latar juga dibentuk menarik dan tidak menyulitkan menyerupai beberapa daerah yang  berada Padang Pasir Irak pola halaman 13,14, kemudian Tanah Suci Mekkah "kupustuskan saja untuk mendoakan mereka pola halaman 36. Kecamatan Al Rutbah.
Sementara itu waktunya juga berbeda-beda pola pada pukul 04.10. Suasana dalam novel pun berbeda beda ada yang menegangkan pola pada halaman 147, menyenangkan pola pada halaman 100, 102, menyedihkan 244, 181, mengharukan 242. Semua diuraikan dengan terang tanpa harus pembaca banyak berpikir.

Pada novel ini juga sangat terang menggunakan sudut pandang orang pertama pelaku utama terbukti pada halaman 13 dan masih banyak lainnya. Gaya bahasa pun sangat gampang dimengerti dan dipahami. Pesan dan amanat sangat banyak tersirat pada novel ini menyerupai pada pola halaman 126, 127 yang mengajarkan bahwa kita harus mensyukuri hidup kita didunia dan jangan disia siakan alasannya ialah bergotong-royong masih banyak yamg lebih kesusahan daripada kita.

Nilai agama sangat kental dalam novel ini dan sangat cocok dibaca oleh kita yang religius. Terbukti pada pola halaman 137, 138, 139. Yang menggambarkan bahwa si tokoh utama menyuruh  wartawan membaca al-Qur'an. Selain itu juga ada nilai moral yang terkandung 185 yang menjelaskan perihal orang-orang AS membantu para korban tsunami Aceh. Nilai sosial pun juga ada dalam novel ini pada pola halaman 224-229 yang menjelaskan tentara AS menciptakan rumah bagi pengungsi korban tsunami Aceh.

Namun dibalik banyaknya keunggulan yang tersedia sangat disayangkan tidak didukung oleh cover buku yang menarik atau dibilang cover buku tidak menarik dan kertasnya pun kurang menarik alasannya ialah menggunakan kertas buram.

Begitulah pesan dari novel Serambi Mujahid Mesopotamia ini yang banyak mengandung amanat dan nilai untuk kita jadikan teladan dari seorang p0juang yang sebatang kara. Walaupun hidupnya seb atang kara tapi beliau tidak mengalah dalam hidupnya.

Buku ini sangat layak dibaca bagi pecinta dongeng perang dan yang punya rasa pengetahuan besar mengenai apa saja yang terjadi pada perang di Timur Tengah. Selain itu, dengan membaca buku ini kita sanggup lebih menghargai usaha mujahid dan mujahidah.

Sumber http://renjanaangin.blogspot.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Resensi Novel Serambi Mujahid Mesopotamia"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel