-->

iklan banner

Klasifikasi Keanekaragaman Hayati


 keanekaragaman hayati dipelajari untuk keperluan ilmiah dan sangat bermanfaat untuk penge Klasifikasi Keanekaragaman Hayati

Dalam bidang ilmu pengetahuan, keanekaragaman hayati dipelajari untuk keperluan ilmiah dan sangat bermanfaat untuk pengembangan teknologi guna meningkatkan kesejahteraan manusia. Cabang-cabang biologi menyerupai botani dan zoologi memerlukan data atau citra menyeluruh ihwal binatang dan flora yang ada di bumi.

Dari hasil studi diperkirakan jumlah jenis flora di bumi lebih dari 300.000 dan jumlah jenis binatang sekitar 1.000.000. Golongan serangga mempunyai jenis yang diperkirakan lebih dari setengah juta. Untuk mempelajari makhluk hidup tersebut perlu dilakukan pengelompokan (klasifikasi). Klasifikasi bertujuan menyederhanakan objek studi makhluk hidup yang sangat beraneka ragam, sehingga akan lebih gampang dalam mempelajarinya.

Dalam satu negara sering dijumpai spesies binatang atau flora yang mempunyai nama kawasan berbeda-beda, contohnya burung merpati. Namun, dengan mempelajari penjabaran keanekaragaman hayati , maka akan memperoleh fasilitas dan keseragaman dalam menunjuk suatu jenis. Klasifikasi juga bermanfaat untuk membantu mengetahui hubungan antara organisme satu dengan lainnya.

Baca Juga

Pengelompokan makhluk hidup dilakukan berdasarkan persamaan dan perbedaan ciri-ciri yang dimiliki makhluk hidup tersebut. Hingga era ke-18, seluruh naskah ilmu pengetahuan ditulis dalam bahasa Latin sebagai bahasa para ilmuwan. Nama binatang dan flora menggunakan bahasa Latin dan menggunakan nama yang panjang (polinomial).

Contoh :
1. Seekor Turtus kecil, berwarna abu-abu keputihan tanpa bintik (Turtus minor cenearcoalbus non maculatus).
2.  Sambucus dengan batang berkayu yang bercabang dan mempunyai bunga berbentuk payung (Sambucus caule arboreo floribus umbellatis).

Setelah Carolus Linnaeus memperkenalkan sistem penulisan baru, penulisan polinomial diubah ke binomial. Linnaeus menciptakan suatu sistem penulisan gres yang sampai sekarang masih sanggup digunakan oleh para andal taksonomi.

Beberapa prinsip utama dari sistem penamaan Carolus Linnaeus, yaitu :

- Menggunakan bahasa Latin.
- Menggunakan kategori.
- Menggunakan dua kata.

Di dalam klasifikasi, makhluk hidup dikelompokkan dalam kelompok besar, sampai kelompok kecil. Kategori yang digunakan Linnaeus pada waktu itu ialah kingdom (kerajaan), filum (keluarga besar), class (kelas), ordo (bangsa), famili (suku), genus (marga) dan spesies (jenis).

Urutan dari kingdom ke spesies ialah berdasarkan persamaan ciri-ciri yang paling umum lalu makin ke bawah persamaan ciri-ciri makin khusus dan perbedaan ciri-ciri makin kecil.

Sejak zaman Aristoteles, sampai pertengahan era ke-20, para biologiwan membagi makhluk hidup ke dalam dua kingdom, yaitu plantae (tumbuhan) dan animalia (hewan).

Setelah ditemukan mikroskop, pengetahuan ihwal ciri organisme mulai berkembang. Menjelang tamat era ke-19 seorang biologiwan berkembangsaan Jerman, Ernst Haeckel mengusulkan kingdom ketiga, yaitu Protista untuk bakteri.

Akan tetapi, dalam penelitian lebih lanjut, Haeckel menemukan bahwa ciri-ciri kingdom Protista tidak sesuai untuk bakteri. Untuk itu, Haeckel menempatkan kuman ke dalam kingdom yang tepat.

Di tahun 1937, biologiwan laut, Eukariota Chatton mengusulkan kingdom Prokariota untuk kuman dan kingdom Eukariota untuk organisme lainnya. Dikotomi (pembagian atas dua konsep yang berlainan) ketika ini diakui oleh biologiwan secara universal sebagai perbedaan evolusioner (berangsur-angsur) yang mendasar. Saat ini kuman dan Cyanophyta yang inti selnya sama-sama tidak diselubungi membran dimasukkan dalam kingdom Monera.

Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan di tahun 1960-an dan ditemukannya mikroskop elektron serta teknik biokimia untuk mengungkapkan perbedaan secara selular (di tingkat sel) antara organisme yang satu dengan lainnya. Para ilmuwan tergerak untuk menciptakan penjabaran baru.

Pada tahun 1969, R.H. Whittaker mengusulkan penjabaran 5 kingdom dan disetujui oleh sebagian besar biologiwan. Whittaker mengusulkan bahwa fungi (jamur) diklasifikasikan dalam kingdom tersendiri dan terpisah dari kingdom tumbuhan.

Alasan Whittaker memisahkan fungi dari kingdom flora antara lain alasannya ialah fungi tidak melaksanakan fotosintesis dan menyerap kuliner dari organisme lain. Selain itu, fungi berbeda dengan flora dalam hal komposisi dinding selnya, struktur tubuhnya, dan cara reproduksinya.

Dengan demikian, terdapat 5 kingdom organisme, yaitu Monera (bakteri dan cyanophyta), Protista (ganggang, protozoa, jamur air, kapang lendir), Fungi, Plantae dan Animalia. Berkembangnya ilmu pengetahuan menuntut perubahan dalam penjabaran khususnya pada tingkat kingdom.

Setiap sistem penjabaran yang digunakan harus bersifat pribadi sekaligus inklusif. Hal ini berarti ciri-ciri yang digunakan dalam pengklasifikasian harus sanggup membentuk kelompok yang beranggotakan organisme yang serupa dan berbeda dari kelompok lainnya.

Sebagai rujukan flora bersifat autotrof, sedangkan binatang dan fungi bersifat heterotrof. Ciri-ciri ini menggolongkan (inklusif) organisme yang serupa ke dalam satu kingdom dan memisahkan (eksklusif) organisme tersebut dari organisme lainnya.

Kingdom (Kerajaan)

Kingdom merupakan tingkatan takson (kelompok makhluk hidup yang mempunyai banyak persamaan) tertinggi yang membagi makhluk hidup menjadi 5 golongan pokok, yaitu :

- Kingdom flora : Plantae
- Kingdom binatang : Animalia
- Kingdom jamur : Fungi
- Kingdom Protista
- Kingdom Monera

Filum atau Divisi (Keluarga Besar)

Kingdom dibagi menjadi filum-filum untuk binatang dan divisi-divisi untuk tumbuhan. Kingdom flora dibagi menjadi divisi berdasarkan ciri-ciri yang umum, contohnya flora yang mempunyai akar, batang dan daun sejati dimasukkan ke dalam divisi Spermatophyta dan flora berbiji yang tidak mempunyai akar, batang dan daun sejati dimasukkan dalam divisi Thallophyta.

Kategori ini terdiri dari semua binatang yang mempunyai prinsip dasar yang sama, menyerupai :

- Manusia (Homo sapiens) dan ikan bandeng (Chanos chanos) mempunyai bentuk tubuh dan habitat berbeda, tetapi mempunyai prinsip dasar yang sama, yaitu bertulang belakang (vertebrae).

-Filum Arthropoda terdiri dari aneka macam binatang dengan bentuk tubuh berbeda, tetapi mempunyai prinsip dasar yang sama, yaitu kakinya terdiri atas segmen-segmen yang mempunyai persendian.

Kelas

Divisi dibagi menjadi kelas-kelas berdasarkan ciri-ciri yang masih umum, contohnya flora berbiji (Spermatophyta) dibagi menjadi flora berbiji terbuka (kelas Gymnospermae) dan flora berbiji tertutup (kelas Angiospermae). Kelas ini masih sanggup dibagi menjadi subkelas, contohnya kelas flora berbiji tertutup dibagi menjadi subkelas flora berbiji tertutup berkeping satu (Monokotiledonae) dan flora berbiji tertutup berkeping dua (Dikotiledonae).

Pada kelompok hewan, kelas terdiri dari semua binatang yang terbentuk atas adanya perbedaan sekunder dari prinsip dasar filumnya. Misalnya, kelas Amphibia dalam subfilum Vertebrata, prinsip dasarnya ialah sama, yaitu mempunyai tulang belakang (vertebrae). Akan tetapi, mempunyai perbedaan dengan binatang vertebrata lain, yaitu dalam hal siklus hidupnya.

Cara Penulisan Nama Kelas

Nama kelas ialah nama genus ditambah kata nae.

Contoh :
Equisetinae, dari kata Equisetum ditambah nae.

Ordo (Bangsa)

Ordo membagi kelas atau subkelas ke dalam ciri yang lebih khusus lagi, contohnya subkelas Dikotiledonae dibagi lagi antara lain menjadi terung-terungan (ordo Solanales) dan getah-getahan (ordo Euphorbiales).

Pada hewan, kategori ini terdiri dari semua binatang yang mengacu pada pelaksanaan dari prinsip-prinsip kelas. Misalnya, pada kelas Mammalia, ordonya terbentuk dari kelompok-kelompok binatang yang berbeda cara hidupnya. Contohnya ordo karnivor (hewan pemakan daging), herbivor (hewan pemakan tumbuhan) dan rodentia (hewan pengerat) yang mana berbeda dalam hal memperoleh kuliner dan mengunyah makanan.

Hewan pengerat mempunyai gigi depan yang terus memanjang, sehingga harus diasah dengan menggerigiti sesuatu. Hewan termasuk ordo Rodentia ialah tupai, tikus, berang-berang, mencit dan lain-lain.

Cara Penulisan Nama Ordo

Nama ordo ialah nama genus ditambah kata ales

Contoh :
Zingiberales, dari kata Zingiber ditambah ales.

Zingiber merupakan sejenis tumbuhan rimpang yang biasa digunakan untuk rempah-rempah atau materi obat-obatan, menyerupai jahe.

Famili (Suku)

Dari ordo ke famili, anggota-anggotanya makin mempunyai ciri khusus yang sama dan perbedaannya semakin kecil, contohnya ordo Solanales dibagi lagi menjadi famili Solanaceae (terung-terungan). Kategori ini meliputi semua binatang yang genus-genusnya dianggap berasal dari nenek moyang yang sama.

Cara Penulisan Nama Famili (Suku)

Nama famili diambil dari nama genus organisme yang bersangkutan ditambah akhiran acceae jikalau itu flora dan idea jikalau makhluk itu hewan.

Contoh :
Solanaceae, dari kata Solanum ditambah aceae
Canidae, dari kata Canis ditambah idae
Felidae, dari kata Felis ditambah idae

Genus (Marga)

Famili dibagi lagi menjadi genus-genus. Tomat dan terung berbeda tapi sanggup dimasukkan ke dalam satu genus yang sama, yaitu Solanum alasannya ialah kemiripan dari keduanya. Kategori ini meliputi semua jenis yang menunjukkan persamaan struktur alat reproduksinya.

Cara Penulisan Nama Genus (Marga)

Nama marga/genus flora maupun binatang terdiri atas satu kata tunggal yang sanggup diambil dari kata apa saja, sanggup dari nama hewan, tumbuhan, zat kandungan dan sebagainya. Huruf pertamanya ditulis dengan aksara besar.

Contoh :
Solanum (terung-terungan)
Canis (anjing)
Felis (kucing)

Spesies (Jenis)

Kita mengetahui bahwa tomat ialah buah, sedangkan terung ialah sayur. Tomat buah disebut Solanum lycopersicum, sedangkan terung sayur disebut Solanum melongena. Jadi, spesies menunjukkan nama individu, bukan nama golongannya. Kategori ini meliputi semua individu yang mempunyai sifat-sifat sama dalam hal morfologi, anatomi dan fisiologi.

Makhluk hidup sejenis mempunyai jumlah kromosom yang sama dan susunan kromosom yang sama. Apabila sesama individu sejenis kawin, maka akan dihasilkan keturunan yang fertil (subur).

Cara Penulisan Nama Spesies (Jenis)

Ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi dalam menulis nama jenis dengan sistem tata nama binomial ialah sebagai berikut :

a. Huruf pertama dari kata yang menyebutkan marga (genus) ditulis dengan aksara besar, sedangkan untuk kata penunjuk jenis (spesies) ditulis dengan aksara kecil semua.

Contoh :
Zea mays
Zea = genus, mays = spesies

b. Bila nama jenis ditulis dengan tangan atau diketik, harus diberi garis bawah pada kedua kata nama tersebut. Namun, jikalau dicetak harus menggunakan aksara miring (italic) tanpa garis bawah.

c. Bila nama penunjuk jenis pada flora lebih dari dua kata, kedua kata tersebut harus dirangkaikan dengan tanda penghubung.

Contoh : Hibiscus rosa sinensis menjadi Hibiscus rosa-sinensis

Jenis binatang yang terdiri atas tiga suku kata, menyerupai Felis maniculata domestica (kucing jinak) tidak dirangkai dengan tanda penghubung sedang untuk varietas.

Contoh : Hibiscus sabdarifa var alba (rosela varietas putih).

Bila nama jenis itu diberikan untuk mengenang jasa orang yang menemukannya, maka nama penemu sanggup dicantumkan pada kata kedua dengan menambah aksara (i) di belakangnya.

Contoh : tumbuhan pinus yang ditemukan oleh Merkus, maka nama tumbuhan itu ialah Pinus merkusii.


Prinsip lain yang perlu diperhatikan dalam sistem penjabaran berdasarkan Linnaeus ialah penggunaan dua kata untuk santunan nama khusus, yaitu nama genus dan spesies dari suatu makhluk hidup.

Cara ini lalu dinamakan binomial nomenclature yang berarti santunan nama makhluk hidup dengan dua kata. Kata pertama menunjukkan genus, sedangkan kata kedua menunjukkan spesies.

Aturan ini lalu dibakukan secara internasional dan menjadi nama universal untuk semua negara. Sebagai rujukan burung gereja diberi nama Passer domesticus domesticus (untuk subspesies yang berada di daratan Eropa) dan Passer domesticus niloticus (untuk yang berada di dataran rendah sungai Nil).

Usaha-usaha penertiban nama ilmiah telah dirintis secara internasional semenjak tahun 1867 untuk flora dan tahun 1898 untuk hewan. Dewasa ini kita telah mempunyai Kode Internasional Tata Nama Tumbuhan (International Code of Botanical Nomenclature) dan Kode Internasional Tata Nama Hewan (International Code of Zoological Nomenclature).

Kriteria Klasifikasi Tumbuhan

Berikut ini kriteria pengklasifikasian flora :

a. Jumlah sel penyusun tubuh flora yang mana ada flora bersel satu (uniseluler) dan ada yang bersel banyak (multiseluler).
b. Organ perkembangbiakannya.
c. Habitus flora waktu hidupnya, tegak, menjalar atau merambat.
d. Struktur jaringan pengangkut (xilem dan floem).
e. Tipe silinder sentra (stele). Terdapat tiga tipe stele, yaitu protostele, sifonostele dan diktiostele.
f. Bentuk dan ukuran daun, dikenal dua macam bentuk dan ukuran daun yakni makrofil dan mikrofil.
g. Cara berkembang biak, secual (generatif) dan asecual (vegetatif). Pada cara generatif akan diperoleh hasil fertilisasi yang bersifat heterogamet atau isogamet.
h. Biji, bunga dan buah. Ada tidaknya biji dan buah sanggup digunakan untuk memilih tingkat keprimitifan suatu tumbuhan.

Kriteria Klasifikasi Hewan

Berikut ini kriteria penjabaran binatang :

a. Jumlah sel penyusun tubuh hewan, ada yang bersel tunggal (protozoa) dan ada yang bersel banyak (metazoa).

b. Jaringan penyusun tubuh. Pada binatang primitif terdiri dari dua jaringan embrional (diploblastik), menyerupai Porifera dan Coelenterata. Pada binatang yang lebih tinggi tingkatannya, tubuhnya terdiri dari tiga jaringan embrional (triploblastik), menyerupai Chordata.

c. Saluran pencernaan makanan. Hewan tingkat rendah belum mempunyai jalan masuk pencernaan makanan, sedangkan binatang tingkat tinggi mempunyai lubang mulut, jalan masuk pencernaan dan anus.

d. Selom, yaitu rongga tubuh yang dibatasi oleh dinding mesodermis dan dinding sebelah dalam dilapisi oleh peritonium. Hewan yang mempunyai rongga tubuh disebut euselomata, contohnya Chordata.

Hewan yang tidak mempunyai rongga tubuh digolongkan dalam tingkat yang lebih rendah disebut aselomata, contohnya Enthoprocta dan Aschelminthes.

e. Segmentasi, khusus pada binatang bersel banyak (metazoa). Metazoa yang telah mengalami metameri (setiap ruas mempunyai sistem organ yang lengkap, menyerupai peredaran darah, sistem ekskresi dan sistem saraf) pada tubuhnya menempati golongan yang lebih tinggi, contohnya Annelida, Arthropoda dan Chordata.

f. Kerangka (skeleton). Hewan yang berkerangka luar disebut eksoskeleton, contohnya Arthropoda. Hewan yang berkerangka dalam merupakan tingkat yang lebih rendah disebut endoskeleton, contohnya Chordata.

g. Anggota badan, yaitu bab yang terproyeksi keluar untuk bergerak dan menangkap makanan, contohnya tentakel pada anemon (hewan bahari yang mempunyai bentuk tubuh seperti  bunga, sehingga disebut juga mawar laut), seta (duri-duri halus yang tumbuh di permukaan kulit) pada cacing tanah, antena dan kaki pada Arthropoda, sirip dan kaki serta sayap pada vertebrata.

h. Bentuk tubuh, pada umumnya binatang mempunyai bentuk tubuh yang simetris. Beberapa protozoa menunjukkan simetri bundar (radial), sedangkan beberapa filum yang lain simetri bilateral, contohnya pada Chordata. Bentuk tubuh lainnya ialah asimetris.

Dewasa ini, dengan bertambah majunya teknologi di bidang biokimia, pengklasifikasian mengalami kemajuan dengan dimanfaatkannya tes DNA untuk menelusuri kekerabatan. Dengan tes DNA, pengklasifikasian menjadi lebih teliti dan tidak hanya mengandalkan ciri-ciri morfologi.

Artikel Terkait :

Sumber http://ratukemalalaura.blogspot.com

Related Posts

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Klasifikasi Keanekaragaman Hayati"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel