-->

iklan banner

Konferensi Asia Afrika Di Bandung Tahun 1955 Dan Dasa Sila Bandung


Penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika dilatarbelakangi alasan meningkatnya usaha bangsa-bangsa terjajah untuk memperoleh kemerdekaan pada masa pasca Perang Dunia II.

Pada pasca Perang Dunia II, konfigurasi (bentuk/wujud) politik dunia ditandai oleh munculnya bipolarisasi kekuatan antara dua kekuatan dunia yang saling berebut pengaruh, yaitu Blok Barat dan Blok Timur. Blok Barat dipimpin oleh Amerika Serikat, sedangkan Blok Timur dipimpin oleh Uni Soviet.

Negara-negara berkembang yang melihat situasi pasca Perang Dunia II terdorong untuk mencari jalan keluar membantu meredakan ketegangan dan membuat perdamaian dunia. Sebagai negara berkembang, Indonesia berinisiatif mengadakan konferensi perdamaian yang dikenal sebagai Konferensi Asia Afrika. Gagasan ini muncul dalam Konferensi Kolombo yang diselenggarakan dari tanggal 28 April – 2 Mei 1954 di Kolombo, Srilanka.

Konferensi Kolombo dihadiri oleh 5 perdana menteri Shri Pandit Jawaharial Nehru (India), perdana menteri Ali Sastroamidjojo (Indonesia), perdana menteri Mohammad Ali Jinnah (Pakistan), perdana menteri Sir John Kotelawala (Srilanka) dan perdana menteri U Nu (Burma).

Baca Juga

Dalam konferensi tersebut, perdana menteri Ali Sastroamidjojo mengemukakan gagasan wacana perlunya diselenggarakan Konferensi Asia Afrika. Keempat perdana menteri lainnya mempertimbangkan permintaan perdana menteri Indonesia. Kelima perdana menteri, yaitu Ali Sastroamidjojo (Indonesia), Nehru (India), Mohammad Ali (Pakistan), Sir John Kotelawala (Srilanka) dan U Nu (Burma) menyelenggarakan pertemuan persiapan sebagai langkah awal dari Konferensi Asia Afrika.

Pertemuan dilaksanakan di Bogor dan pertemuan ini lebih dikenal dengan Konferensi Bogor atau Konferensi Pancanegara (28 – 29 Desember 1954). Dalam konferensi ini, dirancang dan dirumuskan beberapa problem yang berkaitan dengan masalah-masalah yang dihadapi oleh bangsa-bangsa di Asia Afrika pada khususnya maupun dunia pada umumnya.

Rumusan masalah-masalah yang dihasilkan dalam Konferensi Pancanegara tersebut yakni sebagai berikut :

-  Memajukan kerja sama, kepentingan-kepentingan dan persahabatan di antara bangsa-bangsa di Asia-Afrika.
- Mempertimbangkan masalah-masalah sosial, ekonomi dan kebudayaan serta korelasi negara-negara yang terwakili.
- Mempertimbangkan masalah-masalah kepentingan khusus bangsa-bangsa Asia-Afrika menyerupai kedaulatan nasional, rasialisme (penekanan pada ras) dan kolonialisme.
- Meninjau kedudukan rakyat Asia Afrika khususnya dan dunia umumnya berakal balig cukup akal ini serta sumbangan yang sanggup mereka berikan untuk memajukan perdamaian dunia.

Akhirnya, berkat kolaborasi yang dilakukan oleh kelima perdana menteri itu, Konferensi Asia Afrika berhasil diselenggarakan dan dibuka oleh presiden Soekarno pada tanggal 18 April 1955.

Dalam pidato pembukaannya, presiden Soekarno mengingatkan penderitaan dan usaha bangsa-bangsa Asia-Afrika dikala menghadapi kolonialisme barat. Presiden Soekarno juga menyinggung wacana usaha para mahasiswa tahun 1927 di Brussel, Belgia dalam Konferensi Internasional Liga Menentang Imperalisme dan Kolonialisme.

Presiden Soekarno menyerukan kepada penerima konferensi untuk menyatukan diri dalam menghadapi banyak sekali tantangan dunia. Setelah presiden Soekarno berpidato, para penerima konferensi kemudian menentukan perdana menteri Ali Sastroamidjojo sebagai Ketua Konferensi. Sedangkan Roeslan Abdulgani ditunjuk sebagai Sekretaris Jenderal Konferensi.

Dalam konferensi tersebut diundang 30 negara yang berada di daerah Asia-Afrika. Tetapi Afrika Tengah (Rhodesia) tidak sanggup hadir dalam konferensi tersebut. Ketidakhadiran Rhodesia alasannya yakni kondisi dan situasi dalam negerinya yang belum stabil. Walaupun demikian, Konferensi Asia Afrika tetap dilaksanakan dengan dihadiri oleh 29 negara berikut ini :

1. Afganistan
2. Ethiopia
3. Filipina
4. India
5. Indonesia
6. Irak
7. Iran
8. Jepang
9. Kamboja
10. Laos
11. Libanon
12. Liberia
13. Libia
14. Mesir
15. Myanmar
16. Nepal
17. Pakistan
18. Pantai Emas (Ghana)
19. Saudi Arabia
20. Srilanka
21. Sudan
22. Syria
23. Thailand
24. Tiongkok (RRC)
25. Turki
26. Vietnam Selatan
27. Vietnam Utara
28. Yaman
29. Yordania

Melalui perdebatan yang sangat panjang, kesannya para penerima berhasil mencapai janji yang terdiri dari tujuh keputusan penting berikut :

a. Kerja Sama Ekonomi

- Kerja sama ekonomi atas dasar saling menguntungkan dan saling pengertian serta menghormati kedaulatan nasional masing-masing.
- Saling memperlihatkan sumbangan teknik berupa tenaga ahli, kemudahan latihan, proyek-proyek percontohan dan pendirian forum riset serta latihan.
- Segera dibuat tubuh khusus PBB untuk pembangunan ekonomi dan pengalokasian dana yang lebih besar dari Bank Internasional untuk pembangunan negara-negara Asia-Afrika.
- Perlunya pemantapan perdagangan komoditas (barang dagangan) di daerah Asia-Afrika.

b. Kerja Sama Kebudayaan

- Menumbuhkan saling pengertian dalam membangun kolaborasi bidang kebudayaan.
- Pertukaran info mengenai kebudayaan masing-masing yang saling menguntungkan.

c. Hak-Hak Asasi Manusia

- Mendukung sepenuhnya terhadap prinsip-prinsip dasar hak-hak asasi, menyerupai tercantum dalam Universal Declaration of Human Rights.
- Mengecam kebijakan dan praktek-praktek pemisahan dan diskriminasi (perlakuan tidak adil terhadap perorangan atau kelompok) rasial, serta bertekad menghapusnya.

d. Masalah Rakyat Terjajah

- Kolonialisme dalam bentuk apapun yakni suatu kejahatan yang segera harus diakhiri.
- Penaklukan bangsa-bangsa, dominasi dan eksploitasi abnormal merupakan pelanggaran hak-hak asasi manusia.
- Mendukung usaha dan kemerdekaan rakyat-rakyat yang masih terjajah, menyerupai rakyat Aljazair, Maroko dan Tunisia untuk menentukan nasib sendiri.

e. Masalah-Masalah Lain

- Mendukung penuh hak-hak rakyat Palestina atas tanah airnya dan menyerukan penyelesaian maslaah secara damai.
- Mendukung posisi Indonesia dalam problem Irian Barat.
- Mendukung Yaman dalam problem Aden.

f. Memajukan Perdamaian Dan Kerja Sama Internasional

- Menyokong masuknya beberapa negara yang memenuhi syarat untuk menjadi anggota PBB, menyerupai Jepang, Kamboja, Libya, Nepal, Srilanka, Vietnam dan Yordania.
- Menghimbau semua pihak untuk membatasi, mengontrol dan mengurangi persenjataan.

Dasa Sila Bandung (Sepuluh Pokok Keputusan)

Sepuluh pokok hasil Konferensi Asia Afrika yakni sebagai berikut :
a. Menghormati hak dasar insan sebagaimana tercantum dalam Piagam PBB.
b. Menghormati kedaulatan dan integritas teritorial semua bangsa.
c. Mengakui persamaan semua bangsa, baik besar maupun kecil.
d. Tidak melaksanakan intervensi atau campur tangan soal-soal dalam negeri negara lain.
e. Menghormati hak setiap bangsa untuk mempertahankan diri, baik secara sendirian maupun secara kolektif (gabungan), sesuai dengan Piagam PBB.
f. Tidak melaksanakan tekanan-tekanan terhadap negara-negara lain.
g. Tidak melaksanakan tindakan-tindakan atau ancaman-ancaman aksi (penyerangan) terhadap keutuhan wilayah dan kemerdekaan negara lain.
h. Menyelesaikan perselisihan internasional dengan jalan hening sesuai dengan Piagam PBB.
i. Memajukan kolaborasi untuk kepentingan bersama.
j. Menghormati aturan dan kewajiban-kewajiban internasional.

Setelah berakhirnya Konferensi Asia-Afrika banyak negara yang belum merdeka atau masih berada di bawah pengawasan kaum imperialis (penjajah yang bertujuan untuk memperluas daerah jajahannya untuk kepentingan industri dan modal) mulai memperjuangkan nasibnya untuk mencapai kemerdekaan dan kedudukan sebagai negara yang berdaulat penuh.

Di samping itu, Konferensi Asia-Afrika juga sangat besar pengaruhnya di dunia internasional dan bahkan turut menjadi pendorong berdirinya organisasi Gerakan Non-Blok. Dengan demikian, Konferensi Asia-Afrika sangat besar pengaruhnya dalam usaha membuat perdamaian dunia.

Hubungan antara negara-negara di daerah Asia-Afrika terus berlanjut. Hubungan itu diwujudkan dalam konferensi-konferensi yang lebih khusus, menyerupai :

- KMAA (Konferensi Mahasiswa Asia-Afrika)
- KWAA (Konferensi Wartawan Asia-Afrika)
- KWAA (Konferensi Wanita Asia-Afrika)
- KSKAA (Konferensi Setia Kawan Asia-Afrika)
- KIAA (Konferensi Islam Asia-Afrika)
-  MMAA (Musyawarah Menteri Asia-Afrika)
- FFAA (Festival Film Asia-Afrika)
- KPAA (Konferensi Pengarang Asia-Afrika)

Sumber http://ratukemalalaura.blogspot.com

Related Posts

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Konferensi Asia Afrika Di Bandung Tahun 1955 Dan Dasa Sila Bandung"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel