Pengertian Dan Perbedaan Gross Margin, Operating Margin Dan Net Margin
Pengertian dan Perbedaan Gross Margin, Operating Margin dan Net Margin - Hal yang menarik dalam industri keuangan ialah istilah-istilah teknis yang khusus digunakan. Misalkan saja ketiga istilah di atas, ketiganya menggambarkan suatu kondisi yang berbeda. Namun ketiganya diharapkan lantaran setiap fase perhitungan memerlukan analisis yang khusus pula.
Gross Margin merupakan Gross Profit dibagi dengan Total Revenue. Dalam hal ini Gross Profit merupakan Total Revenue dikurangi cost of sales. Semakin tinggi Gross margin, maka semakin efisien suatu perusahaan relative terhadap pesaingnya dalam industri
Operating Margin merupakan ukuran proporsi dari penerimaan perusahaan yang tersisa sehabis membayar biaya variable produksi menyerupai gaji, materi dasar. Dll. Secara sederhana, operating margin ialah operating profit dibagi dengan total sales. Operating margin sanggup dipakai perusahaan untuk membayar biaya-biaya tetap menyerupai bunga atas hutang.
Pengertian dan Perbedaan Gross Margin, Operating Margin dan Net Margin |
Dalam hal ini operating profit ialah Gross profit – operating expenses. Adapun operating expense terdiri dari honor yang dibayarkan kepada pekerja, penelitian dan pengembangan, dan tagihan lain-lain.
Seringkali operating margin juga memilih interest coverage ratio yaitu ukuran berapa kali perusahaan sanggup membaran cicilan bunga dengan pendapatan sebelum bungan dan pajak. Semakin kecil rasio tersebut, semakin tinggi beban utang suatu perusahaan.
Dalam hal ini interest coverage ratio ialah EBIT (earnings before interest and taxes) dibagi dengan pengeluaran bunga (interest expense).
Net Margin merupakan net income sehabis pajak dibagi dengan penerimaan (revenue). Net income sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi (EBITDA) ditujukan sebagai indicator kinerja perusahaan bukan sebagai anutan kas bebas.
Sebagai pemanis dari hal di atas. Dalam membandingkan dua perusahaan atau lebih, seorang manajer keuangan sanggup membandingkan kinerja dua perusahaan melalui ROA (Return on Assets) dan ROE (Return on Equity).
Return on Equity memperlihatkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan uang kas secara internal. Dalam banyak hal, semakin tinggi pengembalian ROE, semakin baik. Sedangkan Return on Assets mengukur pendapat perusahaan dalam hubungannya dengan segala sumber daya (modal pemegang saham ditambah dana tunjangan jangka pendek dan jangka panjang). Ada dua cara mendapat ROA, yang pertama ialah Net margin dikali Asset Turnover atau yang kedua, net income dibagi rata-rata asset tiap periode. Adapun Asset Turnover ratio ialah Total Penerimaaan dibagi dengan rata-rata asset tiap periode.
Rasio Profit margin berdasarkan Riyanto (1999:37) ialah perbandingan antara net operating income dengan net sales. Dengan kata lain dapatlah dikatakan bahwa rasio profit margin ialah selisih antara net sales dengan operating expenses ( harga pokok penjualan + biaya adminitrasi ditambah biaya umum), selisih mana dinyatakan dalam persentase dari net sales. Gross margin ratio ialah merupakan ratio atau perimbangan antara gross profit (laba kotor) yang diperoleh perusahaan dengan tingkat penjualan yang dicapai pada periode yang sama (Munawir, 2001:99).
Rasio profit margin berdasarkan pendapat Hariyadi (2002:297) merupakan ukuran kemampuan administrasi untuk mengendalikan biaya operasional dalam hubungannya dengan penjualan. Makin rendah biaya operasi per rupiah penjualan, makin tinggi margin yang diperoleh. Rasio Profit margin sanggup pula menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menetapkan harga jual suatu produk, relatif terhadap biaya-biaya yang dikeluarkan untuk meghasilkan produk tersebut.
Simamora (1999: 161) mengemukakan bahwa margin bantuan (contribution margin) ialah perbedaan antara harga jual per unit dan biaya variabel per unit. Margin bantuan sanggup pula dinyatakan sebagai suatu persentase dari pendapatan penjualan. Rasio margin bantuan (contribution margin ratio) ialah persentase margin bantuan dibandingkan jumlah penjualan.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas sanggup diambil kesimpulan bahwa rasio profit margin merupakan kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan per rupiah penjualan yang dinyatakan dalam persentase.
Jenis-jenis Rasio Profit Margin
Rasio profit margin sanggup dibedakan menjadi tiga macam sebagai berikut :
1. Gross Profit Margin Ratio
Gross profit margin ratio berdasarkan Munawir (2001:99) sanggup dihitung dengan rumus:
Ratio gross profit margin mencerminkan atau menggambarkan keuntungan kotor yang sanggup dicapai setiap rupiah penjualan, atau jika ratio ini dikurangkan terhadap angka 100% maka akan menandakan jumlah yang tersisa untuk menutup biaya operasi dan keuntungan bersih. Data gross profit margin ratio dari beberapa periode akan sanggup memperlihatkan gosip perihal kecenderungan gross profit margin ratio yang diperoleh dan jika dibandingkan standar ratio akan diketahui apakah margin yang diperoleh perusahaan sudah tinggi atau sebaliknya.
2. Net Profit Margin Ratio
Net profit margin ratio berdasarkan Riyanto (1999:37) sanggup dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Besar kecilnya rasio profit margin pada setiap transaksi sales ditentukan oleh dua faktor, yaitu net sales dan keuntungan perjuangan atau net operating income tergantung kepada pendapatan dari sales dan besarnya biaya perjuangan (operating expenses). Dengan jumlah operating expenses tertentu rasio profit margin sanggup diperbesar dengan memperbesar sales, atau dengan jumlah sales tertentu rasio profit margin sanggup diperbesar dengan menekan atau memperkecil operating expensesnya.
3. Operating Profit Margin Ratio
Selisih antara net margin ratio (ratio keuntungan higienis dengan penjualan) dengan 100% menandakan presentase yang tersisa untuk menutup harga pokok penjualan dan biaya operasi, persentase yang tersisa ini dinamakan operating margin ratio atau ratio antara (harga pokok penjualan + biaya operasi) dengan penjualan higienis (Munawir, 2001:100). Sehingga operating margin sanggup dihitung dengan rumus:
Operating ratio mencerminkan tingkat efesiansi perusahaan, sehingga ratio yang tinggi menandakan keadaan yang kurang baik lantaran berarti bahwa setiap rupiah penjualan yang terserap dalam biaya juga tinggi, dan yang tersedia untuk keuntungan kecil. Tetapi ratio yang tinggi mungkin tidak hanya disebabkan oleh faktor intern yang sanggup dikendalikan oleh manajemen, tetapi juga faktor ekstern contohnya faktor harga yang sulit dikendalikan oleh manajemen.
Daftar Pustaka
Hariadi, Bambang. 2002. Akuntansi Manajemen. BPFE: Yogyakarta.
Munawir. 2001. Analisa Laporan Keuangan. Liberty: Yogyakarta.
Riyanto, Bambang. 1999. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan Edisi Lima. BPFE: Yogyakarta.
Simamora, Henry. 1999. Manajemen Sumber Daya Manusia. BP STIE YKPN: Yogyakarta.
Demikianlah materi tentang Pengertian dan Perbedaan Gross Margin, Operating Margin dan Net Margin yang sempat kami berikan dan jangan lupa juga untuk menyimak materi seputar Diagram Interaksi Antara Pelaku Ekonomi (Circulair Flow Diagram) yang telah kami posting sebelumnya. biar materi yang kami berikan sanggup membantu menambah wawasan anda semikian dan terimah kasih.
Jangan Lupa Tinggalkan Komentar…!!!
0 Response to "Pengertian Dan Perbedaan Gross Margin, Operating Margin Dan Net Margin"
Posting Komentar