Biografi Ki Hajar Dewantara
Sebagai seorang yang lahir dari keluarga bangsawan, Ki Hajar Dewantara termasuk beruntung alasannya yaitu sanggup mengenyam pendidikan pada masa itu. Ia menamatkan sekolah dasar di ELS (Europeesche Lagere School) dan sempat melanjutkan pendidikannya di sekolah kedokteran STOVIA (School tot Opleiding van Indische Artsen) meskipun tidak hingga selesai karena sakit.
Suwardi muda bekerja sebagai penulis dan wartawan di banyak sekali surat kabar menyerupai Sediotomo, Midden Java, De Expres, Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer, dan Poesara. Sebagai seorang penulis, ia dikenal alasannya yaitu tulisannya yang peka terhadap masalah-masalah sosial, terutama ihwal dilema kolonialisme Belanda di tanah air.
Baca Juga
Pada tahun 1913, pemerintah kolonial Hindia Belanda berniat mengumpulkan uang sumbangan dari penduduk pribumi dalam rangka merayakan hari kemerdekaan Belanda dari Perancis. Hal tersebut eksklusif menjadikan banyak kritikan pedas dari para kaum nasionalis, termasuk Suwardi. Ia kemudian menciptakan goresan pena berjudul "Als ik een Nederlander was" (Seandainya Aku Seorang Belanda) yang dimuat dalam surat kabar De Expres pimpinan Douwes Dekker.
Akibat dari tulisannya ini, Suwardi yang ketika itu berusia 24 tahun ditangkap dan diasingkan ke Pulau Bangka. Keputusan sepihak pemerintah kolonial ini eksklusif menerima protes dari dua sahabat Suwardi yaitu Douwes Dekker dan Tjipto Mangoenkoesoemo. Akhirnya, Suwardi dan kedua rekannya yang kemudian dikenal sebagai Tiga Serangkai itu diasingkan ke Negeri Belanda.

Prinsip-prinsip aliran Ki Hajar Dewantara yang menjadi pedoman di Taman Siswa antara lain:
1. Ing ngarsa sung tuladha (yang di depan memperlihatkan teladan).Setelah zaman kemerdekaan, Ki Hajar Dewantara sempat menjabat sebagai Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Indonesia yang pertama. Pada tahun 1957, dia mendapatkan gelar Doctor Honoris Causa dari Universitas Gajah Mada. Sekitar dua tahun sehabis mendapatkan gelar tersebut, Ki Hajar Dewantara meninggal dan di makamkan di kota kelahirannya Yogyakarta pada tanggal 28 April 1959.
2. Ing madya mangun karsa (di tengah membangun semangat).
3. Tut wuri Handayani (dari belakang memberi dukungan).
Ki Hajar Dewantara ditetapkan sebagai jagoan nasional pada tanggal 28 November 1959 melalui surat keputusan Presiden RI No.305 Tahun 1959. Untuk menghormati jasa-jasa dia sebagai bapak pendidikan nasional, tanggal kelahiran Ki Hajar Dewantara yaitu 2 Mei diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional.
Biodata
Nama | Ki Hajar Dewantara |
Nama Asli | Raden Mas Suwardi Suryaningrat |
Lahir | Yogyakarta, 2 Mei 1889 |
Wafat | Yogyakarta, 26 April 1959 (umur 69 tahun) |
Agama | Islam |
Pendidikan |
|
Karir |
|
Organisasi |
|
Penghargaan |
|
Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Ki_Hadjar_Dewantara
cerciterismah.blogspot.com/search?q=biografi-ki-hajar-dewantara
Sumber http://iwak-pithik.blogspot.com
0 Response to "Biografi Ki Hajar Dewantara"
Posting Komentar