-->

iklan banner

Amfibia (Sistem Organ Dan Klasifikasi)


Amfibia tergolong binatang poikiloterm (berdarah dingin). Amfibia berhabitat di bersahabat air tawar pada trend panas, di hutan, gurun dan arktik (kutub utara).

Kulitnya lembap berlendir terdiri dari lapisan dermis dan epidermis. Warna kulit majemuk tergantung pigmen yang terkandung dalam dermis tepat di bawah epidermis. Warna kulit pada katak dihasilkan oleh pigmen yang terletak pada kromatofora di bab kulit. Kromatofora menjadikan warna kulit katak menyesuaikan lingkungan sekitarnya.

Adapun pigmen-pigmen pada katak, antara lain :

a. Pigmen lipofora menghasilkan warna merah, kuning dan orange.
b. Pigmen guanofora mengandung kristal guanin yang sanggup menghasilkan pengaruh putih terang.
c. Pigmen melanofora menghasilkan warna cokelat dan hitam

Kedua lubang hidung berafiliasi dengan rongga mulut. Penghubung rongga hidung dan rongga verbal disebut koane. Koane terletak di sebalah kanan dan kiri tulang vormer. Tulang vormer ialah tulang internal hidung yang membentuk dasar dari septum hidung (pembatas lubang hidung bab kiri dan kanan). Septum hidung terletak pada garis tengah hidung. Tulang vormer berbentuk menyerupai karakter V.

Bagian pangkal tenggorokan pada pita bunyi disebut glotis. Antara rongga verbal dan rongga indera pendengaran terdapat kanal eustachii. Endoskeleton mempunyai kolumna vertebralis (ruas tulang belakang). Terdapat sepasang rahang, gigi, pengecap dan langit-lagit. Tempurung kepala besar dan pipih.

Amfibia mempunyai dua pasang anggota gerak yang dipakai untuk berenang dan berjalan yang mana bab belakang relatif panjang dan berfungsi untuk melompat. Segmen kaki berotot besar. Alat gerak aktif berupa otot yang berbeda dengan miotom (komponen pembentuk otot) pada ikan.

Pada fase berudu, tulang-tulang masih bersifat lunak. Adapun jenis-jenis tulang pada Amfibia dewasa, antara lain tulang rusuk, tulang dada (sternum), tulang selangka (klavikula), tulang belikat (skapula), tulang korakoid (tulang berbentuk setengah lingkaran yang menempel pada bab depan tulang belikat) dan tulang supraskapula dari tulang rawan (kartilago).

Tulang iga berukuran pendek dan kurang berkembang, sehingga tidak berafiliasi dengan tulang dada. Tulang dada amfibia juga tidak berkembang dengan sempurna.

Anggota belakang terdiri atas tulang paha (femur), tulang tibia (tulang kering yang beada di bawah lutut), tulang fibula (tulang kering yang menghubungkan lutut dengan tulang pergelangan kaki), tulang tarsal (tulang pergelangan kaki) dan tulang falang (tulang ruas jari-jari).

Anggota depan terdiri atas tulang humerus (tulang panjang pada lengan yang terletak antara pundak dan siku), tulang radial atau radius (tulang pengumpil yang terletak antara tulang humerus dan tulang ulna), tulang ulna (tulang hasta yang terletak di antara tulang radius dan tulang karpal), tulang karpal (tulang pergelangan tangan), tulang metakarpal (tulang yang berkaitan dengan jari atau tulang telapak tangan) dan tulang falang.

Amfibia mempunyai selaput renang berupa kulit tipis di antara jari-jari. Anggota belakang berjari lima, sedangkan anggota depan berjari empat.

Sistem Pencernaan

Pada rahang atas terdapat sebaris gigi. Pada langit-langit tumbuuh sepasang gigi vormer. Gigi yang tanggal akan tumbuh kembali. Lidah pada Amfibia bercabang dua dan berlendir. Lidah berfungsi untuk menangkap mangsa. Pada rongga verbal (cavum oris) tidak terdapat banyak kelenjar ludah.

Dari rongga mulut, kuliner akan masuk ke faring kemudian ke esofagus. Esofagus menghasilkan sekresi alkalin (basa). Dari esofagus, kuliner masuk ke ventrikulus (lambung). Lambung akan membesar ketika terisi makanan. Bagian posterior lambung mengecil dan terhubung dengan pilorus (saluran yang membawa kuliner dan minuman dari lambung ke duodenum).

Dinding usus (intestinum) mengandung kapiler darah yang berfungsi untuk menyerap sari-sari makanan. Usus katak terdiri dari tiga bagian, yaitu duodenum (usus 12 jari), jejenum (usus kosong) dan ileum (usus pencerna). Duodenum berfungsi untuk memulai proses pemecahan makanan. Jejenum berfungsi untuk menuntaskan proses pencernaan yang telah dilakukan oleh duodenum. Ileum berfungsi untuk menyerap zat-zat kuliner yang telah dicerna.

Dari intestinum, kuliner masuk ke rektum dan menuju kloaka (muara kanal pencernaan, reproduksi dan urine). Amfibia mempunyai kelenjar pencernaan, yaitu kelenjar ludah hati dan kelenjar pankreas.

Hati berwarna merah kecokelatan dan terdiri atas lobus kanan dan lobus kiri. Lobus kanan terbagi menjadi dua lobulus. Bilus (zat empedu) yang dihasilkan oleh hati akan ditampung sementara di dalam vesica felea (kantong empedu) untuk kemudian dialirkan ke intestinum melalui ductus cystecus kemudian ke ductus cholydocus yang terhubung dengan kanal pankreas. Bilus berfungsi menghasilkan zat lemak.

Pankreas berwarna kekuningan dan menempel di antara lambung dan duodenum. Pankreas berfungsi menghasilkan enzim dan hormon yang bermuara pada duodenum.

Sistem Pernafasan

Organ pernafasan Amfibia berupa paru-paru, kulit dan insang. Pertukaran gas terjadi pada kulit secara difusi. Larva (berudu) bernafas dengan insang. Ketika berada di darat, katak remaja bernafas dengan paru-paru dan kulit. Ketika berada di air, katak remaja bernafas dengan kulit.

Katak mempunyai kulit yang tipis dan berlendir yang sanggup menyerap oksigen pada kondisi lembap. Beberapa jenis katak mempunyai kelenjar racun pada kulitnya. Racun pada permukaan kulit katak berasal dari serangga yang mereka makan. Serangga tersebut mendapat racun dari tumbuhan.

Katak mempunyai sepasang paru-paru yang tipis dan elastis. Permukaan dalam paru-paru terdapat lipatan-lipatan. Pada paru-paru terdapat banyak kapiler darah dan terdapat bronkus berukuran pendek. Bronkus ialah kanal pada sistem pernafasan yang membawa udara ke paru-paru. Bronkus katak terhubung dengan rongga mulut.

Celah laring terdapat di antara rongga verbal dan paru-paru. Laring ialah kanal pada sistem pernafasan yang membawa udara ke trakea (saluran pernafasan yang menghubungkan mulut, hidung dan paru-paru).

 Pada laring terdapat pita suara. Karena itu, laring disebut juga kotak suara. Laring berfungsi melindungi kanal pernafasan yang berada di bawahnya dengan cara menutup jalur masuknya udara dengan cepat, sehingga benda absurd tidak masuk ke dalam kanal pernafasan.

Katak tidak mempunyai diafragma dan tulang rusuk. Mekanisme pernafasan dilakukan oleh otot-otot rahang bawah, yaitu otot sternohioideus dan otot geniohioideus. Kedua jenis otot ini bekerja secara berlawanan.

Proses Inspirasi (Masuknya Udara Ke Dalam Tubuh)

Ketika otot sternohioideus berkontraksi, rongga verbal akan membesar dan tekanan dalam rongga verbal menjadi menurun, sehingga udara sanggup masuk. Udara masuk melalui koane menuju tenggorokan. Setelah udara masuk, klep pada koane (bagian penghubung antara rongga hidung dan rongga mulut) akan menutup dan otot sternohioideus akan berelaksasi.

Kemudian otot geniohioideus berkontraksi, sehingga rongga verbal mengecil dan tekanan dalam rongga verbal menjadi meningkat. Akibatnya celah faring akan terbuka, sehingga udara masuk ke dalam paru-paru.

Proses Ekspirasi (Keluarnya Udara Dari Dalam Tubuh)

Otot geniohioideus berelaksasi, sedangkan otot perut berkontrasi, sehingga rongga perut mengecil dan paru-paru tertekan. Akibatnya, udara keluar dari paru-paru menuju rongga mulut. Kemudian otot geniohioideus berkontraksi dan otot sternohioideus berelaksasi, sehingga rongga verbal mengecil dan koane terbuka. Akibatnya, udara keluar dari dalam paru-paru.

Sistem Peredaran Darah

Sistem peredaran darah bersifat tertutup, tetapi ada pula Amfibia yang mempunyai sistem peredaran darah ganda. Pada sistem peredaran ganda, darah melalui jantung sebanyak dua kali dalam sekali peredaran. Sistem peredaran darah pada berudu merupakan sistem peredaran darah tungga, yaitu darah hanya melewati jantung sekali dalam sekali peredaran. Amfibia juga mempunyai sistem limfa.

Jantung beruang tiga yang mana terdiri dari dua serambi (atrium) dan satu bilik (ventrikel). Ventrikel berdinding tebal dan terletak di bab pasterior. Serambi kanan disebut juga atrium deksters. Serambi kiri disebut juga atrium sinister. Di antara serambi dan bilik terdapat katup jantung.

Selain itu, katak mempunyai sinus venosus, yaitu kantong berdinding tipis, kawasan bermuaranya vena yang mengangkut darah yang kaya karbondioksida dari banyak sekali organ tubuh, kecuali paru-paru dan kulit.

Katak mempunyai sel darah yang terdiri dari sel darah merah (eritrosit) dan sel darah putih (leukosit). Eritrosit berinti, berbentuk bundar panjang, pipih dan mengandung hemoglobin. Leukosit berinti, tidak berwarna dan bergerak bebas secara amoeboid (berubah bentuk secara aktif dengan membentuk pseudopodia atau kaki palsu).

Pada Amfibia terdapat tiga jenis pembuluh arteri, yaitu :

- Arteri karotis ialah pembuluh darah yang mengantarkan darah ke otak dan kepala.

- Arteri sistemik ialah pembuluh darah yang membawa darah menuju arteriol dan ke pembulu kapiler. Arterior ialah bab dari sistem sirkulasi yang mengantarkan darah kaya oksigen dari jantung ke seluruh tubuh.

- Arteri pulmokutaneus ialah pembuluh darah yang mengantarkan darah ke paru-paru dan kulit katak.

Amfibia mempunyai tiga macam pembuluh balik, yaitu :

- Vena cava terbagi menjadi dua vena cava superior (pembuluh balik besar atas) dan vena cava inferior (pembuluh balik besar bawah).

Vena cava superior ialah pembuluh darah yang membawa darah kaya karbondioksida dari kepala, anggota depan dan anggota otot-otot pektoralis (otot pembentuk dada) menuju ke jantung.

Vena cava inferior ialah pembuluh darah yang membawa darah kaya karbondioksida dari bab bawah tubuh ke jantung.

- Vena porta ialah pembuluh darah yang mengalirkan darah dari organ tubuh sebelum kembali ke jantung terlebih dahulu ke organ tubuh lain. Vena porta terbagi menjadi dua, yaitu vena porta hepatica dan vena porta renalis.

Vena porta hepatica ialah pembuluh darah yang membawa darah terlebih dahulu ke hati sebelum kembali ke jantung.

Vena porta renalis ialah pembuluh darah yang membawa darah terlebih dahulu ke ginjal sebelum kembali ke jantung.

- Vena pulmokutaneus ialah pembuluh darah yang membawa darah yang berasal dari paru-paru dan kulit menuju ke serambi kiri jantung.

Selain itu, Amfibia mempunyai dua sistem portal, yaitu :

- Sistem portal renalis yang membawa darah dari tungkai belakang dan ekor menuju ke ginjal (ren).

- Sistem portal hepatika yang membawa hasil pencernaan dari usus ke hati.

Sistem peredaran darah pada katak dimulai dari darah pada pembuluh vena di seluruh tubuh mengalir masuk ke sinus venosus kemudian menuju ke atrium kanan. Dari atrium kanan darah mengalir ke ventrikel. Darah dari ventrikel keluar melalui batang nadi (trunkus arteriosus) yang bercabang dua.

Dari cabang yang satu darah mengalir menuju ke seluruh tubuh. Dari cabang yang lain, darah mengalir menuju ke kepala melalui arteri karotis, serta ke kulit dan paru-paru melalui arteri pulmokutaneus.

Di dalam kapiler paru-paru dan kulit, darah akan membebaskan karbondioksida dan mengikat oksigen, kemudian mengalir menuju ke vena pulmokutaneus dan kembali ke atrium kiri. Setiap darah yang mengalir pada pembuluh vena ialah darah yang kaya oksigen.

Darah yang berasal dari seluruh tubuh membawa sisa metabolisme dan karbondioksida kembali ke jantung melalui vena cava yang bermuara pada sinus venosus kemudian masuk ke atrium kanan.

Darah yang berasal dari atrium kanan dan kiri akan dipompa ke dalam ventrikel, sehingga darah higienis bercampur dengan darah kotor.

Sistem Ekskresi

Organ ekskresi berupa ginjal tipe mesonefros dan kanal kemih (saluran Wolf). Saluran Wolf keluar dari dorsolateral ginjal. Urine keluar melalui kloaka. Kandung kemih berupa gelembung tipis yang terletak di sebelah sisi ventral (bawah) kloaka.

Ginjal tipe mesonefros ialah ginjal yang berkembang secara segmental di bab tengah rongga tubuh. Nefrostoma (corong bersilia yang terdapat pada rongga tubuh) bermuara ke dalam selom (rongga tubuh). Ekskresi dilalukan oleh glomerulus. Ginjal ini terus berfungsi, hingag amfibia tumbuh dewasa.

Alat Indera Dan Sistem Saraf

Pada katak jantan terdapat lubang di rongga verbal kanan dan kiri lidahnya, serta mempunyai kotak suara. Mata lebar dengan membran niktitans (selaput tidur). Membran niktitans berfungsi melindungi mata dikala katak berada di air.

Selaput pendengar berada di belakang mata dan tak mempunyai indera pendengaran luar. Lubang hidung dua yang terdapat dalam satu koane. Kulit gampang dikelupas alasannya antara kulit dan otot di bawahnya terdapat rongga berisi limfa.

Otak terbagi menjadi lima bab dengan 10 saraf kranial yang merupakan bab dari sistem saraf sadar. Amfibia mempunyai kelenjar endokrin (pituitari) dan kelenjar tiroid. Kelenjar tiroid berperan sebagai perangsang terjadinya metamorfosis.

Sistem Reproduksi

Amfibia bersifat diesis yang mana antara organ reproduksi jantan dan betina terpisah. Amfibia bereproduksi secara secual melalui fertilisasi eksternal. Fertilisasi eksternal terjadi ketika katak jantan menjepit katak betina. Telur terbungkus dalam pembungkus gelatinus, diletakkan di air, sampai menetas menjadi larva (berudu). Katak mengalami metamorfosis menjadi katak dewasa.

Organ reproduksi jantan mencakup t3st1s, vasa efferentia dan kloaka. Testis berwarna putih kekuningan yang menggantung pada mesorsium (selubung tipis). Vasa efferentia ialah saluran-saluran halus yang meninggalkan t3st1s menuju ke bab kranial ginjal dan bermuara pada ductus mesonephridicus (saluran urine).

Organ reproduksi betina mencakup ovarium, oviduk dan kloaka.

Klasifikasi Amfibia
Amfibia terbagi atas tiga ordo, yaitu :

a. Urodela (Caudata)

Pembagian tubuh terdiri atas kepala, tubuh dan ekor. Kaki sama besar. Bentuk larva sama dengan dewasa. Pada fase Larva bernafas dengan insang, sesudah remaja bernafas dengan paru-paru. Pada beberapa jenis hewan, Urodela remaja tetap mempunyai insang, contohnya Proteus, Necturus dan Siren.

Yang termasuk Urodela, antara lain :

- Axolot yang hidup di Meksiko.
- Ranodon sp. yang hidup di benua Asia.
- Megalobatrachus japonicus (salamander raksasa) yang hidup di China dan Jepang. Panjang tubuh binatang ini mencapai 1,5 meter.

b. Apoda (Gymnophiona)

Bentuk serupa cacing, tidak berkaki dan berekor pendek. Kulit lunak dan mengeluarkan cairan perangsang. Sisik terbenam dalam kulit. Apoda mempunyai tentakel di antara mata dan hidungnya. Mata tidak berkelopak. Hewan jantan mempunyai alat kopulasi yang sanggup ditonjolkan keluar. Hidup menggali lubang atau tempat-tempat gelap yang basah.

Contohnya Ichthyosis glutinosus (salamander cacing) yang hidup di benua Asia.

c. Anura (Salientia)

Pembagian tubuh terdiri atas kepala dan badan. Anura tidak berekor dan tidak berleher. Kaki depan pendek, sedangkan kaki belakang besar dan besar lengan berkuasa untuk melompat. Anura mempunyai selaput renang di antara jari-jarinya. Kulit berperan sebagai alat pernafasan.

Contohnya Rana pipiens (katak hijau) dan Bufo terrestris (katak bangkong).

Peranan Amfibia Bagi Kehidupan Manusia

a. Di bidang kedokteran dipakai untuk diambil racunnya sebagai penguat denyut jantung. Contoh racun Bufotalin (C119H117O25) dan racun Bufotenin (C6H9NO) dari katak Bufomarmus.

b. Keperluan praktikum zoologi bagi para siswa dan mahasiswa.

Sumber http://ratukemalalaura.blogspot.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Amfibia (Sistem Organ Dan Klasifikasi)"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel