Filsafat Matematika
IAIN MATARAM |
Pertanyaan: Bagaimana Cara Mengajar Objek Kajian Matematika Seperti Fakta, Konsep, Operasi, dan Prinsip? Apakah Berbeda atau Sama?
Jawaban:
Menurut aku berbeda cara mengajar objek kajian matematika tersebut, alasan aku mengatakan demikian karna :
Adapun Cara mempelajari fakta antara lain:
1. bisa dengan hafalan,
2. latihan terus menerus,
3. demontrasi tertulis dan lain-lain.
Dengan demikian dalam memperkenalkan fakta kepada siswa, guru seharusnya melalui beberapa tahap yang memungkinkan siswa sanggup menyerap makna simbol-simbol tersebut secara cepat antara lain dengan memakai tahapan :
a. Disajikan terlebih dahulu,
b. Menjelaskan kepada siswa tentang apa itu fakta, dan apa saja makna dari simbol-simbol yang telah disajikan tersebut,
c. Memberikan hafalan,
d. Kemudian untuk lebih mengingatkan siswa tentang simbol-simbol dari fakta maka siswa selayaknya diberikan tugas,
Penggunaan fakta yang berupa simbol bila terlalu cepat diberikan kepada siswa, sanggup menimbulkan salah pengertian. Adapun penekanan pada aspek teknis berupa perhitungan belaka, juga sanggup menimbulkan salah pengertian juga.
B. Konsep yaitu membedakan atau mengkategorikan fatwa matematika atau pandangan gres abnormal yang sanggup menggolongkan atau mengklasifikasi sekumpulan objek, apakah objek tertentu merupakan pola konsep atau bukan. Adapun konsep tidak perlu disimbolkan akan tetapi harus dipahami, misalnya saat mendefinisikan apa itu segi tiga?. Dengan konsep itu kita sanggup membedakan mana yang merupakan pola segi tiga dan mana yang bukan segi tiga.[2]
Cara menyatakan konsep dalam matematika :
Seseorang akan lebih gampang mempelajari sesuatu bila berguru itu didasari kepada apa yang telah diketahui. Adapun Menurut Coney, ada beberapa cara yang sanggup ditempuh dalam mengajarkan konsep matematika, khususnya pada siswa yang berada pada tahap berpikir operasi formal, yaitu:[3]
1. Pendefinisian.
Membuat definisi yaitu langkah baik alasannya yaitu definisi memakai bahasa yang singkat tetapi padat dan terstruktur sehinga gampang dipahami oleh siswa.
2. Memberi pola disertai alasan.
Pemberian pola yang disertai alasan releven dengan penyajian syarat cukup. Dengan kata lain, alasan yang dikemukakan tidak lain yaitu syarat cukup dari definisi. Selain itu, pola yang dibuat siswa tidak dibuat secara spekulatif dan menghindari unsur tebakan.
3. Memberi kesamaan atau perbedaan objek yang dinyatakan konsep.
Dituntut siswa mengemukakan persamaan atau perbedaan yang ada, sehingga siswa benar-benar memahami konsep yang dipelajari itu dengan sebaik-baiknya.
4. Memberikan hafalan kepada siswa untuk memperkuat ingatan siswa
5. Memberikan pekerjaan rumah atau PR untuk memperdalam pemahaman tentang konsep
C. Operasi adalah memodifikasi objek-objek matematika, baik itu pengerjaan aljabar ataupun pengerjaan matematika yang lain. Misalnya penjumlahan, pengurangan, pembagian, perkalian, faktorial, dan lain sebagainya. Pada dasarnya operasi dalam matematika yaitu suatu fungsi yang kekerabatan khusus, alasannya yaitu operasi yaitu hukum untuk memperoleh elemen tunggal dari satu atau lebih elemen yang diketahui. Adapun relasi adalah hubungan antara objek matematika, contonya sama dengan (=), kurang dari (<), lebih dari (>), dan lain sebagainya. Kemudian kita ketahui bahwa operasi dan relasi antara keduanya tidak sanggup dipisahkan atau saling berkaitan antara keduanya.
D. Prinsip adalah hukum yang ada dalam matematika atau objek kajian matematika yang lebih komplek. Prinsip sanggup terdiri atas beberapa fakta, beberapa konsep yang dikaitkan oleh suatu kekerabatan ataupun operasi. Secara sederhana sanggup dikatakan bahwa prinsip yaitu korelasi antara banyak sekali objek dasar Matematika. Prinsip sanggup berupa aksioma, teorema sifat dan sebagainya.[4] Contohnya sifat komutatif dan sifat asosiatif dalam aritmatika merupakan suatu prinsip, begitu pula dengan teorema phytagoras. Contoh sebuah aksioma antara lain melalui “satu titik D diluar sebuah garis J dapat dibuat sempurna sebuah garis yang sejajar garis J”.
Siswa dianggap telah memahami suatu prinsip apabila ia telah memahami bagaimana prinsip itu dibuat dan sanggup menggunakannya pada situasi yang cocok. Bila demikian beliau telah memahami fakta konsep atau definisi, serta operasi yang termuat dalam prinsip tersebut.
Pada dasarnya juga telah disimpulkan bahwa objek kajian matematika mengenai prinsip ini mengajarkan siswa untuk lebih mencari tau kebenarannya, sehingga siswa banyak mencari tau sendiri bahwa mengapa beliau ibarat ini, dan mengapa ibarat itu?, sampai siswa tersebut mengetahui alasannya. Objek kajian matematika mengenai prinsip ini mengetahui bahwa kemampuan siswa sudah tidak sempit lagi.
[1] Irzani, Matematika 1 SD/MI, (Solo: Kurnia Kalam Semesta), hlm. 11.
[2] Ibid, hlm. 11.
kembali ke karakteristik objek kajian matematikahttps://search.yahoo.com/search;_ylt=A0SO8ytMAuVY2oUASG9XNyoA;_ylc=X1MDMjc2NjY3OQRfcgMyBGZyA3RpZ2h0cm9wZXRiBGdwcmlkAwRuX3JzbHQDMARuX3N1Z2cDMARvcmlnaW4Dc2VhcmNoLnlhaG9vLmNvbQRwb3MDMARwcXN0cgMEcHFzdHJsAzAEcXN0cmwDNDMEcXVlcnkDa2FyYWt0ZXJpc3RpayUyMG9iamVrJTIwa2FqaWFuJTIwbWF0ZW1hdGlrYQR0X3N0bXADMTQ5MTQwMzM1OQ--?p=karakteristik+objek+kajian+matematika&fr2=sb-top&fr=tightropetb&type=58419_020917
0 Response to "Filsafat Matematika"
Posting Komentar