Pengertian Norma Dan Contohnya
Pengertian norma sosial dalam goresan pena ini akan dibahas secara ringkas dan terang dengan merujuk pada bantuan artikel yang ditulis oleh Sosiolog Steven P. Dandaneau dalam “The Blackwell Encyclopedia of Sociology” (2007), editan Georg Ritzer, berjudul ”Norms”.
Tentang pengertian norma sosial
Secara sederhana pengertian norma sosial sanggup dijelaskan sebagai sekumpulan aturan informal yang mengatur interaksi manusia. Norma sanggup muncul dengan sengaja atau tidak disengaja kemudian diaggap oleh masyarakat sebagai norma. Norma berbeda-beda di setiap masyarakat dan di setiap periode sejarah. Bisa jadi di kalangan masyarakat desa, meludah sembarangan dianggap hal biasa, di kalangan masyarakat perkotaan dianggap pelanggaran norma. Sekarang, di pelosok desa, pacaran dianggap hal lumrah bagi anak muda, padahal dahulu dianggap penyimpangan sosial. Artinya, kekuatan norma sangat tergantung pada daerah dan waktu dimana norma tersebut berlaku. Apa yang kita sebut sebagai norma, belum tentu norma di daerah lain. Apa yang kita anggap sebagai norma ketika ini, belum tentu norma di masa kemudian atau masa datang. Di sini kita bahas pengertian norma secara sosiologis.
Apa yang dimaksud dengan norma? Steven P. Dandaneau berpendapat:
“Norma yaitu aturan-aturan informal yang memandu interaksi sosial masyarakat. Norma yaitu aturan yang ada dimana kita hidup bersama. Dengan pengertian semacam itu, norma terdiri dari beberapa komponen yang membentuk kultur manusiawi. Oleh alasannya itu mempunyai tugas signifikan dalam memilih tindakan manusia. Simpelnya, norma yaitu apa yang menciptakan kita manusiawi”.
Jika diinterpretasi, norma sanggup mengkristal sebagai aturan (law), meskipun awalnya berupa aturan-aturan informal. Apabila dibayangkan tanpa adanya konsekuensi moral, norma sanggup diartikan semacam kebiasaan yang diperagakan dalam sikap sosial sehari-hari. Perlu ditekankan bahwa norma selalu tak terlihat, kecuali sudah dituliskan dalam bentuk peraturan-peraturan hukum, namun mempunyai konsekuensi bagi pelanggarnya.
Baca juga Sosiologi Hukum
Adakah studi sosiologis wacana pengertian norma?
Menurut Steven, salah satu studi sosiologis awal wacana norma dilakukan oleh Emile Durkheim.
Emile Durkheim menciptakan teori wacana masyarakat sebagai sebuah sistem integrasi yang melibatkan ikatan sosial dan intitusional, dan yang paling penting wacana tatanan normatif. Manifestasi wacana sistem integrasi terlihat dari dua judul bukunya ”Division of Labor in Society” (1893) dan ”The Elementary Forms of Religious Life” (1912). Durkheim mengatakan, masyarakat berfungsi menghasilkan bermacam-macam tingkatan ikatan sosial dan aturan-aturan dalam kelompok. Buku pertama yaitu wacana tipe dan kualitas ikatan sosial timbal balik yang dihasilkan dari pembagian kerja masyarakat modern. Buku kedua wacana kekuatan eksternal yang dihasilkan dari nilai-nilai moral yang membatasi sikap individu. Nilai-nilai moral yang membentuk kekuatan eksternal tersebut yaitu norma.
Dengan pandangan ini, pengertian norma lebih relevan dilihat sebagai eksistensi yang ada di luar individu. Norma berada pada tataran empiris, diluar subjektivitas individu.
Lebih lanjut, Steven menguraikan:
“Meskipun tak terlihat, norma mempunyai kekuatan besar, dimana individu mempertimbangkan sebelum bertindak biar sanggup mengantisipasi apa yang dihentikan dan apa yang boleh dilakukan dalam dituasi tertentu. Norma dengan demikian memandu distribusi sangsi, baik aktual (penghargaan) atau negatif (hukuman)”.
Dengan pengertian norma tersebut, individu senantiasa melalukan refleksi untuk menemukan kecocokan terhadap apa yang diperlukan masyarakat sebelum bertindak. Sebagai contoh, ketika berada di elevator kita bangkit membisu menghadap ke pintu elevator atau ke samping. Mengapa kita tidak bangkit membelakangi pintu sambil joget dan nyanyi-nyayi? Tentu saja, kalau melaksanakan demikian, kita sanggup dianggap gila. Tapi, dalam pengertian norma yang sedang dibahas disini, kita tidak melaksanakan hal gila demikian alasannya adanya norma. Dengan kata lain, menyerupai yang sudah disebutkan diatas, norma menciptakan kita manusiawi.
Baca juga Tindakan Sosial: Pengertian dan Contohnya
Apakah norma selalu menciptakan kita bertindak manusiawi?
Norma memang menciptakan kita manusiawi, namun dalam masyarakat modern, yang terjadi sanggup pula sebaliknya. Perlu dicatat bahwa norma selalu dibuat oleh komitmen sosial. Steven memberi teladan norma yang sanggup menciptakan masyarakat modern tidak manusiawi dari goresan pena Email Durkheim berjudul ”Suicide” (1897).
Durkheim membeberkan dengan apa yang ia sebut sebagai ”ancaman kembar” yang sanggup menghancurkan masyarakat modern. Pertama, terkait dengan integrasi sosial, yaitu apa yang disebut sebagai individualisme eksesif. Kedua yaitu apa yang disebut sebagai ”anomie” atau kondisi sosial tanpa norma.
Menurut Durkheim, individualisme eksesif atau individualis banget mengacam integrasi sosial sehingga kehidupan sosial berjalan tanpa ikatan-ikatan kuat. Akibatnya, aturan-aturan sosial melemah, kemudian akan timbul duduk kasus sosial dan kehidupan masyarakat tidak harmonis. Kealpaan aturan-aturan sosial yaitu bentuk ketiadaan norma atau disebut juga anomie. Kondisi anomie selalu penuh dengan kekacauan alasannya tidak ada aturan yang jelas. Ekspresi insan dalam anomie memunculkan ekspresi hewani, alih-alih manusiawi, dimana masing-masing saling terkam untuk bertahan hidup jawaban tidak adanya norma yang mengatur.
Pengertian norma yang diturunkan dari pengertian Durkheim masih banyak dipakai hingga sekarang. Selanjutnya, Steven memaparkan bantuan lain wacana pengertian norma dari sosiolog Amerika William Graham Sumner dari bukunya yang populer ”Folkways: A Study of the Sociological Implications of Usages, Manners, Customs, Mores, and Morals” (1906).
“Darwinis sosial William Graham Sumner telah memberi bantuan berkhasiat pada studi wacana norma dengan membagi level kekuatan norma yang berbeda-beda”.
Dari studi tersebut, muncul beberapa pengertian norma yang disebut usage, mores, folkways, dan custom.
Bagaimana pengertian norma berdasarkan William Graham Sumner?
Ada empat pengertian norma dan misalnya berdasarkan Sumner:
- Usage
Usage (cara) yaitu norma yang apabila dilanggar, pelakunya dianggap melaksanakan penyimpangan sosial yang ringan. Sanksi penyimpangan kecil ini hanya bersifat celaan.
Sebagai contoh, di Indonesia anak kecil yang membayar permen yang dibelinya dengan tangan kiri. Tidak ada eksekusi berarti bagi si anak. Namun perbuatan itu dianggap menyalahi norma yang berlaku, yaitu memakai tangan kanan. Usage sebagai pengertian norma sosial mempunyai hukuman negatif yang paling ringan.
- Folkways
Folkways (kebiasaan) yaitu norma yang dibuat oleh kebiasaan. Awalnya yaitu perbuatan, namun kemudian diulang-ulang hingga menjadi kebiasaan. Level ikatan dan sangsi folkways lebih besar ketimbang usage. Jika individu tidak melaksanakan perbuatan sesuai norma folkways, maka akan dianggap menyimpang berdasarkan kebiasaan umum masyarakat.
Contoh, memberi daerah duduk pada ibu hamil dan lansia di kendaraan umum. Tidak ada sangsi aturan bagi anak muda sehat yang duduk sambil akal-akalan tidur di bus ketika di depannya ada ibu hamil mencari daerah duduk. Namun penumpang lain akan memandang sikap tersebut tidak normal, secara ektrim dianggap tidak manusiawi. Folkways sebagai pengertian norma sanggup menjadikan rasa aib dan bersalah bagi pelakunya.
- Mores
Mores (tata perilaku) yaitu norma yang dibuat oleh kebiasaan yang mengatur sikap individu biar teratur. Kekuatan mores lebih tinggi dibanding folkways. Mores yaitu norma pengatur.
Sebagai contoh, mores mengatur kita untuk tidak menjadi kanibal, yaitu memakan daging manusia. Ketika kita ditemukan sedang makan daging manusia, kita akan menerima sangsi yang keras. Bisa hukuman, atau minimal tidak lagi dianggap sebagai manusia. Tak jarang pula, melanggar norma mores yang berlaku akan berujung pada siksaan keras dari masyarakat sebagai hukuman. Mores sebagai pengertian norma mengatur biar sikap individu tetap dalam koridor manusiawi.
- Custom
Custom (adat) norma watak berada pada satu level lebih tinggi dari mores. Adat istiadat mencakup tata kelakuan yang menyatu pada pola sikap masyarakat adat. Ikatan watak berasal dari tradisi bebuyutan yang berlaku sangan kuat. Jika dilanggar, sangsi yang diberikan yaitu sangsi adat. Norma dan sangsi (penghargaan atau hukuman) sudah ditentukan bebuyutan sesuai adat. Custom sebagai pengertian norma menempel dekat dalam tradisi adat.
Diakhir artikelnya, Steven menjelaskan bahwa pengertian norma selalu menuai kontestasi dan tidak pernah final. Apalagi dalam konteks postmodernisme. Steven berpendapat:
“Pengertian norma di kurun postmodern terus mengalami kontestasi … Terdapat banyak sekali macam spekulasi apakah aspek mendasar norma berlaku secara universal dan ada pada setiap individu”.
Faktanya, memang apa yang menjadi norma di suatu tempat, tidak menjadi norma di daerah lain. Apa yang menjadi norma ketika ini, belum tentu norma di masa kemudian dan belum tentu pula di masa depan. Norma sangat tergantung pada kesepakatan.
Sumber aciknadzirah.blogspot.com
0 Response to "Pengertian Norma Dan Contohnya"
Posting Komentar