Reptilia (Sistem Organ Dan Klasifikasi)
Reptilia berasal dari kata Reptum yang berarti merayap. Tubuh Reptilia terdiri atas kepala, leher, tubuh dan ekor. Ukuran kepala relatif kecil dan berbentuk menyerupai piramida. Ruas tulang ekor tidak mengalami penulangan, hingga sanggup diputuskan untuk mengelabui musuh dan sanggup beregenerasi (tumbuh kembali). Kemampuan ini disebut autotomi. Tungkai tidak mengalami reduksi (pemotongan).
Kulit Reptilia kering, bersisik dan mempunyai sedikit mengandung kelenjar. Tetapi, anggota suku Amphisbaenidae tidak mempunyai sisik. Sisik berasal dari lapisan epidermis yang mengeras alasannya adanya zat tanduk. Sisik Reptilia sanggup berukuran sangat halus, menyerupai pada cicak atau berukuran besar menyerupai pada tempurung kura-kura.
Bentuk sisik pada Reptilia, antara lain :
a. Sikloid yaitu sisik yang cenderung datar dan melingkar.
b. Granular yaitu sisik berbutir-butir.
c. Berlunas yaitu sisik dengan gigir atau sisi memanjang di bab tengahnya, menyerupai lunas bahtera (bagian terbawah atau dasar perahu).
Kelenjar wangi pada kura-kura terletak antara eksoskeleton karapas (cangkang atas) dan plastron (cangkang bawah). Pada ular dan buaya, kelenjar wangi terletak di erat kloaka.
Endoskeleton terdiri atas skeleton aksial dan skeleton apendikular. Skeleton aksial terdiri atas tengkorak, kolumna vertebralis, sternum dan rusuk. Skeleton apendikular terdiri dari gelang bahu, alat gerak bab anterior dan posterior.
Alat gerak bab anterior terdiri dari tulang humerus (tulang panjang pada lengan yang terletak antara pundak dan siku), tulang radius (tulang pengumpil yang terletak antara tulang humerus dan tulang ulna), tulang ulna (tulang hasta yang terletak di antara tulang radius dan tulang karpal), tulang karpal (tulang pergelangan tangan) dan tulang falang (tulang ruas jari-jari).
Alat gerak bab posterior terdiri dari tulang femur (tulang paha), tulang tibia (tulang kering yang beada di bawah lutut), tulang fibula (tulang kering yang menghubungkan lutut dengan tulang pergelangan kaki), tulang tarsal, tulang metatarsal (tulang panjang di bab luar kaki yang menghubungkan pergelangan kaki dengan jari kelingking) dan tulang falang. Endoskeleton mengalami osifikasi (penulangan) secara sempurna.
Pada Reptilia,kulit luar yang menanduk secara periodik sanggup mengelupas, bertahap (pada bengkarung) atau keseluruhan (pada ular) disebut ekskufikasi. Kura-kura dan buaya tidak mengalami ekskufikasi. Pada kulit terdapat pigmen santofora (kuning), guanofora (biru), melanofora (cokelat kehitaman) dan sebagainya.
Reptilia termasuk poikiloterm (berdarah dingin). Hewan ini menyesuaikan suhu tubuh dengan lingkungan meskipun hidup di air tetap bernafas dengan paru-paru. Kotak bunyi terdapat pada pangkal trakea.
Reptilia mempunyai alat gerak aktif berupa susunan otot-otot, sedangkan alat gerak pasif dengan susunan kerangka. Sebagai tetrapoda, Reptilia mempunyai dua pasang kaki yang berpengaruh untuk merayap, memanjat atau untuk menggali tanah.
Pada ular tidak mempunyai kaki, maka bergerak dengan cara menggerak-gerakan sisik perut bergantian atau gerakan otot yang bersegmen-segmen. Pada buaya, kaki dengan jari yang bercakar berpengaruh dan berselaput renang alasannya hidup di air.
Organ pencernaan dimulai dari lisan → faring → esofagus → lambung → usus halus → usus besar → anus (kloaka). Umumnya, Reptilia mempunyai hati, pankreas, gigi dan pengecap dengan kuncup perasa. Lidah kura-kura dan buaya tidak sanggup dijulurkan. Anggota dari ordo Testudinata tidak mempunyai gigi.
Reptilia muda mempunyai gigi telur yang berfungsi untuk merobek cangkang telur ketika menetas. Menjelang dewasa, gigi telur akan tanggal dengan sendirinya. Reptilia mempunyai kelenjar lambung, kelenjar hati, kelenjar pankreas dan kelenjar usus.
Bola mata dengan kelopak mata bawah yang sanggup digerakkan, tetapi ada beberapa jenis reptilia yang tidak sanggup menggerakkan kelopak matanya. Selain itu, ada jenis reptilia yang sanggup merubah kelopak matanya menjadi lapisan transparan.
Reptilia mempunyai membran niktitans (selaput tidur) dan kelenjar lakrimal. Kelenjar lakrimal berfungsi untuk melindungi kornea atau lensa mata dari kekeringan ketika berada di darat. Membran niktitans terletak di sudut anterior (depan) mata. Pada Chelonia (penyu) terdapat kelopak mata atas dan bawah.
Telinga dengan membran timpani (gendang telinga), tiga buah susukan semisirkular dan susukan eustachius. Saluran eustachius menghubungkan bab indera pendengaran dalam dan rongga mulut. Saluran eustachius berfungsi mengatur gelombang frekuensi bunyi biar sanggup diterima dengan baik. Reptilia tidak mempunyai indera pendengaran luar.
Hidung dengan organ olfaktori (pembau). Sistem saraf sentra terdiri atas otak dan 12 pasang saraf kranial.
Bagian-bagian otak Reptilia terdiri dari :
a. Hemisfer serebral (belahan otak). Hemisfer serebral berfungsi mengatur kiprah spasial-visual.
b. Serebelum (otak kecil) berbentuk buah pir yang terletak di belakang lobus optikus.
c. Dua buah lobus optikus berbentuk oval yang terletak di belakang hemisfer serebral. Lobus optikus berfungsi mengatur gerak bola mata atau refleks mata dan sentra pendengaran.
d. Traktus optikus (saluran optik) dan saraf optik terletak di bab ventral (bawah) hemisfer serebral.
e. Dua buah bulbus olfaktorius berukuran panjang yang mana keduanya dihubungkan oleh traktus optikus dan hemisfer serebral. Bulbus olfaktorius berfungsi mengatur penciuman Reptilia.
f. Medula oblongata terletak di bab ventrolateral (samping bawah) serebelum dan berdekatan dengan tali saraf spinal. Medula oblongata berfungsi mengontrol pernafasan, pencernaan, sirkulasi darah, gerak refleks tubuh, mengatur suhu tubuh, merangsang rasa dahaga, mengatur emosi, mempengaruhi produksi hormon pada kelenjar hipofisis, mendeteksi kadar keasaman darah dan penghantar impuls yang tiba dari otak untuk disampaikan ke saraf-saraf tulang belakang.
g. Infundibulum yaitu bab otak depan atau pangkal dari kelenjar hipofisis. Infundibulum berbentuk menyerupai corong. Infundibulum terletak di bawah hemisfer serebral.
h. Kelenjar hipofisis berfungsi mengatur pertumbuhan, tekanan darah, pembakaran energi dan banyak sekali fungsi organ tubuh. Kelenjar hipofisis terletak di bawah hemisfer serebral.
Organ pernafasan berupa paru-paru dengan trakea yang panjang dan bercincin kartilago (tulang rawan). Terdapat organ olfaktorius pada hidung.
Saluran masuk udara pada Reptilia terdiri dari :
- Nostril yaitu lubang hidung.
- Nares internal yaitu lubang hidung dalam.
- Glotis yaitu lubang atau celah yang menghubungkan faring dengan trakea.
- Laring yaitu susukan pada sistem pernafasan yang membawa udara ke trakea.
- Trakea yaitu susukan pernafasan yang menghubungkan mulut, hidung dan paru-paru.
- Bronkus yaitu percabangan trakea yang menuju ke arah paru-paru kanan dan kiri. Bronkus berukuran pendek.
Pada kura-kura yang hidup di air, kloaka juga sanggup dipakai untuk bernafas. Kloaka yaitu muara susukan pencernaan, reproduksi dan urine.
Sistem peredaran darah bersifat tertutup. Reptilia mempunyai dua aorta yang membelok ke kiri dan ke kanan. Jantung beruang empat, yaitu dua serambi (atrium) dan dua bilik (ventrikel). Sekat antara kedua bilik belum sempurna. Mempunyai sel darah merah yang berinti.
Pada buaya sekat kedua bilik hampir tepat dan terdapat suatu lubang pada sekat bilik yang disebut foramen panizzae. Foramen panizzae berfungsi membantu Reptilia ketika berenang dalam air.
Organ ekskresi berupa sepasang ginjal yang pipih tipe metanefros. Ginjal tipe metanefros tidak mempunyai nefrostoma (corong bersilia yang terdapat pada rongga tubuh) dan mempunyai banyak glomerulus (anyaman pembuluh darah, serat dan neuron). Reptilia mempunyai ureter dan bermuara pada kloaka. Selain itu, Reptilia juga mempunyai kandung kemih.
Reptilia bersifat diesis yang mana antara alat kelamin jantan dan betina terpisah. Reptilia bereproduksi secara secual melalui fertilisasi internal dengan alat kopulasi berupa hemip3enis yang sanggup ditonjolkan keluar. Telur Reptilia bercangkang.
Embrio terbungkus dalam membran atau selaput tipis yang disebut amnion. Amnion berperan membentuk kantung ketuban yang berfungsi untuk melindungi embrio ketika masih dalam proses perkembangan.
Embrio bernafas dengan alantois. Alantois yaitu selaput atau membran yang banyak mengandung pembuluh darah yang mana merupakan pembentuk tali sentra atau penghubung antara induk dan janinnya. Alantois terdapat di erat bab posterior (belakang) embrio. Alantois berfungsi menyimpan limbah kemih dan membantu proses pertukaran gas, sehingga embrio sanggup memperoleh oksigen.
Umumnya, Reptilia akan mengeramkan telur-telurnya pada dedaunan atau disimpan di dalam pasir. Ketika telur menetas, bentuk anak Reptilia atau Reptilia muda sama dengan bentuk dewasanya. Karena itu, Reptilia tidak mengalami metamorfosis.
Organ reproduksi jantan terdiri dari t3st1s, hemip3enis, vas deferens (saluran sperma atas), epididimis dan kloaka. Testis berukuran relatif kecil, berwarna keputihan, berbentuk oval dan berjumlah sepasang. Vas deferens bermuara pada kloaka. Epididimis merupakan susukan berkelok-kelok yang keluar dari t3st1s.
Organ reproduksi betina terdiri dari ovarium, oviduk (buluh rahim) dan kloaka. Oviduk bermuara pada kloaka.
Kebanyakan Reptilia berkembangbiak secara ovipar (bertelur), tetapi ada juga yang berkembangbiak secara ovovivipar (bertelur dan melahirkan). Reptilia yang bersifat ovovivipar menghasilkan telur yang banyak mengandung kuning telur.
Klasifikasi Reptilia
Reptilia terbagi atas empat ordo, yaitu :
1. Rhynchocephalia
Anggota ordo ini kebanyakan telah menjadi fosil. Anggota ordo ini merupakan Reptilia primitif atau tertua. Namun, dari anggota ordo ini terdapat spesies yang masih hidup hingga sekarang, yaitu Sphenedon punctatum yang hidup di Selandia Baru. Hewan ini dijuluki fosil hidup.
2. Chelonia
Chelonia mempunyai tubuh pendek dan lebar, mempunyai karapas dan plastron, tidak bergigi dan mempunyai pengecap yang tidak sanggup dijulurkan. Contohnya, penyu hijau (Chelonia mydas) dan kura-kura raksasa (Testuda gigantea). Chelonia mempunyai sisik yang hampir tidak pernah mengalami pengelupasan.
3. Crocodilia (Loricata)
Crocodilia berkulit tebal, pengecap pipih dan tak sanggup dijulurkan, tidak mempunyai kandung kemih, ekor panjang dan pipih, lubang indera pendengaran kecil dan tertutup oleh lipatan kulit, mempunyai empat kaki yang pendek dan sisik hampir tidak pernah mengalami pengelupasan.
Pada pangkal pengecap terdapat lipatan transversal sebagai epilog faring ketika lisan terbuka di dalam air. Contohnya, buaya Indonesia (Crocodylus porosus), buaya Amerika (Alligator mississippiensis) dan Buaya India (Gravialis gangeticus).
Buaya mempunyai dua pasang kelenjar kesturi (kelenjar musk) yang terletak di sudut rahang dan sepasang terletak di dalam kloaka. Kelenjar kesturi menghasilkan zat dengan wangi kesturi.
4. Squamata (Reptilia Bersisik)
Squamata terbagi menjadi dua subordo, yaitu :
a. Lacertilia (Sauria)
Lacertilia mempunyai gigi yang menempel pada rahang, pengecap yang sanggup dijulurkan dan bercabang, tubuh panjang, empat buah kaki yang sanggup tereduksi dan kelopak mata yang sanggup dipejamkan. Lacertilia sanggup melaksanakan pengelupasan kulit atau sisik secara sebagian.
Contohnya, kadal atau bengkarung (Lacerta agilis), kadal Indonesia (Mabouya multifasciata), bunglon (Calotus jubatus), cicak (Hemidactylus frenatus) dan komodo (Varanus komodoensis).
b. Ophidia (Serpentes)
Pada umumnya tidak berkaki, pengecap bercabang dua dan sanggup dijulurkan dalam keadaan lisan tertutup, gigi melengkung ke arah dalam sebagai alat pencengkeram mangsa dan mempunyai kelenjar parotis yang sanggup menghasilkan racun dan keluar melalui lubang taring. Ophidia sanggup melaksanakan pengelupasan kulit atau sisik secara total.
Ophidia mempunyai bola mata tidak sanggup digerakkan, dan tidak mempunyai kandung kemih. Pada maksila (tulang pembentuk rahang atas, langit-langit lisan dan bab tengah wajah) terdapat sepasang taring. Pada ular kobra, taring sanggup dilipat ke ara belakang kalau tidak digunakan.
Agar sanggup membuka lisan lebar-lebar, sehingga mangsa sanggup tertelan secara utuh, Ophidia mempunyai tulang kuadrat bebas dari tulang kepala dan mandibul, tulang langit-langit sanggup bergerak bebas, sehingga lisan sanggup terbuka lebar dan terdapat pertautan ujung dua mandibula (rahang bawah) oleh ligamentum yang elastis.
Ophidia mempunyai organ Jacobson pada rongga hidung, sehingga penciumannya tajam. Organ ini sanggup terangsang secara kimia. Ophidia hanya mempunyai satu paru-paru di sebelah kiri. Organ kopulasi berupa hemip3enis.
Contoh :
- Ular tak berbisa, menyerupai ular air (Natrix sp.) dan ular sawah atau ular sanca (Phyton reticulatus).
- Ular berbisa, menyerupai ular kobra (Naja tripudians), ular pohon (Boiga sp.), ular belang (Bungarus candidus), ular derik (Crotalus horridus) yang mana binatang ini akan menggoyangkan ekornya ketika hendak menyerang, hingga mengeluarkan bunyi gemerincing.
Peranan Reptilia Bagi Kehidupan Manusia
a. Sebagai predator alami, rujukan ular pemakan tikus dan bengkarung pemakan serangga.
b. Kulitnya sebagai materi baku kerajinan, menyerupai sepatu, tas, dompet, ikat pinggang dan lain-lain.
c. Karapas atau plastron kura-kura atau penyu sebagai materi baku kerajinan, menyerupai sisir, sendok dan lain-lain.
d. Sebagai materi pangan, rujukan daging ular, daging kura-kurang, telur penyu dan lain-lain.
e. Minyak atau racun ular dimanfaatkan untuk banyak sekali materi obat-obatan.
Sumber http://ratukemalalaura.blogspot.com
0 Response to "Reptilia (Sistem Organ Dan Klasifikasi)"
Posting Komentar