Sifat Koligatif Larutan
Sifat Koligatif Larutan – Apa sih Sifat Koligstif Larutan itu? Pada kesempatan kali ini aku akan mengulas wacana Sifat Koligatif Larutan yang mencakup Pengertian, Sifat, Rumus, serta Contoh Soal dan Pembahsan.
Baiklah mari bahu-membahu kita simak klarifikasi wacana Sifat Koligatif Larutan di bawah ini :
Pengertian
Sifat Koligatif Larutan merupakan Sifat yang tidak mempunyai ketergantungan pada jenis Zat yang terlarut, namun mempunyai Sifat bergantung pada banyaknya Partikel Zat yang terlarut di dalam larutan.
Koligatif Larutan mempunyai 4 sifat yaitu, Penurunan Tekanan Uap, Peningkatan Titik Didih, Penurunan Titik Beku serta Tekanan Osmotik.
Koligatif Larutan bedakan menjadi dua jenis yaitu, Sifat Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit, dikareanakan Zat yang terlarut di dalam larutan Elektrolit bertambah jumlahnya lantaran terurai menjadi ion-ion.
Sedangkan Zat yang terlarut dalam larutan Non-Elektrolit jumlahnya akan tetap alasannya ialah Zat tersebut tidak terurai menjadi Ion-Ion, maka sanggup di simpulkan Sifat Koligatif larutan Non-Elektrolit lebih rendah daripada Larutan Elektrolit.
Molaritas, Molalitas dan Fraksi Mol
Di dalam larutan, mempunyai beberapa sifat Zat yang ditetapkan dari banyaknya Partikel-partikel Zat terlarut, oleh alasannya ialah itu Sifat Koligatif Larutan hanya ditetapkan dari banyaknya Partikel-partikel Zat terlarut, maka sangat dibutuhkan Konsentrasi larutan untuk mengetahuinya.
Molaritas (M)
Molaritas merupakan besaran yang biasa dipakai dalam menyatakan Konsentrasi atau Kepekatan dari sebuah Larutan. Di dalam hal ini, Molaritas suatu larutan ialah besaran yang memutuskan jumlah Mol Zat yang terlarut di dalam setiap liter larutan tersebut.
Persamaan Molaritas sanggup digunakan, dengan bentuk Rumus sebagai berikut ini :
Keterangan :
M = Molaritas
Mr = Massa Molar Zat Terlarut (g/mol)
V = Volume Larutan
Molalitas (m)
Selanjutnya Molalitas atau Kemolalan yaitu jumlah Mol Zat yang terdapat dalam 1 kg (1000 gram) pelarut. Molalitas diartikan dengan persamaan berikut ini :
Keterangan :
m = Molalitas (mol/kg)
Mr = Massa Molar Zat Terlarut (g/mol)
massa = Massa Zat Terlarut (g)
P = Massa Zat Pelarut (g)
Fraksi Mol
Fraksi Mol merupakan satuan Konsentrasi dari semua komponen larutannya menurut Mol. Fraksi mol komponen x , dilambangkan dengan xi, yaitu jumlah Mol komponen i dibagi dengan jumlah Mol dari semua komponen yang ada di dalam larutan.
Fraksi Mol j adalah xj dan seterusnya. Jumlah Fraksi Mol dari semua komponen ialah 1. Persamaan Fraksi Mol sanggup memakai Rumus dibawah ini :
Sifat Koligatif Larutan Nonelektrolit
Walaupun Sifat Koligatif selalu melibatkan suatu larutan, tetapi sifat Koligatif tidak bergantung pada setiap interaksi antar Molekul Pelarut dan Zat Terlarut.
Namun sifat Koligatif lebih bergatung pada jumlah Zat yang larut di dalam sebuah larutan. Sifat Koligatif tersusun dari Penurunan Tekanan Uap, Peningkatan Titik didih, Penurunan Titi Beku, serta Tekanan Osmotik.
Penurunan Tekanan Uap
Penurunan Tekanan Uap merupakan suatu Penurunan Tekanan Uap pelarut yang disebabkan oleh Zat yang terlarut, pada suhu konstan. Tekanan Uap Larutan ialah tekanan yang disebabkan Uap Jenuh Larutan.
Uap Jenuh Larutan sanggup terbentuk di dalam suatu ruangan, kalau ruangan tersebut dipenuhi oleh uap air hingga terjadinya keseimbngan antara air dengan uap air.
Di bawah ini merupakan Rumus Persamaan Penurunan Tekanan, yaitu sebagai berikut :
Keterangan :
- P0 = Tekanan Uap Zat Cair Murni
- P = Tekanan Uap Larutan
Pada tahun 1878, Marie Francois Raoult seorang kimiawan yang berasal dari Perancis melaksanakan penelitian terhadap tekanan uap jenuh larutan, sehingga Marie menyimpulkan bahwa Tekanan Uap Jenuh larutan sama dengan Fraksi Mol Pelarut yang dikalikan dengan Tekanan Uap Jenuh yang bersifat Pelarut Murni.
Kesimpulan ini biasa disebut dengan Hukum Raoult, persamaan Penurunan Tekanan Uap sanggup ditulis :
- P = tekanan uap jenuh larutan
- P0 = tekanan uap jenuh pelarut murni
- Xp = fraksi mol zat pelarut
- Xt = fraksi mol zat terlarut
Kenaikan Titik Didih
Titik Didih Zat Cair yaitu Suhu tetap suatu Zat Cair yang sudah melalui proses pemanasan hingga Zat cair tersebut mendidih.
Pada suhu ini, tekanan Uap pada Zat Cair sama dengan tekanan udara yang berada di sekitarnya. Hal ini yang menjadikan terjadinya penguapan di seluruh belahan Zat Cair.
Titik Didih Zat Cair sanggup diukur dengan tekanan 1 atmosfer. Dari hasil sebuah percobaan, ternyata titik didih larutan kesannya selalu lebih tinggi dari titik didih pelarut murninya.
Hal tersebut mungkin terjadi lantaran adanya Partikel Zat Terlarut dalam suatu larutan yang menghalangi sebuah bencana penguapan Partikel Pelarut.
Perbedaan titik didih larutan dengan titik didih pelarut murni di sebut sebagai Kenaikan Titik Didih yang sanggup di nyatakan dengan (ΔTb).
Persamaan Kenaikan Titik Didih ini sanggup memakai Rumus sebagai berikut :
- ΔTb= kenaikan titik didih (oC)
- kb = tetapan kenaikan titik didih molal (oC kg/mol)
- m = molalitas larutan (mol/kg)
- Mr = massa molekul relatif
- P = jumlah massa zat (kg)
Tabel Tetapan Peningkatan Titik Didih (Kb) Beberapa Pelarut
Pelarut | Titik Didih | Tetapan (Kb) |
Benzena | 80,1 | 02,53 |
Karbon Tetraklorida | 76,5 | 04,95 |
Aseton | 56,2 | 1,71 |
Naftalena | 217,7 | 05,80 |
Fenol | 182 | 03,04 |
Air | 100,0 | 00,52 |
Adanya Zat yang terlarut dalam suatu larutan akan mengakibatkan Titik Beku Larutan lebih rendah dibandingkan dengan Titik Beku Pelarutnya. Persamaan dari bencana di atas sanggup ditulis sebagai berikut :
- ΔTf = penurunan titik beku (oC)
- kf = tetapan perubahan titik beku (oC kg/mol)
- m = molalitas larutan (mol/kg)
- Mr = massa molekul relatif
- P = jumlah massa zat (kg)
Tabel Penurunan Titik Beku (Kf) Beberapa Pelarut
Pelarut | Titik Beku | Tetapan (Kf) |
Benzena | 5,45 | 5,12 |
Karbon Tetraklorida | -23 | 29,8 |
Aseton | -95,35 | 2,40 |
Naftalena | 80,5 | 6,94 |
Fenol | 43 | 7,27 |
Air | 0 | 1,86 |
Tekanan Osmotik
Tekanan Osmotik merupakan gaya yang sangat dibutuhkan untuk menyeimbangkan desakan Zat Pelarut yang melalui selaput Semipermiabel ke dalam suatu larutan.
Membran Semipermeabel merupakan sebuah selaput yang sanggup dilalui oleh molekul – molekul pelarut tetapi tidak sanggup dilalui oleh Zat terlarut.
Menurut Van’t Hoff, Tekanan Osmotik Larutan sanggup dirumuskan sebagai berikut :
II = M x R x T
- II = tekanan osmotik
- M = molaritas larutan
- R = tetapan gas (0,082)
- T = suhu mutlak
Sifat Koligatif Larutan Elektrolit
Sifat Koligatif Larutan Elektrolit mempunyai nilai yang lebih besar dibandingkan dengan Sifat Koligatif Larutan Non-Elektrolit.
Dari banyaknya Partikel Zat yang terlarut dari hasil Reaksi Ionisasi, maka sanggup simpulkan larutan Elektrolit yang dirumuskan dalam faktor Van’t Hoff yaitu, setiap Perhitungan Sifat Koligatif Larutan Elektrolit selalu dikalikan dengan faktor Van’t Hoff:
i = 1 + (n – 1) α
Keterangan :
= faktor Van’t Hoff
n = jumlah koefisien
= derajat ionisasi
Penurunan Tekanan Uap Jenuh
Penurunan Tekanan Uap Jenuh dengan memakai faktor Van’t Hoff sanggup di rumuskan sebagai berikut :
Δ P = Po x Xterlarut x i
Kenaikan Titik Didih
Kenaikan Titik Didih sanggup di tulis persamaannya sebagai berikut :
ΔTb = kb x m x i
Penurunan Titik Beku
Rumus Persamaannya ialah :
ΔTf = kf x m x i
Tekanan Osmotik
Rumus Persamaannya ialah :
π = M x R x T x i
Contoh Soal
Setelah kita mengetahui apa yang dimaksud dengan Sifat Koligatif Karutan beserta dengan Rumus-Rumusnya, dibawah ini ada beberapa teladan soal, yang sanggup kau pelajari, yaitu sebagai berikut ini :
Soal Pertama
Sebanyak 15 gram glukosa C6 H12 o6 (Mr = 150) dilarutkan kedalam 150 gram air (Mr = 15) pada suhu 28 Celcius, kalau tekanan uap air pada suhu tersebut sebesar 31,90 mmHg, maka hitunglah :
a. Tekanan Uap Larutan?
b. Penurunan Tekanan Uap Larutan?
Diketahui:
gr C6 H12 o6
= 15 gr Mr C6 H12 o6
= 150 gr H2o
= 150 gr Mr H2o
= 15
Po = 31,90 mmHg
Pertanyaan :
a. P ….?
b. ΔP ….?
Jawaban :
n C6 H12 o6
= 0,1 mol
n H2o
= 10 mol
Soal Kedua
Diketahui 9,6 gram lilin dilarutkan dalam 40 gr CCl4 pada suhu 25 Celcius, sehingga tekanan uap larutan turun sebesar 0,014 atm. Jika diketahui tekanan uap CCl4 murni pada suhu 25 Celcius = 0,131 atm dan Mr CCl4 = 154.
Berapa jumlah Mr pada sebuah lilin tersebut ?
Diketahui:
gr lilin = 9,6 gr
gr CCl4 = 40 gr; Mr CCl4 = 154
ΔP = 0,014 atm
Po =0,131 atm
T = 25 Celcius
Ditanya : Mr lilin …?
Jawab:
p = Po – ΔP
P = 0,131 atm – 0,014 atm = 0,117 atm
Demikianlah klarifikasi mengenai wacana Artikel ini yang mencakup beserta Pengertian, Sifat, Rumus, dan Contoh Soalnya.
Semoga sanggup bermanfaat dan menjadi suatu pengetahuan yang mempunyai kegunaan untuk kita semua.
Baca Juga Artikel Lainnya :
Sumber aciknadzirah.blogspot.com
0 Response to "Sifat Koligatif Larutan"
Posting Komentar