Karl Marx: Nabi Kaum Proletar
Karl Marx yaitu seorang tokoh intelektual yang sering dijuluki sebagai “nabi kaum proletar”. Dilahirkan pada 1818 di Trier dan meninggal tahun 1883 di London, Karl Marx merupakan keturunan dari keluarga Yahudi. Ayahnya seorang rabi, namun pernah menjadi anggota Gereja Lutherian yang taat, pada dikala menjabat di pemerintahan Prusia. Karl Marx mencar ilmu aturan dan filsafat , menulis thesis wacana Filsuf Heraclitus. Ketika kuliah, Marx ikut berpartisipasi dalam kelompok diskusi yang membahas pemikiran Hegel. Saking dominannya imbas Hegel pada Marx dikala itu, menciptakan Marx sempat dijuluki sebagai Hegelian Muda. Pada usia 20-an, Marx telah aktif menjadi anggota gerakan demokrasi di Jerman.
Baca juga: Auguste Comte: Bapak Positivisme
Biografi Karl Marx yang banyak ditulis menjelaskan bahwa konsep Marx wacana alienasi dan dialektika dipengaruhi oleh filasfat Hegel, terutama dalam menganalisis relasi antara budak dan tuan tanah. Karl Marx menulis tema wacana ekonomi politik dan banyak mengkritik gagasan Adam Smith dan David Ricardo yang menurutnya sangat reduksionis dan philintinis. Marx memakai komentar-komentar yang humanis, klasik, dan romantisis untuk menyerang gagasan-gagasan Smith dan Ricardo. Karl Marx juga mengkaji karya-karya sosialis Perancis, antara lain; Frourier dan Proudhon. Lenin, seorang Marxis yang kelak memimpin Uni Soviet pada awal 1922, menyebut Marx sebagai kombinasi antara filsuf Jerman, ekonom politik Inggris, dan sosialis Perancis.
Doktrin pertama yang dilahirkan oleh Marx yaitu wacana meterialisme sejarah. Gagasan lengkapnya ditulis dalam karyanya yang berjudul ‘The German Ideology’. Pada 1848, dibantu oleh Friedrich Engels, Marx menerbitkan ‘The Communist Manifesto’, yang menerima sambutan dari kelas pekerja Jerman. Manuskrip The Communist Manifesto bahkan secara resmi dijadikan referensi sebuah klub kelas pekerja di Jerman untuk menjalankan agenda-agenda politiknya. Jika The German Ideology menjelaskan wacana tahapan sejarah umat manusia, maka The Communist Manifesto menguraikan secara provokatif wacana tugas dan usaha kelas.
Karl Marx berbagi idenya melalui karya berikutnya setebal 2000 halaman. Karya yang merangkum seluruh kritiknya wacana ekonomi politik tersebut diberi judul ‘Capital’. Argumen Marx yang ditulis dalam Capital mempengaruhi tidak hanya disiplin ekonomi politik, tetapi juga ilmu sosial secara keseluruhan. Dalam Capital, Marx mengkalaim bahwa kapitalisme yaitu sistem yang memproduksi perbedaan kelas. Marx menjelaskan bahwa sejarah umat insan yaitu sejarah usaha kelas. Secara spesifik, kelas yang dimaksud Karl Marx disebut borjuis dan proletar.
Baca juga Max Weber: “Arsitek” Ilmu Sosial Modern
Karl Marx tidak membedakan kedua kelas tersebut berdasar pendapatan ekonomi, melainkan kepemilikan faktor produksi. Kaum borjuis yaitu mereka yang mempunyai faktor produksi. Sedangkan kaum proletar yaitu mereka yang menjual tenaganya kepada pemilik faktor produksi. Dalam sistem kapitalisme, perbedaan kelas yang begitu mencolok mengakibatkan terciptanya ekspliotasi, perdagangan budak atau kelas pekerja, kolonialisme, dan perang. Marx bahkan menjamin bahwa perkembangan kapitalisme pada gilirannya akan mengorbankan biaya insan yang begitu besar. Dan korbannya tentu saja kaum proletar yang jumlahnya jauh lebih banyak.
Gagasan Karl Marx yang sekarang dianggap utopis untuk meniadakan korban insan tersebut yaitu wacana masyarakat tanpa kelas. Cita-cita tersebut menurutnya hanya sanggup dibuat dalam sebuah sistem masyarakat yang dinamakan komunisme. Secara ‘kronologis’, komunisme merupakan tahap lebih advance dari sosialisme. Hanya dengan sistem tersebut-lah kaum proletar sanggup diselamatakan. Cita-cita umat manusia, terutama kaum proletar yaitu memilih nasibnya sendiri, salah satu caranya, membebaskan diri dari belenggu kesadaran palsu yang dibuat oleh kapitalisme. Bagi Marx, cepat atau lambat, kaum proletar yang tereksploitasi akan dididik dengan sebuah usaha menggulingkan sistem kapitalisme, usaha ini dinamakan revolusi.
Seorang ekonom kurun 20, Joseph Schumpeter pernah menyatakan bahwa gagasan Marx banyak diadopsi oleh musuh-musuh kapitalisme secara benar maupun keliru. Pada sebagian orang, Marxisme dianggap sebagai pedoman yang analog dengan agama. Di sisi lain, Marx sendiri dipuja ibarat Nabi. Maka tidak heran kalau dalam beberapa biografinya Karl Marx sering dijuluki sebagai ‘Nabi Kaum Proletar’. Pengaruh pedoman Marx mungkin sanggup dibilang yang terbesar semenjak sejarah memasuki kurun modern. Bagaimanapun, gagasan-gagasannya solah infinit dan tidak akan pernah habis diperbincangkan.
Baca juga: Tokoh-Tokoh Sosiologi
Sumber aciknadzirah.blogspot.com
0 Response to "Karl Marx: Nabi Kaum Proletar"
Posting Komentar