-->

iklan banner

Kata Kata Bijak Islami Iii -Apa Yang Kamu Cari

Apa Yang Kau Cari

“Dua hal apabila dimiliki seorang, dicatat oleh Allah sebagai orang yang bersyukur dan sabar. Dalam urusan agama (ilmu dan ibadah) ia melihat kepada yang lebih tinggi kemudian menjiplak dan mencontohnya. Dalam urusan dunia ia melihat kepada yang lebih bawah, kemudian bersyukur kepada Allah bahwa ia masih diberi kelebihan.”

(HR at-Tirmidzi)

Sudah digunung, pantai kau rindukan

Tiba dipantai, gunung yang kau inginkan

Saat kemarau, kau tanya kapan hujan

Diberi hujan, kemarau kau tanyakan

Sudah hening dirumah, ingin pergi

Begitu pergi, kau ingi kerumah kembali

Sudah sanggup ketenangan, keramaian kau cari

Keramaian kautemukan, ketengan kau rindui

Apa bergotong-royong yang kau cari?

Belum berkeluarga, mencari istri/suami

Sudah berkeluarga,mengeluh anak belum diberi

Dapat anak, mengeluh lagi kurang rezeki

Ternyata sesuatu tanpak indah alasannya ialah belum kita miliki

Kapankah kebahagian akan didapatkan?

Kalau yang belum ada selau kita pikirikan

Sementara, yang sudah diberikan Allah kita abaikan

Bukankah telah banyak yang kaudapatkan?

Jadilah langsung yang Selau Bersyukur

Karena kesyukuran akan membantu subur

Mungkinkan selembar daun bisa menutup bumi?

Sedang kau tidak bisa menutup telapak tangan sendiri

Tetapi, ketika selembar daun kecil melekat dimata

Maka, bumi yang luas ibarat tertutup semua

Begitu juga bila hatimu ditutup keburukan

Seolah olah tak ada kebaikan

Padahal, letaknya cuma hatimu yang ketutupan

Jangan tutup matamu dengan daun kecil

Jangan tutup hatimu dengan kotoran secuil

Syukuri nikmat allah, meski kelihatan mungil

Bila jelek hatimu, jelek pula akhlakmu

Bila tertutup hatumi, tertutuplah segala sesuatu

Syukurilah semua apa yang ada padamu

Dari situ engkau memuliakan dirimu

Belajarlah berterimakasih kepada Allah

Sebagai modal untuk memuliakan-Nya

Karena hidup ialah waktu yang dipinjamkan

Dan, harta ialah anugerah yang hanya sebagai titipan.

Hikmah

  1. Pertanyaan fundamental dalam diri kita ialah perihal apa yang kita cari dalam hidup ini, dan bermacam-macam balasan muncul, ada yang menyampaikan saya ingin bahagia, saya ingin hidup senang, saya ingin jadi orang kaya, saya ingin jadi orang terhormat, saya ingin jadi orang berpangkat, dan banyak lagi yang lain.
  2. Apakah hidup ini semata hanya mencari kehidupan dunia saja atau mencari kehidupan untuk dunia akhirat. Secara umum, kita kan menjawab kehidupan dunia harus dicari dan diusahakan, dan kehidupan alam abadi pun harus dikejar. Namun, dalam kenyataan sering kita jumpai seorang mencari kehidupan dunia siang dan malam dengan perjuangan keras, dan terkadang hingga ia lupa melaksanakan kewajibannya kepada Tuhan yang telah menciptakannya, ibarat ketika masuk waktu shalat, ia tinggalkan shalat alasannya ialah sibuk mencari kehidupan dunia. Kehidupan dunia harus diusahakan, tetapi kehidupan alam abadi jangan dilupakan
  3. Manusia sungguh patut dikasihani, terkadang ia merasa seolah akan hidup selamanya maka ia kumpulkan harta sebanyak banyaknya, dan ia nikmati dengan sepuas puasnya. Padahal, semua itu hanya bersifat sementara alasannya ialah ada kehidupan lain sehabis mati diakhirat kelak.

 

Renungan Indah W.S. Rendra

“Membesarnya kenikmatan Allah bagi seseorang  ialah bertambah banyaknya kebutuhan orang kepadanya (banyak yang diharapkan orang), Tetapi barang siapa enggan memenuhi kebutuhan – kebutuhan orang –orang itu maka ia telah membiarkan kenikmatan itu pergi”

(HR Baihaqi)

Sering kali saya berkata…

Ketika semua orang memuji milik-ku…

Bahwa sesungguhnya ini hanyalah titipan

Bahwa mobilku hanyalah titipan-Nya

Bahwa hartaku hanyalah titipan-Nya

Bahwa putraku hanyalah titipan-Nya

Tetapi, … mengapa saya tak pernah bertanya,

Mengapa Dia menitipkannya kepadaku?

Untuk apa Ia menitipkan ini kepadaku?

Dan, kalu bukan milikku, apa yang harus kulakukan untuk milik-Nya itu?

Adakah saya mempunyai hak atas sesuatu yang bukan milikku?

Mengapa justru terasa berat ketika titipan itu diminta kembali oleh-Nya?

Ketika diminta kembali, kusebut itu sebagai musibah.

Kusebut itu sebagai ujian…

Kusebut itu sebagai petaka..

Kusebut itu sebagai panggilan apa saja untuk melukiskan kalau itu ialah derita.

Ketika saya berdoa,

Kuminta titipan yang cocok dengan hawa nafsuku, saya ingin lebih banyak harta, ingin lebih banyak mobil, lebih banyak popularitas, dan kutolak sakit, kutolak kemiskinan, seolah semua “deria” ialah eksekusi bagiku.

Seolah keadilan dan kasih_Nya harus berjalan ibarat matematika.

Aku rajin beribadah,

Maka selayaknyalah derita itu menjauh dariku,

Dan nikmat dunia kerap menghampiriku.

Kuperlakukan Dia seolah kawan dagang,

Dan bukan kasih,

Kuminta Dia membalas “Perlakuan baikku”,

Dan menolak keputusan-Nya yang tak sesuai keinginanku.

Ya Allah…

Padahal, tiap hari kuucapkan, hidup dan matiku hanya untuk beribadah. “ketika langit dan bumi bersatu, peristiwa dan keberuntungan sama saja…”

Puisi terakhir Rendra yang dituliskannya di atas daerah tidur (RS)

Hikmah

  1. “Kalimat laa hawla wa laa quwwata illa billaah” ialah kalimat yang berisi penyerahan diri dalam segala urusan kepada Allalh Ta’ala. Hamba tidak bisa berbuat apa apa dan tidak bisa menolak sesuatu, juga tidak bisa mempunyai sesuatu, selain kekuatan dari Allah swt.
  2. Ada ulama yang menafsirkan kalimat tersebut, “Tidak ada kuasa bagi hamba untuk meraih kebaikan, selain dengan kuasa Allah”

 

Cerita Si Uang 

“Sesungguhnya Allah melindungi hamba-Nya yang Mukmin dari godaan dunia dan Allah juga menyayanginya sebagaimana kami melindungi orangmu yang sakit dan mencegahnya dari makanan serta minuman yang kau takuti akan mengganggu kesehatannya”

(HR al-Hakim dan Ahmad)

Perkenalkan namaku Uang, saya punya banyak nama lain, ada yang memanggil saya Duit, Fulus, Money, dan sebagainya

Aku dicipta dari kertas dan logam yang diberi bentuk, kemudian digambar. Wajahku biasa saja, fisikku juga lemah, tetapi saya bisa merombak tatanan dunia.

Aku “bisa” mengubah prilaku, bahkan sifat insan alasannya ialah insan mengidolakan aku

Banyak orang mengubah keperibadiannya, menghianati teman, menjual tubuh, bahkan meninggalkan keyakinan imannya demi aku.

Aku tidak mengerti perbedaan orang saleh dan bejat, tetapi insan menggunakan saya sebagai patokan derajat, memilih kaya miskin, terhormat, atau terhina.

Aku bukan iblis, tetapi sering orang melaksanakan kekejian demi aku.

Aku juga bukan orang ketiga, tetapi banyak suami istri pisah gara-gara aku, abang dan adik beradu dan saling benci alasannya ialah aku. Anak dan orang renta berselisih gara gara aku.

Sangat terperinci juga saya bukan Tuhan, tetapi insan menyembahku ibarat manusia, bahkan kerap kali hamba-hamba Tuhan lebih menghormati aku, padahal Tuhan sudah pesan jangan jadi hamba uang.

Seharusnya saya melayani manusia, tetapi kenapa malah insan mau jadi budakku? Aku tidak pernah mengorbankan diriku untuk siapapun, tetapi banyak orang rela mati demi aku.

Perlu saya ingatkan, saya hanya bisa menjadi alat bayar resep obat Anda, teapi tidak bisa memperpanjang hidup anda.

Kalau suatu hari anda dipanggil Tuhan, saya tidak akan bisa menemani anda apalagi menjadi penebus dosa – dosa anda. Anda harus menghadap sendiri kepada Sang Pencipta, kemudian mendapatkan penghakiman-Nya.

Saat itu Tuhan niscaya akan hitung-hitungan dengan Anda, apakah selama hidup Anda MENGGUNAKAN saya dengan baik, atau sebaliknya MENJADIKAN saya sebagai TUHAN.

Ini isu terakhirku; Aku Tidak Ada di Surga, jadi, jangan cari saya disana dan jangan pula menyalahkan aku, tetapi salahkanlah diri anda sendiri.

Hikmah

  1. kamu sekali-kali tidak akan memperoleh kebajikan (yang sempurna), sebelum kau mengifaq-kan sebagian harta yang kau cintai, apa saja yang kau infaq-kan maka allah sungguh mengetahuinya.” (Ali’Imraan:92)
  2. Pada hakikatnya, sukses berdasarkan islam ialah berhasil mengumpulkan skor pahala sebanyak-banyaknya dan menghindari perbuatan dosa sebanyak banyaknya sehingga akhirnya, di Hari alam abadi berhak menerima surga.

 

Bahagia Itu Pilihan 

“Turunkanlah (datangkanlah) rezekimu (dari Allah) dengan mengeluarkan sedekah”

(HR baihaqi)

Seorang cowok berangkat kerja di pagi hari menaiki taksi dan tidak lupa menyapa sang sopir, “Selamat pagi, Pak!” ucapnya,

Pagi yang cerah, bukan?” sambungnya sambil tersenyum, kemudian bersenandung kecil. Sang sopir tersenyum melihat kecerian penumpangnya. Ia melajukan taksinya dengan senang hati. Sesampainya di daerah tujuan, cowok itu membayar dengan selembar uang 50.000 rupiah untuk argo yang hanya hampir 15 rupiah.

Kembalinya buat bapak saja. “katanya, “Selamat bekerja, Pak! Katanya lagi dengan penuh senyum. “Terimakasih,” Jawab sopir  taksi penuh syukur.

“Wah, saya bisa sarapan dulu, nih,! Pikir sopir taksi itu yang kemudian menuju warung.

Sesampainya di warung, si Mbok penjaga warung bertanaya, “ Biasa Pak?”

Iya, biasa, nasi sayur, tapi pagi ini tambahkan sepotong ayam,” jawab sopir dengan tersenyum. Setelah selesai makan, sopir taksi tersebut membayarnya dan menambahkan uang Rp5.000 untuk si Mbok warung tersebut.

“Buat jajan anaknya Mbok” begitu katanya.

Dengan embel-embel uang jajan 5 ribu, pagi itu anak si Mbok berangkat ke sekeolah dengan senyum lebih lebar, ia bisa membeli dua buah roti pagi ini dan diberikannya kepada temannya yang tidak punya bekal.

Begitulah kisah bisa berlanjut. Bergulir, ibarat bola salju. Pak sopir bisa lebih senang hari itu. Bagitu juga keluarga si Mbok, sahabat si anak, keluarga mereka. Semua tertular kebahagian.

Kebahagian, ibarat juga kesusahan, bisa menular pada siapa saja disekitar kita. Kebahagian ialah sebuah pilihan. Siapakah kita menularkan kebahagian hari ini? Bisa mendapatkan itu ialah berkah, tetapi bisa memberi ialah anugerah. Semoga sisa hidup kita selalu senang dan membuat orang lain senang dengan keberadaan kita.

Hikmah

  1. Kebahagian yang sesungguhnya atau kebahagian yang hakiki terletak pada ketenangan hati seseorang
  2. Banyak orang yang berlimpah harta, tetapi kekayaan yang mereka miliki tidak sanggup mengakibatkan hati mereka tenang. Akan teapi sebaliknya, justru harta kekayaan yang mereka kumpulkan buat lalai, lupa dan sibuk untuk senantiasa mengejar kekuarangan. Hal ini alasannya ialah berapa pun harta benda dan kekayaan yang mereka miliki masih saja mereka anggap kurang.
Lihat juga

Sumber https://www.cekkembali.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Kata Kata Bijak Islami Iii -Apa Yang Kamu Cari"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel