Pengertian Riba Dan Dampaknya Dalam Kehidupan
Pengertian Riba Dan Dampaknya Dalam Kehidupan – Secara etimologi riba berarti tambahan, baik yang terdapat pada sesuatu atau perhiasan tersebut sebagai ganti terhadap sesuatu tersebut.
secara terminologi, riba ialah memeberi nilai perhiasan dalam suatu barang yang diperjualbelikan atau pinjaman secara khusus . Maksud dari perhiasan secara khusus ialah tambahan yang diharamkan oleh hokum agama Islam, baik diperoleh dengan cara penjualan, atau penukaran atau peminjaman yang berkenaan dengan benda riba.
Dalil-Dalil yang Mengharamkan Riba
Qs. Al Baqarah: 275 yang berbunyi :
الَّذِينَ يَأْكُلُونَ الرِّبَا لَا يَقُومُونَ إِلَّا كَمَا يَقُومُ الَّذِي يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطَانُ مِنَ الْمَسِّ ۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ قَالُوا إِنَّمَا الْبَيْعُ مِثْلُ الرِّبَا ۗ وَأَحَلَّ اللَّهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبَا ۚ فَمَنْ جَاءَهُ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّهِ فَانْتَهَىٰ فَلَهُ مَا سَلَفَ وَأَمْرُهُ إِلَى اللَّهِ ۖ وَمَنْ عَادَ فَأُولَٰئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
Artinya :Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak sanggup berdiri melainkan menyerupai berdirinya orang yang kemasukan syaitan karena (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, ialah disebabkan mereka berkata (berpendapat), bekerjsama jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah hingga kepadanya larangan dari Tuhannya, kemudian terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum tiba larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu ialah penghuni-penghuni neraka; mereka infinit di dalamnya.
QS. An Nisaa’: 161 yang berbunyi :
وَأَخْذِهِمُ الرِّبَا وَقَدْ نُهُوا عَنْهُ وَأَكْلِهِمْ أَمْوَالَ النَّاسِ بِالْبَاطِلِ ۚ وَأَعْتَدْنَا لِلْكَافِرِينَ مِنْهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا
Artinya :dan disebabkan mereka memakan riba, padahal bekerjsama mereka telah tidak boleh daripadanya, dan karena mereka memakan harta benda orang dengan jalan yang batil. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir di antara mereka itu siksa yang pedih.
Dampak Negatif Riba
Dampak Negatif Bagi Individu
- Riba memperlihatkan efek negatif bagi adat dan jiwa pelakunya.karena hal ini berarti pelaku riba ialah orang yang memiliki sifat kikir, dada yang sempit, berhati keras, menyembah harta, tamak akan kemewahan dunia dan tidak mempunyai kasih saying kepada sesame manusia.
- Riba merupakan akhlaq dan perbuatan orang Yahudi. Firman Allah SWT dalam: QS. An Nisaa’: 161 yang berbunyi :وَأَخْذِهِمُ الرِّبَا وَقَدْ نُهُوا عَنْهُ وَأَكْلِهِمْ أَمْوَالَ النَّاسِ بِالْبَاطِلِ ۚ وَأَعْتَدْنَا لِلْكَافِرِينَ مِنْهُمْ عَذَابًا أَلِيمًاArtinya :dan disebabkan mereka memakan riba, padahal bekerjsama mereka telah tidak boleh daripadanya, dan karena mereka memakan harta benda orang dengan jalan yang batil. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir di antara mereka itu siksa yang pedih.
- Riba merupakan adat kaum jahiliyah atau orang yang menuju kebodohan.
- Pelaku pelaku riba akan dibangkitkan pada hari final zaman kelak dalam keadaan menyerupai orang gila. Allah ta’ala berfirman: QS. Al-Baqarah: 275 yang berbunyi :الَّذِينَ يَأْكُلُونَ الرِّبَا لَا يَقُومُونَ إِلَّا كَمَا يَقُومُ الَّذِي يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطَانُ مِنَ الْمَسِّ ۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ قَالُوا إِنَّمَا الْبَيْعُ مِثْلُ الرِّبَا ۗ وَأَحَلَّ اللَّهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبَا ۚ فَمَنْ جَاءَهُ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّهِ فَانْتَهَىٰ فَلَهُ مَا سَلَفَ وَأَمْرُهُ إِلَى اللَّهِ ۖ وَمَنْ عَادَ فَأُولَٰئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَartinya :Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak sanggup berdiri melainkan menyerupai berdirinya orang yang kemasukan syaitan karena (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, ialah disebabkan mereka berkata (berpendapat), bekerjsama jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah hingga kepadanya larangan dari Tuhannya, kemudian terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum tiba larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu ialah penghuni-penghuni neraka; mereka infinit di dalamnya.
- Para pelaku riba berarti secara terbuka mengumumkan dirinya sebagai penentang Allah dan rasul-Nya .firman Allah SWT: QS. Al-Baqarah: 278-279 yang artinya :“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jikalau kau orang-orang yang beriman.Maka jikalau kau tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jikalau kau bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kau tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.”
- Memakan riba merupakan tanda akan lemahnya keyakinan dan lenyapnya takwa dalam diri pelakunya. Allah ta’ala berfirman: QS. Ali Imran: 130-132 yang artinya :“Dan tidak ada yang benci kepada agama Ibrahim, kecuali orang yang memperbodoh dirinya sendiri, dan sungguh Kami telah memilihnya di dunia dan bekerjsama dia di alam abadi benar-benar termasuk orang yang shaleh. (QS. Al-Baqarah: 130) Ketika Rabb-nya berfirman kepadanya: ‘Tunduk patuhlah!’ Ibrahim menjawab: ‘Aku tunduk patuh kepada Rabb semesta alam.’ (QS. Al-Baqarah: 131) Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya’kub. (Ibrahim berkata): “Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah menentukan agama ini bagimu, maka janganlah kau mati kecuali dalam memeluk agama Islam.” (QS. Al-Baqarah:132)
- Memakan riba mengakibatkan pelakunya menerima laknat dan dijauhkan dari rahmat Allah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun melaknat pemakan riba, yang memberi riba, juru tulisnya dan kedua saksinya, ia berkata, “Mereka semua sama saja.” (HR. Muslim: 2995)
- Setelah meninggal, pemakan riba akan di adzab dengan berenang di sungai darah sembari mulutnya dilempari dengan bebatuan sehingga dirinya tidak bisa untuk keluar dari sungai tersebut, sebagaimana yang ditunjukkan dalah hadits Samurah radliallahu ‘anhu (HR. Bukhari )
- Memakan riba merupakan salah satu perbuatan yang sanggup menghantarkan kepada kebinasaan.
- Riba merupakan perbuatan maksiat kepada Allah dan rasul-Nya. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman : QS. An Nuur: 63 yang berbunyi :لَا تَجْعَلُوا دُعَاءَ الرَّسُولِ بَيْنَكُمْ كَدُعَاءِ بَعْضِكُمْ بَعْضًا ۚ قَدْ يَعْلَمُ اللَّهُ الَّذِينَ يَتَسَلَّلُونَ مِنْكُمْ لِوَاذًا ۚ فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَنْ تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌArtinya :Janganlah kau jadikan panggilan Rasul diantara kau menyerupai panggilan sebahagian kau kepada sebahagian (yang lain). Sesungguhnya Allah telah mengetahui orang-orang yang berangsur-angsur pergi di antara kau dengan berlindung (kepada kawannya), maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih.
- Pemakan riba diancam dengan neraka jikalau tidak bertaubat. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman: QS. Al Baqarah: 275 yang berbunyi : الَّذِينَ يَأْكُلُونَ الرِّبَا لَا يَقُومُونَ إِلَّا كَمَا يَقُومُ الَّذِي يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطَانُ مِنَ الْمَسِّ ۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ قَالُوا إِنَّمَا الْبَيْعُ مِثْلُ الرِّبَا ۗ وَأَحَلَّ اللَّهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبَا ۚ فَمَنْ جَاءَهُ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّهِ فَانْتَهَىٰ فَلَهُ مَا سَلَفَ وَأَمْرُهُ إِلَى اللَّهِ ۖ وَمَنْ عَادَ فَأُولَٰئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَArtinya :Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak sanggup berdiri melainkan menyerupai berdirinya orang yang kemasukan syaitan karena (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, ialah disebabkan mereka berkata (berpendapat), bekerjsama jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah hingga kepadanya larangan dari Tuhannya, kemudian terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum tiba larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu ialah penghuni-penghuni neraka; mereka infinit di dalamnya.
- Allah tidak akan mendapatkan sedekah yang diperoleh dari riba, karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
- Do’a seorang pemakan riba tidak akan terkabul.
- Para pelaku mengerjakan dan memakan hasil riba mengakibatkan hati membatu dan memasukkan “ar raan” ke dalam hati. Allah ta’ala berfirman firman allah : QS. Al Muthaffifin: 14 yang berbunyi : كَلَّا ۖ بَلْ ۜ رَانَ عَلٰى قُلُوبِهِمْ مَّا كَانُوا يَكْسِبُونَArtinya :Sekali-kali tidak! Bahkan apa yang mereka kerjakan itu telah menutupi hati mereka,
- Memakan riba ialah bentuk kezhaliman dan kezhaliman merupakan kegelapan di hari kiamat. Allah ta’ala berfirman, QS. Ibrahim: 42-43 yang berbunyi : *وَلَا تَحْسَبَنَّ اللَّهَ غَافِلًا عَمَّا يَعْمَلُ الظَّالِمُونَ ۚ إِنَّمَا يُؤَخِّرُهُمْ لِيَوْمٍ تَشْخَصُ فِيهِ الْأَبْصَارُ*مُهْطِعِينَ مُقْنِعِي رُءُوسِهِمْ لَا يَرْتَدُّ إِلَيْهِمْ طَرْفُهُمْ ۖ وَأَفْئِدَتُهُمْ هَوَاءٌArtinya :Dan janganlah sekali-kali kau (Muhammad) mengira, bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zalim. Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepada mereka hingga hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak,(42)
mereka tiba bergegas-gegas memenuhi panggilan dengan mangangkat kepalanya, sedang mata mereka tidak berkedip-kedip dan hati mereka kosong.(43)
- Pelaku riba biasanya jarang melaksanakan banyak sekali kebajikan, karena dirinya tidak memperlihatkan pinjaman dengan cara yang baik, tidak memperhatikan orang yang kesulitan, tidak pula meringankan kesulitannya bahkan dirinya mempersulit dengan pemberian pinjaman yang disertai perhiasan bunga.
- Riba melunturkan rasa simpati dan kasih sayang dari diri seseorang. Karena seorang rentenir tidak akan ragu untuk mengambil seluruh harta orang yang berhutang kepadanya.
Dampak Negatif Bagi Masyarakat dan Perekonomian
- Riba menimbulkan permusuhan dan kebencian antar individu dan masyarakat serta menumbuhkembangkan fitnah dan terputusnya jalinan persaudaraan.
- Masyarakat yang berinteraksi dengan riba ialah masyarakat yang miskin, tidak mempunyai rasa simpatik. Mereka tidak akan saling tolong menolong dan membantu sesama insan kecuali ada maksud tertentu yang tersembunyi di balik derma yang mereka berikan sehingga mereka tidak pernah mau rugi. Masyarakat menyerupai ini tidak akan pernah mencicipi kesejahteraan dan ketenangan. Bahkan kekacauan dan kesenjangan akan senantiasa terjadi di setiap saat.
- Perbuatan riba mengarahkan ekonomi ke arah yang menyimpang dan hal tersebut mengakibatkan ishraf (pemborosan).
- Riba mengakibatkan harta kaum muslimin berada dalam genggaman musuh dan hal ini salah satu petaka terbesar yang menimpa kaum muslimin. Karena, mereka telah menitipkan sebagian besar harta mereka kepada bank-bank ribawi yang terletak di banyak sekali negara kafir. Hal ini akan melunturkan dan menghilangkan sifat giat dan kerajinan dari kaum muslimin serta membantu kaum kuffar atau pelaku riba dalam melemahkan kaum muslimin dan mengambil manfaat dari harta mereka.
- Tersebarnya riba merupakan “pernyataan tidak langsung” dari suatu kaum bahwa mereka berhak dan layak untuk mendapatkan adzab dari Allah ta’ala.
- Riba merupakan mediator untuk menjajah negeri Islam,
- Memakan riba merupakan alasannya ialah yang akan menghalangi suatu masyarakat dari banyak sekali kebaikan. Allah ta’ala berfirman, QS. An Nisaa’: 160-161 yang berbunyi:فَبِظُلْمٍ مِنَ الَّذِينَ هَادُوا حَرَّمْنَا عَلَيْهِمْ طَيِّبَاتٍ أُحِلَّتْ لَهُمْ وَبِصَدِّهِمْ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ كَثِيرًاوَأَخْذِهِمُ الرِّبَا وَقَدْ نُهُوا عَنْهُ وَأَكْلِهِمْ أَمْوَالَ النَّاسِ بِالْبَاطِلِ ۚ وَأَعْتَدْنَا لِلْكَافِرِينَ مِنْهُمْ عَذَابًا أَلِيمًاArtinya :Maka disebabkan kezaliman orang-orang Yahudi, kami haramkan atas (memakan makanan) yang baik-baik (yang dahulunya) dihalalkan bagi mereka, dan karena mereka banyak menghalangi (manusia) dari jalan Allah*,dan disebabkan mereka memakan riba, padahal bekerjsama mereka telah tidak boleh daripadanya, dan karena mereka memakan harta benda orang dengan jalan yang batil. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir di antara mereka itu siksa yang pedih.*
- Menjamurnya praktek riba ialah bukti rendahnya rasa simpatik dan tolong menolong antara sesama muslim, sehingga seorang muslim yang sedang mengalami kesulitan dan membutuhkan lebih dengan terpaksa pergi ke forum keuangan yang menjalankan praktek riba karena sulit menemukan saudara seiman yang sanggup membantunya.
- Maraknya praktek riba juga memperlihatkan semakin tingginya gaya hidup konsumtif dan kapitalis di kalangan kaum muslimin, mengingat tidak sedikit kaum muslimin yang terjerat dengan hutang ribawi disebabkan menuruti hawa nafsu mereka untuk mendapatkan kebutuhan yang tidak mendesak.
Demikianlah artikel kami wacana Pengertian Riba Dan Dampaknya Dalam Kehidupan. Semoga bermanfaat bagi kami dan kaum muslimin sekalian. Semoga Allah yang maha baik dan maha kaya menolong kaum muslimin untuk terlepas dari jeratan riba. Amin. Semoga bermanfaat dan terimakasih.
Baca juga :
- Pengertian Dan Fungsi Iman Kepada Rasul Allah SWT
- Pengertian Iblis, Setan Dan Tugasnya
- Pengertian Iman Kepada Hari Kiamat
0 Response to "Pengertian Riba Dan Dampaknya Dalam Kehidupan"
Posting Komentar