-->

iklan banner

✔ Pengertian Risiko Keuangan

                           
A. Latar Belakang
Sistem keuangan memegang peranan yang sangat penting dalam perekonomian seiring dengan fungsinya untuk menyalurkan dana dari pihak yang mempunyai dana (surplus of funds) kepada pihak-pihak yang membutuhkan dana (lack of funds).2 Apabila sistem keuangan tidak bekerja dengan baik maka perekonomian menjadi tidak efisien dan pertumbuhan ekonomi yang dibutuhkan tidak akan tercapai. Oleh lantaran itu kesinambungan pelaksanaan pembangunan nasional sangat dipengaruhi oleh kestabilan dan kekuatan sistem keuangan.
Pertumbuhan jasa manajemen risiko yang cepat memperlihatkan bahwa manajemen sanggup meningkatkan nilai perusahaan dengan mengendalikan risiko keuangan. Jika nilai perusahaan menyamai nilai kini arus kas masa depannya, manajemen potensi risiko yang aktif sanggup dibenarkan dengan beberapa alasan.
Pertama, manajemen eksposur membantu dalam menstabilkan ekspektasi arus kas perusahaan. Aliran kas yang lebih stabil sanggup meminimalkan kejutan keuntungan sehingga meningkatkannilai kini ekspektasi arus kas. Manajemen eksposur yang aktif memungkinkan perusahaan untuk berkonsentrasi pada risiko bisnisnya yang utama.
Para pemberi pinjaman, karyawan dan pelanggan juga memperoleh manfaat dari manajemen eksposur. Akhirnya lantaran kerugian yang ditimbulkan oleh risiko harga dan suku bunga tertentu dialihkan kepada pelanggan dalam bentuk harga yang lebih tinggi, manajemen eksposur membatasi resiko yang dihadapi oleh konsumen. 
B.    Pengertian Risiko Keuangan
Resiko keuangan yakni segala macam resiko yang berkaitan dengan keuangan, biasanya diperbandingkan dengan resiko non keuangan, ibarat resiko operasional. Jenis resiko keuangan contohnya yakni resiko nilai tukar, resiko suku bunga, dan resiko likuiditas.
Resiko keuangan yakni resiko yang timbul akhir ketidakpastian sasaran keuangan sebuah perjuangan atau ukuran keuangan usaha. Target keuangan perjuangan yakni besaran sasaran yang ditetapkan oleh wirausaha dalam kurun waktu tertentu. Sedangkan ukuran keuangan perjuangan yakni kondisi keuangan perjuangan yang bisa berupa arus kas, keuntungan usaha, dan pertumbuhan klarifikasi (Bramantyo Djohamputera).

C.     Tujuan Manajemen Risiko Keuangan
Tujuan utama manajemenrisiko keuangan yakni untuk meminimalkan potensi kerugian yang timbul dari perubahan tak terduga dalam harga mata uang, kredit, komoditas dan ekuitas. Risiko volatilitas harga yang dihadapi ini dikenal sebagai risiko pasar.
Para pelaku pasar cenderung tidak berani mengambil risiko. Perantara jasa keuangan dan pencipta pasar memperlihatkan respons dengan membuat produk keuangan yang memungkinkan seorang pelaku pasa untuk mengalihkan risiko perubahan harga tak terduga kepada orang lain-pihak lawan.
Risiko pasar terdapat dalam banyak sekali bentuk, risiko-risiko lainnya :
-  Risiko likuiditas timbul lantaran tidak semua produk manajemen risiko keuangan sanggup diperdagangkan secara bebas. Pasar yang sangat tidak likuid ini contohnya real estate dan saham dengan kapasitas kecil
-        Diskontinuitas pasar mengacu pada risiko bahwa pasar tidak selalu menimbulkan perubahan harga secara bertahan, kejatuhan pasar saham pada tahun 2000 merupakan suatu tumpuan kasus.
-          Risiko kredit merupakan kemungkinan bahwa pihak lawan dalam kontrak manajemen risiko tidak sanggup memenuhi kewajibannya. Sebagai tumpuan pihak lawan yang menyepakati penukaran euro Prancis menjadi dolar Kanada mungkin gagal untuk menyerahkan euro pada tanggal yang dijanjikan.
-       Risiko regulasi yakni risiko yang timbul lantaran pihak otomatis public melarang penggunaan     suatu produk keuangan untuk tujuan tertentu. Sebagai tumpuan bursa imbas Kuala lumpur tidak mengizinkan penggunaan short sales sebagai alat lindung nilai terhadap penurunan harga ekuitas.
-      Risiko pajak merupakan risiko bahwa transaksi lindung nilai tidak sanggup memperoleh perlakuan pajak yang diinginkan. Sebagai contoh, perlakuan kerugian valuta gila sebagai keuntungan modal ketika keuntungan disukai.
-     Risiko akuntansi yakni peluang bahwa suatu transaksi lindung nilai tidak sanggup dicatat sebagai kepingan dari transaksi yang hendak dilindung nilai. Contohnya yakni ketika keuntungan atas lindung nilai terhadap komitmen pembelian diperlakukan sebagai “laba lain-lain” dan bukan sebagai pengurang biaya pembelian.
Pentingnya Manajemen Resiko Keuangan :
a.       Pertumbuhan jasa manajemen resiko yang cepat mengambarkan bahwa manajemen sanggup                   meningkatkan nilai perusahaan dengan mengendalikan resiko keuangan.
b.      Adanya keinginan yang besar dari investor pihak-pihak berkepentingan lainya, semoga manajer             keuangan bisa mengidentifikasikan dan mengelola resiko pasar yang dihadapi secara aktif.
Jika nilai perusahaan menyamai nilai kini arus kas masa depannya, manajemen potensial resiko yang aktif sanggup dibenarkan dengan beberapa alasan :
1.      Manajemen eksposur membantu dalam menstabilkan ekspetasi arus kas perusahaan. Aliran arus kas yang stabil sanggup meminimalkan kejutan laba, sehingga meningkatkan nilai kini ekspektasi arus kas. Laba yang stabil juga mengurangi kemungkinan resiko gagal bayar dan kebangkrutan atau resiko bahwa keuntungan mungkin tidak sanggup menutupi pembayaran jasa utang kontraktual.
2.      Manajemen eksposur yang aktif memungkinkan perushaan untuk berkonsentrasi pada resiko bisnisnya yang utama. Dengan demikian, suatu perusahaan manufaktur sanggup melaksanakan lindung nilai resiko suku bunga dan mata uang dan berkonsentrasi pada prosuksi dan pemasaran.
3.      Para pemberi pinjaman, karyawan dan pelanggan juga memperoleh manfaat dari manajemen eksposur. Pemberi pinjaman umumnya mempunyai toleransi resiko yang lebih rendah dibandingkan dengan pemegang saham, sehingga membatasi eksposur perusahaan untuk menyeimbangkan kepentingan pemegang saham dan pemegang obligasi. Produk derivative juga memungkinkan dana pensiun yang dikelolah pemberi kerja memperoleh imbalan yang lebih tinggi dengan memberi kesempatan untuk berinvestasi dalam instrumen tertentu tanpa harus membeli atau menjual instrument terkait secara nyata. Akhirnya, lantaran kerugian yang ditimbulkan oleh resiko harga dan suku bunga tertentu dialihkan kepada pelanggan dalam bentuk harga yang lebih tinggi, manajemen eksposur membatasi resiko yang dihadapi oleh konsumen.

a.      Resiko nilai tukar
Resiko nilai tukar atau resiko mata uang yakni suatu bentuk resiko yang muncul lantaran perubahan nilai tukar suatu mata uang terhadap mata uang yang lain. Suatu perusahaan atau pemodal yang mempunyai aktiva atau operasi bisnis lintas Negara akan memperoleh risiko ini jikalau tidak menerapkan lindung nilai (hedging).
Resiko nilai tukar yang terkait dengan instrument mata uang gila penting dalam investasi asing. Resiko ini muncul lantaran perbedaan kebijakan moneter dan pertumbuhan produktivitas nyata, yang akan mengakibatkan perbedaan laju inflasi.

b.      Resiko suku bunga
Resiko suku bunga yakni resiko yang timbul lantaran nilai relative aktiva berbunga, ibarat pinjaman atau obligasi, akan memburuk lantaran peningkatan suku bunga. Secara umum, jikalau suku bunga meningkat, harga obligasi berbunga tetap akan turun, demikian juga sebaliknya. Resiko suku bunga umumnya diukur dengan jangka waktu obligasi, teknik paling renta yang kini dipakai untuk mengelola resiko suku bunga. Pengelolaan harta dan kewajiban adalah suatu nama umum yang dipakai untuk rangkaian lengkap teknik-teknik yang dipakai untuk mengelola resiko dalam suatu kerangka kerja manajemen resiko perusahaan.

c.       Resiko likuiditas
Resiko likuiditas yakni resiko yang muncul jikalau suatu pihak tidak sanggup membayar kewajibannya yang jatuh tempo secara tunai meskipun pihak tersebut mempunyai asset yang cukup bernilai untuk melunasi kewajibannya, tapi ketika asset tersebut dikatakan tidak likuid.
Hal ini bisa terjadi jikalau pihak pengutang tidak sanggup menjual hartanya lantaran tidak adanya pihak lain di pasar yang berminat membelinya; hal ini berbeda dengan penurunan drastis harga aktiva, lantaran pada masalah penurunan harga, pasar beropini bahwa aktiva tersebut tak bernilai. Tidak adanya pihak yang berminat menukar aktiva kemungkinan hanya disebabkan lantaran kesulitan mempertemukan kedua belah pihak. Karenanya, resiko likuiditas biasanya lebih besar kemungkinan terjadi pada pasar yang gres tumbuh atau bervolume kecil.
Resiko likuiditas merupakan suatu resiko keuangan lantaran adanya ketidakpastian likuiditas. Suatu forum sanggup berkurang likuiditasnya jikalau peringkat kreditnya turun, mengalami pengeluaran kas yang tak terduga, atau insiden lainnya yang mengakibatkan pihak lain menghindari transaksi atau memperlihatkan pinjaman ke forum tersebut, suatu perusahaan juga sanggup terpapar terhadap resiko likuiditas jikalau pasar yanga diiuktinya mengalami penurunan likuiditas.
Beberapa alasannya yakni yang melatar belakangi terjadinya risiko likuiditas pada perusahaan, yaitu :
a.     Utang perusahaan yang berada pada posisi extreme leverage. yang artinya utang perusahaan sudah berada dalam kategori yang membahayakan perusahaan itu sendiri.
b.    Jumlah utang dan banyak sekali tagihan yang tiba ketika jatuh tempo sudah begitu besar, baik utang diperbankan, leasing, kawan bisnis, utang dagang, baik utang diperbankan, leasing, kawan bisnis, utang dagang, utang dalam bentuk bunga obligasi yang sudah jatuh tempo harus secepatnya dibayar, dan banyak sekali bentuk tagihan lainnya.
c.       Perusahaan telah melaksanakan kebijakan taktik yang salah sehingga memberi dampak pada kerugian yang bersifat jangka pendek dan panjang.
d.      Kepemilikan asset perusahaan tidak lagi mencukupi untuk menstabilkan perusahaan, yaitu sudah terlalu banyak asset yang dijual sehingga jikalau asset yang tersisa tersebut masih ingin dijual maka itu tidak mencukupi untuk menstabilkan perusahaan.
e.   Penjualan dan hasil keuntungan yang diperoleh yakni terjadi penurunan yang sistematis serta fluktuatif, jikalau penjualan dan keuntungan diperoleh bersifat fluktuatif, maka artinya perusahaan harus melaksanakan perubahan konsep sebelum terlambat. Karena jikalau keterlambatan akan mengakibatkan perusahaan memperoleh profit secara fluktuatif, sementara kondisi profit yang baik yakni yang bersifat “konstan bertumbuh”. Konstan bertumbuh artinya penjualan dan keuntungan perusahaan mengalami pertumbuhan yang stabil dari waktu ke waktu tanpa mengalami fluktuatif yang membahayakan.
Jenis – Jenis Resiko Keuangan Menurut Bramantyo Djohamputera
a.       Resiko likuiditas.
Resiko likuiditas yakni ketidakpastian atau kemungkinan perusahan tidak sanggup memenuhi kewajiban jangka pendek atau pengeluaran tak terduga. Resiko ini terjadi bila perusahaan kekurangan yang tunai, lantaran semua modal berbentuk : surat berharga, bangunan, dll. Resiko ini menimbulkan kebangkrutan bagi usaha.

Baca Juga

b.      Resiko kredit
Resiko kredit yakni resiko bahwa pembeli secara kredit tidak bisa membayar hutang dan memenuhi kewajiban ibarat yang tertuang dalam kesepakatan.
Risiko kredit atau sering pula disebut dengan default risk merupakan suatu risiko akhir kegagalan atau ketidakmampuan nasabah mengembalikan jumlah pinjaman yang diterima dari bank beserta bunganya dengan sesuai jangka waktu yang telah ditentukan.

Dalam menelaah faktor-faktor yang mempengaruhi risiko kredit pada suatu bank dapat dilihat yaitu:
a.      Lingkungan kredit, lingkungan kredit yang kurang memadai akan mengakibatkan tingginya resiko kredit yang ditanggung oleh bank tersebut, contohnya semakin tinggi suku bunga yang diterapkan suatu bank terhadap kredit yang diberikan maka akan semakin tinggi tingkat risiko yang dihadapi dengan kata lain akan semakin tinggi tingkat counterparty dari nasabah bank tersebut.
Dalam lingkungan kredit ini, itikad baik serta kemampuan pegawai/pejabat bank sangat mempengaruhi risiko kredit yang dihadapi oleh suatu bank dimana jikalau pegawai/pejabat suatu bank tidak mempunyai itikad baik atau tidak mempunyai kemampuan dalam menanggulangi permasalahan perkreditan maka tingkat risiko kredit yang dihadapi bank tersebut akan semakin besar dan begitu pula sebaliknya.
b.   Kebijakan dan Prosedur Pemberian Kredit Dalam hal kebijakan dan mekanisme kontribusi kredit terdapat beberapa hal yang sanggup mempengaruhi risiko kredit yaitu:
1)      Perencanaan kredit 
2)      Persetujuan kredit 
3)      Pengkajian ulang kredit 
4)      Pengadministrasian file kredit

c.       Pertumbuhan ekonomi
         Pertumbuhan ekonomi suatu negara akan sangat kuat terhadap tingkat risiko kredit yang dihadapi oleh bank, dimana dengan menurunnya pertumbuhan ekonomi suatu negara akan mengakibatkan penurunan pendapatan perusahaan yang menjadi nasabah debitur. Dengan menurunnya tingkat pendapatan tersebut akan mengakibatkan nasabah tidak akan bisa mengembalikan pinjaman yang diberikan bank.
c.       Resiko permodalan
Resiko permodalan yakni resiko yang dihadapi wirausaha berupa kemungkinan tidak bisa menutupi kerugian. Misalkan : jikalau wirausaha meminjam uang untuk meningkatkan kinerjanya. Tetapi tidak bisa mengembalikan uang tersebut.

d.      Resiko Pasar
Resiko pasar berkaitan dengan potensi penyimpanan hasil keuangan lantaran pergerakan variable pasar selama periode likuidasi dan harus melaksanakan pembiasaan dengan pasar.
Risiko pasar secara umum ada 2 bentuk yaitu :
a.       General market risk (risiko pasar secara umum)
General market risk disebabkan oleh suatu kebijakan yang dilakukan oleh forum terkait yang mana kebijakan tersebut bisa memberi dampak bagi seluruh sektor bisnis. Contohnya pada ketika bank sentral suatu negara melaksanakan kebijakan tight money policy (kebijakan uang ketat) dengan banyak sekali instrumennya ibarat menaikkan suku bunga BI rate. Dimana kebijakan menaikkan BI rate ini akan membawa dampak secara menyeluruh pada seluruh sektor bisnis yang berafiliasi dengan interest rate related (berbagai instrument yang berafiliasi dengan suku bunga). Bahwa salah satu pihak yang paling urgen dianggap pribadi berafiliasi akrab dengan interest rate related instrument yakni perbankan. Dengan begitu mereka mengambil kredit dan mendepositokan sejumlah uangnya ke bank.
b.      Specific Market Risk (Risiko Pasar Secara Spesifik)
Specific market risk adalah suatu bentuk risiko yang hanya dialami secara khusus pada satu sektor atau sebagian bisnis saja tanpa bersifat menyeluruh. Contohnya : Produk yang terjual oleh suatu perusahaan dianggap mengandung materi yang berbahaya atau bersifat haram. Contoh suatu produk makanan yang mengandung lemak babi. Secara Islam makanan yang mengandung lemak babi haram hukumnya. Ketika hal itu diekspose oleh media massa baik cetak maupun elektronik akan mengakibatkan terjadinya penurunan drastic pada penjualan produk perusahaan yang kuat pada penurunan keuntungan perusahaan.

D.    Peranan Akuntansi
Akuntan manajemen membantu dalam mengidentifikasi eksposur pasar, mengkuantifikasi keseimbangan yang terkait dengan taktik respons risiko alternative, mengukur potensial yang dihadapi perusahaan terhadap risiko tertentu, mencatat produk lindung nilai tertentu dan mengevaluasi efektifitas jadwal lindung nilai.
       a.      Identifikasi Risiko Pasar
Kerangka dasar yang bermanfaat untuk mengidentifikasi banyak sekali jenis risiko market yang berpotensi sanggup disebut sebagai pemetaan risiko. Kerangka ini diawali dengan pengamatan atas hubungan banyak sekali risiko pasar terhadap pemicu nilai suatu perusahaan dan pesaingnya. Dan biasanya disebut sebagai kubus pemetaan risiko. Istilah pemicu nilai mengacu pada kondisi keuangan dan pos-pos kinerja operasi keuangan utama yang mempengaruhi nilai suatu perusahaan. Risiko pasar meliputi risiko kurs valuta gila dan suku bunga, serta harga komoditas dan ekuitas. Dimensi ketiga dari kubus pemetaan risiko, melihat kemungkinan hubungan antara risiko pasar dan pemicu nilai untuk masing-masing pesaing utama perusahaan
b.  Menguantifikasi Penyeimbang
Peran lain yang dimainkan oleh para akuntan dalam proses manajemen risiko meliputi proses kuantifikasi penyeimbang yang berkaitan dengan alternative taktik respons risiko. Akuntan harus mengukur manfaat dari lindung nilai dan dibandingkan dengan biaya plus biaya kesempatan berupa keuntungan yang hilang dan berasal dari spekulasi pergerakan pasar
cManajemen Risiko di Dunia Dengan Kurs Mengambang
Risiko kurs valuta gila (valas) yakni salah satu bentuk risiko yang paling umum dan akan dihadapi oleh perusahaan multinasional. Dalam dunia kurs mengambang, manajemen risiko meliputi :
a)      Antisipasi pergerakan kurs
b)      Pengukuran risiko kurs valuta gila yang dihadapi perusahaan
c)      Perancangan taktik proteksi yang memadai, dan
d)     Pembuatan pengendalian manajemen risiko internal

a)      Peramalan atas Perubahan Kurs
Informasi yang sering kali dipakai dalam membuat peramalan kurs yaitu depresiasi mata uang berkaitan dengan perubahan dalam faktor-faktor berikut ini :
-          Perbedaan inflasi (inflation differential), kebijakan moneter (monetary policy)
-          Neraca perdagangan (balance of trade)
-          Neraca pembayaran (balance of payment)
-          Cadangan moneter dan kapasitas utang luar negeri (international monetary reserve and debt capacity)
-          Anggaran nasional (national budget)
-          Kurs forward (forward exchange quotations)
-          Kurs tidak resmi (inofficial rates)
-          Perilaku mata uang terkait (behavior of related currencies)
-          Perbedaan suku bunga (interest rate differentials)
-          Harga opsi ekuitas luar negeri (foreign equity options prices)

b)      Manajemen Potensi Risiko
Menyusun struktur permasalahan perusahaan untuk meminimalkan dampak jelek kurs memerlukan informasi mengenai potensi terhadap risiko valas yang dihadapi. Potensi terhadap risiko valas timbul apabila perubahan kurs valas juga mengubah nilai aktiva bersih, keuntungan dan arus kas suatu perusahaan. Pengukuran akuntansi tradisional terhadap potensi risiko valas ini berpusat pada dua jenis potensi risiko : translasi dan transaksi.
a.       Potensi Risiko Translasi
Potensi risiko translasi mengukur dampak perubahan kurs valas terhadap nilai ekuivalen mata uang domestic atas aktiva dan kewajiban dalam mata uang gila yang dimiliki oleh perusahaan. Sebagai contoh, sebuah induk perusahaan AS yang mengoperasikan anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya di Ekuador (dengan mata uang fungsional dolar AS) mengalami perubahan nilai dolar atas aktiva moneter higienis di ekuador jikalau nilai tukar AS mengalami perubahan relative terhadap dolar. Aktiva atau kewajiban dalam mata uang gila menghadapi potensi risiko kurs jikalau suatu perubahan dalam kurs mengakibatkan nilai ekuivalen dalam mata uang induk perusahaan berubah.
Kelebihan antara aktiva terpapar risiko dengan kewajiban terpapar (yaitu pos-pos dalam mata uang gila yang ditranslasikan menurut kurs ini) mengakibatkan timbulnya posisi aktiva terpapar bersih. Potensi ini disebut potensi risiko positif. Devaluasi mata uang gila relative terhadap mata uang pelaporan menimbulkan kerugian translasi. Revaluasi mata uang gila menghasilkan keuntungan translasi. Sebaliknya, jikalau perusahaan mempunyai posisi kewajiban terpapar higienis atau potensi risiko negative apabila kewajiban terpapar melebihi aktiva terpapar. Devaluasi mata uang asing mengakibatkan kerugian translasi.

b.      Potensi Risiko Transaksi
Potensi risiko transaksi berkaitan dengan keuntungan dan kerugian nilai tukar valuta asing. Tidak ibarat keuntungan dan kerugian translasi, keuntungan dan kerugian transaksi mempunyai dampak pribadi terhadap arus kas.
Kontrol terpusat terhadap keseluruhan potensi risiko mata uang suatu perusahaan masih dimungkinkan. Agar terlaksana, masing-masing perusahaan afiliasi luar negeri harus mengirimkan laporan potensi risiko multi mata uang kepada kantor pusat perusahaan secara terus-menerus. Sekali potensi risiko telah digabungkan menurut mata uang dan negara, perusahaan sanggup melaksanakan kebijakan lindung nilai terkoordinasi secara terpusat untuk menghilangkan kerugian potensial.
E.     Lindung Nilai Investasi Bersih Dalam Operasi Luar Negeri
Kapan saja sebuah anak perusahaan luar negeri yang mempunyai posisi aktiva higienis terpapar hendak dikonsolidasikan dengan induk perusahaan, maka akan timbul kerugian translasi jikalau nilai uang gila mengalami penurunan relative terhadap mata uang induk perusahaan. Kerugian translasi juga terjadi jikalau anak perusahaan luar negeri mempunyai posisi kewajiban higienis terpapar dan nilai mata uang gila meningkat relative terhadap mata uang induk perusahaan. Salah satu cara untuk meminimalkan kerugian ini yakni dengan membeli kontrak forward. Strategi ini berarti memakai keuntungan transaksi yang direalisasikan dari kontrak forward untuk mengimbangi kerugian translasi.

F.     Berspekulasi Dalam Mata Uang Asing
Peluang untuk meningkatkan keuntungan dilaporkan dengan memakai kontrak forward dan opsi dalam pasar valas. Kontrak forward yang dibeli untuk spekulasi pada awalnya dicatat sebesar kurs forward (kurs forward merupakan indikator kurs spot yang terbaik yang berlaku jikalau kontrak telah jatuh tempo). Keuntungan dan kerugian translasi yang diakui sebelum penyelesaian bergantung antara kurs forward dan kurs yang tersedia untuk periode kontrak yang tersisa.
Kesulitan dalam pengukuran nilai masuk akal dan perubahan dalam nilai instrument lindung nilai terjadi apabila derivatif kuangan tidak diperdagangkan secara aktif.  Sebagai tumpuan pengukuran keuntungan atau kerugian yang berkaitan dengan kontrak opsi akan bergantung pada apakah opsi tersebut diperdagangkan pada suatu bursa imbas utama atau diluar bursa imbas utama. Penilaian opsi sanggup dengan gampang dilakukan jikalau opsi dicatat pada sebuah bursa imbas utama.

P E N U T U P
Kesimpulan
a.  Resikokeuangan yakni segala macam resiko yang berkaitan dengan keuangan, biasanya diperbandingkan dengan resiko non keuangan, ibarat resiko operasional. Jenis resiko keuangan contohnya yakni resiko nilai tukar, resiko suku bunga, dan resiko likuiditas.
Resiko keuangan yakni resiko yang timbul akhir ketidak pastian sasaran keuangan sebuah perjuangan atau ukuran keuangan usaha.
b.      Tujuan utama manajemen risiko keuangan yakni untuk meminimalkan potensi kerugian yang timbul dari prubahan tak terduga dalam harga mata uang, kredit, komoditas dan ekuitas. Risiko volatilitas harga yang dihadapi ini dikenal sebagai risiko pasar.
c.       Jenis – Jenis Resiko Keuangan

-          Resiko nilai tukar
-          Resiko suku bunga
-          Resiko likuiditas
-          Resiko kredit
-          Resiko permodalan
-          Resiko Pasar
d.      Peranan Akuntansi
-          Identifikasi Risiko Pasar
-          Menguantifikasi Penyeimbang
-          Manajemen Risiko di Dunia Dengan Kurs Mengambang

DAFTAR PUSTAKA
http:///www.google. Risiko Keuangan.


  

Sumber http://adnantandzil.blogspot.com

Related Posts

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "✔ Pengertian Risiko Keuangan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel